Jumat, 14 Mei 2010

SEJARAH RINGKAS IMAM SYAFI’I RAHIMAHULLAH

TAHUN DAN TEMPAT
Nama asli dari imam syafi’i adalah Muhammad bin idris gelar beliau Abu Abdillah
Orang arab kalau menuliskan nama biasanya menduhulukan gelar dari nama, sehingga berbunyi: Abu abdillah muhammad bin idris. Beliau lahir di gazza, bahagian selatan dari pelestina pada tahun 150 H, pertengahan abad kedua hujrah.
Ada ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir di asqalan tetapi kedua perkataan ini tidak berbeda karena gazza dahulunya adalah daerah asqalan
Kampung halaman imam safi’I Rhl. Bukan di gazza pelestina tetapi di mekkkah (hijaz) dahulunya ibu bapak beliau datang ke gazza untu suatu keperluan dan tidak lama beliau setelah itu lahir.
Ketika beliau masih kecil bapaknya meniggal di gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang hanya di bela oleh ibunya saja
Sejarah telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran imam syafi’i Rhl yaitu
1, sewaktu imam syafi’i dalam kandungan ibunya bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi daerah sekitarnya
Ahli mimpi mentakbirkan bahwa ia akan melahirkan seoarang putra yang ilmunya akan meliputi seluruh jagat.
Sekarang menjadi kenyataan bahwa ilmu imam syafi’i ,Rhl memang memenuhi dunia bukan saja di tanah arab di timur tengah dan afrika tetapi juga sampai ketimur jauh ke indonesia, Thaland philipina dan lain-lain
2,sepanjang sejarah pada pada hari imam syafi’i Rhl dilahirkan itu meniggal dua orang ulama besar, seorang di bagdad (IRAQ) yaitu imam abu hanifah Nu’man bin thasabit( beliau adalah pembagun mazhab Hanafi) dan seorang lagi di mekkah imam ibnu jueret al-makky mufti huijaz ketuka itu.
Kata orang dalam ilmu firasat hal ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang lahir ini akan menggantikan yang meningal dalam ilmu dan kepintaranya, memang pirasat itu ahkirnya terbukti dalam kenyataan.
NENEK MONYANG IMAM SYAFI’I
Nenek monyang imam syafi’i Rhl adalah muhammad idris, bin abbas bin ustman,bin syafi’i bin saib Abu yazitd bin hasyim bin abdul muthalib bin abdul manaf bin qushai.
Abdul manaf bin qushai menjadi nenek yang kesembilan dari imam syafi’i Rhl adalah abdul manaf bin qushai nenek yang ke empat dari nabi muhammad.
Nenek monyang nabi muhammad Saw sebagai yang telah di maklumi adalah muhammad bin abdullah bin addul muthalib, bin hasyim, bin abdul manaf, bin quhsai bin khilab, bin marah bin,kaab bin luai bin Ghalib bin fihir bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah, bin iliyas bin ma’ad, bin Adnan, sampai kepada nabi ismail dan nabi ibrahim Alahima salam,
teranglah dalam silsilah ini bahwa imam syafi’i Rhl senenek monyang dengan nabi muhammad.
Adapun dari fihak ibu: fathimah binti abdullah bin hasan bin husein bin ali bin abi thalib Rda.
Ibu imam syafi’i Rhl adalah cucu dari cucu saidina ali ali bin abi thalib menantu sahabat nabi dan khalifah iv yang terkenal
Sepanjang sejarah di ketemukan, bahwa saibb in abu yazit nenek imam syafi’i yang kelima 5 adalah shabat nabi muhammad saw.
Jadi baik di pandang dari segi keturan darah maupun di pandang dari keturunan ilmu maka imam syafi’i Rhl, yang kita bicarakan ini adalah kharib kerabat dari nabi muhammad SAW.
Gelar imam syafi’i dari imam syafi’i Rhl di ambi dari neneknya yang ke empat yaitu syafi’i bin saib.
KEMBALI KEMEKKAH AL-MUKARRAH
Setelah usai imam syafi’i Rhl 2 tahun ia di bawa ibunya kembali ke mekkah al-mukkaramah yaitu kampung halaman beliau dan tiggal di mekkah sampai 20 tahun yakni sampai tahun 170 H.
Dalam angka 20 ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam catatan sejarah ada yang mengatakan sampai usia 20 tahun dan ada pula yang mengatakan sampai 22 tahun
Tetapi penulis buku ini sudah memperhatikan dari bermacam-macam segi agak condong berpendapat bahwa imam syafi’i Rhl tinggal di mekkah sampai 20 tahun dan sesudah itu pindah ke madinah al-munawarah
Perbedaan angka ini tidak prinsipil yang terang beliau tiggal di mekkah di waktu kecil dan setelah muda remaja pindah ke madinah
Selama beliau di mekkah. Imam syafi’i Rhl berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, khusus yang bertalian dengan agama islam sesuai dengan ke biasaan anak-anak kaum muslimin pada ketika itu
Sebagai di maklumi bahwa dalam sejarah pada abad 1 dan 11 tahun hijrah, umat islam boleh dikatakan dalam masa keemasan sejang memuncak membumbung tinggi, agama islam sudah teriar luas, kebarat sampai kemaroko dan spayol ke timur sampai ke iran ke afghanistan ke india selatan ke indonesia dan ke tiongkok dan afrika sudah hampir seluruh daerah
Pada abad-abad itu yang berkuasa adalah khalifah-kahalifah bani abbas yang terkenal bukan hanya saja pada keberanian tetapi juga dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan
Pada masa-masa khalfah harun Ar Rasyid ( 170 -19 3, H ) dan al-makmun 198 -218 terkenal sebagai masa yang memuncak tinggi kedudukan ilmu pengetahuan
Dalam agama islam yang sangat di patuhi orang ketika itu baik dalam hadist-hadist nabi maupun dalam al-qur’an banyak sekali terdapat petunjuk-petunjuk yang menganjurkan dan mengarahkan rakyat supaya belajar segala ilmu pengetahuan khususnya yang bertalian dengan agama
Sesuai dengan ini imam syafi’i bahwa pada masa mudanya menghabiskan masanya dengan menuntu ilmu pengetahuan
Markas –markas ilmu pengetahuan ketika itu adalah di mekkah di madinah di kufah ( iraq ) di syam damsyik dan di mesir
Oleh karena itu seluruh pemuda menidam-idamkan dapat tinggal di salah satu di kota itu untuk bersetudi, untuk mencari ilmu pengetahuan dari yang rendah sampai yang tinggi,
imam syafi’i belajar al-qur’an kepada ismael bin qusthathein dalam usia 9 tahun imam syafi’i telah mampu menghafal ketiga puluh juz Al-qura’an di luar kepala
catatlah ini yaitu dalam usia (9) sembilan tahun.
Imam syafi’i pada mulanya tertarik dengan prosa dan puisi syair-syair dan sajak-sajak bahasa arab kelasik sehinga beliau datang kekali-kali ke Qabilah-Qqbilah badui di padang pasir Qabilah hudzel dll kadang-kadang beliau tinggal lama di Qabilah-qabilah itu untuk mempelajari sastra arab sehingga akhirnya imam syafi’i Rhl, mahir dalam kesastraan arab kuno dan beliau menghafal di luar kepala syair dan imrun ul-Quis syair Zuheir syair jarir dan lain-lain
Hal ini kemudian nyata ada baiknya karena dapat menolong beliau memahamkan al-qur’an yang di turunkan dalam bahasa Arab yang fasih yang asli dan yang murni
Tersebutlah dalam sejarah di ceritakan oleh mush’ah bin abdullah azabiri sebagai yang termaktub dalam khitab al-majmuk bahwa imam syafi’i Rhl pada masa muadanya hantya tertarik kepda puisi syair-syair dan sajak bahasa arab klasik tetapi beliau kemudian terjun mempelajri hadist dan fiqih
Sebanya ia bahwa pada suatau hari ia mengendarai onta di belakangnya ada seoarang yang lain, yaitu juru tulis bapak saya kata mush,ab.
Juru tulis bapak saya mengetok dengan tongkatnya dari belakang dan menegurnya akh pemuda seperti kamu menghabiskan masa kemudaanya dengan berdendang dan bernyayi alangkah baiknya kalu waktu kepemudaanmu ini di pakai untuk mempelajri hadist dan fiaqih ?
Berkata mushab bahwa teguran ini lah sebab yang mengerakkan hati imam syafi’i untuk mempelajari ilmu hadist dan fiQih dan kemudian belajar kepada mufti mekkah muslim bin khalid ai zanji dan ulama hadist sopyan bin uwaniah wafat (198 H,)
Ini lah di antara guru imam syafi’i Rhl dalam ilmu hadist dan fiQih selain dari pada itu imam syafi’i Rhl’ menceritakan diri beliau begini »
Saya pada mula mempelajari ilmu nahwu ( gramatika) dan arab( kesustraan) kemudian setelah saya datang kepada muslim bin kahalid beliau bertanya Hai muhammad kamu dari mana... ?
Jawabku saya orang sini ,orang mekkah
Dari kampung mana...?
Dari kampung khalif
Dari qabilah apa.......?
Dari qabilah abdul manaf
Bakhin-bakhin ( senag-senag sekali) tuhan telah memuliakan kamu dunia akhirat alangkah baiknya kalau kecerdasan kamu itu di tumpahkan dalam ilmu fiqih sedalam-dalanya inilah yang baik bagimu
Ucapan muslim bin khalid inilah sebab yang mengerakkan hati saya untuk mempelajari ilmu Fiqih sedalam-dalamnya kata imam syafi’i
KERAJINAN IMAM SYAFI’I RHL
Muhammad bin idris adaklah seorang pemuda yang sangat rajin dalam belajar dengan sunguh-sungguh dan tekun
Sebagai di maklumi beliau adalah seoarang pelajar yang miskin, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya belajar beliau seoarang anak yatim di mana belkanjanya hanya di beri oleh ibunya yang serba kekurangan pula
Tetapi imam syafi’i Rhl mempunyai keyakinan bahwa menuntut ilmu itu tidak tergantung kepada kekayaan, tetapi hanya kepada kemampuan yang keras, anak-anak miskin yang keras hati lebih banyak yang maju di bandingkan dengan anak-anak yang kaya yang bisasanya suka malas
Beliau mengumpulkan tulang belulang kambing atau tulang onta yang biasaya banyak berserakan terutama pada saat orang sudah selesai mengerjakan haji di mina, beliau mengumpulkan pelepah-pelepah tamar yang kering beliau mengumpulkan tembikar dan batu-batu yang dapat di tulis dan beliau kumpulkan kertas-kaertas yang di buang orang-orang kantor yang adapat di tulis lagi
Beliau mendengar ucapan guru dekte-dekte guru lalu lalu menuliskan di atas buah-buahan tadi sambil memperhatikan dan menghafalnya mana yang patut di hafal.
Pada suatu ketika penuh sesaklah kamar beliau dengan benda-benda tulang yang bertulisan itu sehingga tidak dapat lagi beliau meluruskan kakinya ketika melepaskan lelah atau ketika tidur
Agar belaiu memutuskan agar semua tulisan itu di hafal saja di luar kepala dan tulang-tulang itu di keluarkan dari kamar supaya kamar tidurnya menjadi lapang
Semua yang tertulis di hafalnya di luar kepala dan sesudah itu tulang belulang di keluarkan dari kamarnya, jadi imam syafi’i Rhl sejak kecil sudah terlatih dan terdidik di luar kepala
Ilmu itu yang ada didalam dada, bukan yang ada dalam kertas kata pribahasa ini lah yang nampakny yang di hafal oleh imam syafii Rhl.
Maka dengan cara begini tidak lah heran kalau imam syafii Rhl dalamusia 9 tahun sudah menghafal Alquan di luar kepala dan dalam usia 10 tahun sudah menghafal di luar kepala khitab al-muwatha karangan imam malik
Begitulah kecerdasan dan ketajaman otak imam syafii Rhl. Belajar sejak keci sampai remaja sampai sewasa berusia 20 tahun di mana beliau sesuadah itu pindah dari mekkah al-mukkaramah kemadinah al-munawarah
MENCARI ILMU KE MADINAH
Pada seperempat terakir dari abad ke dua 11 H, kota madinah sedang gilang gemilang dalam ilmu pengetahuan, karena di situ banyak menetap ulama-ulama tabi’in orang-orang yang berjumpa dengan shabat nabi dan ulama ta,bi tabiin orang yang berjumpa dengan orang yang berjumpa dengan sahabat nabi
Di tengah-tengah ulam yang banyak itu ada seorang yang menonjol yang nenjandi bintangnya, yaitu seorang ulama yang terkenal dengan julukan imam Darul hijaz imam negri nabi perpindah yaitu Iman Malik bin anas pembangun mazhab maliki
Imam malik bin anas lahir pada tahun 93 H, yaitu 57 tahun lebih tua dari imam syafii Rhl dan wafat pada tahun 179 H, 25 tahun terdahulu dari imam syafi’i Rhl
Sepanjang riwayat imam malik bin anas ini adalah seorang ulama yang bersungguh-sungguh mengupulkan hadist-hadist nabi muhammad Saw beliau kumpulkan dan beliau hafal sebanyak 100,000 hadist dalam masa 40 tahun
Ibnu qhudamah mengatakan bahwa imam malik bin anas adalah seorang huffzh (penghafal) hadist nomor satu pada zamanya dan tidak ada seorangpun yang menandingi beliau dalam soal menghafal hadist itu
Hadist hadis yang 100,000 banyak nya itu banyaknya itu beliau teliti satu persatu beliau lihat sirawi yang membawa hadist- hadist beliau cocokkan dengan Al-quran tentang arti dan tujuanya
Pada akhirnya hadist yang 100,000 itu beliau pilih sehingga yang tinggal hanya 5,000 buah yang beliau anggap sangat shehya
Hadist yang 5,000 inilah beliau kumpulkan dalam satu khitab Fiqih sekarang yang diberi nama Al-mutha sehingga khitab ini di hafal di luar kepala pada ketika beliau berumur 10 tahun
Sesungguhnya pada khitab Al- muatha sudah hafal diluar kepala tetapi keinginan imam syafi’i Rhl, untuk datang kepada pengarangnya, makin berkobar beliau ingin mengambil ilmu imam malik dari mulut-kemulut yakni berhdapan
Maka beliau minta izin kepada gurunya muslim bin Khalid az Zanji untuk berangkat kemadianah menjumpai imam malik dan belajar pada beliau Imam Syafi’i Rhl berangkat kemadinah pada tahun 170 H, dengan menumpang kendaraan onta selapan hari delapan malam lamanya dengan membawa sepucuk surat dari gurunya muslim bin khalid yang di tujukan kepada imam malik bin anas,
selain itu imam Syafi’i Rhl, membawa surat pula dari wali mekkah ( semacam gubenur) kepada wali kota madinah di mana wali mekkah minta agar kiranya wali kota madinah memperkenalkan Imam Syafi’i Rhl. Kepada imam malik bin anas.
Selama delapan hari delapan malam perjalanan antara mekkah dan madinah dengan onta Imam syafi’i Rhl, membaca al-quran sebanyak 16 kali tamad menamatkan sekhatam siang dan sekhatam malam,
sesampinya di madinah beliu lansung menemui imam malik bersama-sama dengan wali kota madinah
imam malik setelah menerimaya surat dari wali mekkah yang di alamatkan kepadanya, menyindir dengan mengatakan, subhanallah... kok menuntut ilmu rasulullah pake perantara
Wali kota madinah mempersilakan imam syafi,i berkata mudah-mudahan tuan di karunia allah kata imam syafi’i Rhl saya ini dari kaum muthalib datang kemari dari mekkah untuk menuntut ilmu dari tuan guru karena saya sudah kama mendengar nama tuan guru dan sudah lama mengetahui ilmu tuan guru, tetapi sekarang hendak mendengar dengan telinga sendiri pengjian-pengajian dari tuan guru
Sesudah lama imam malik memperhatikan imam syafi’I seketika lalu beliau berkata siapa namamu
Imam syafi’i menjawab Muhammad Bin idris
Imam malik menyambung hai muhammad bertakwalah kepada tuhan dan jauhilah kedurhakaan saya melihat padamu akan trjadi apa-apa.
Baiklah kata imam malik besok datanglah lagi dan akan saya suruh orang membaca Al-muwatha kepadamu,
Jawab imam syafi;i tak perlu dicarikan orang lain karena saya sudah menghafal di luar kepala Khitab al-muwatha itu
Kalau begitu keada’anya cobalah baca
Imam syafi’i Rhl lantas membaca khitab al-muwatha yang di dengar oleh imam malik dengan seksama dan di sana sini membetulkan pembacaan-pembacaan imam syafi’i yang lancar itu
Sesungguhnya Imam malik sangat kagum melihat pemuda ini karena karena masim dalam usia muda remaja sudah mendalami ilmunya sudah mahur dalam arti al-Quran dan juga hadist-hadist nabi dan Qaedah-Qaedah bahasa arab.
Kemudian imam syafi’i Rhl, kemudian imam syafii tetap setaiap hari mendatangi tempat halakah imam malik tempat mengajar imam malik di madinah din mana beliau bersama-sama pelajar lain yang terdiri dari ulama-ulama besar dari seluruh penjuru mendengar dan mencatat-pengajian pengajian yang di berikan oleh imam malik Seorang ulama besar dan imam mujthid yang jarang tandinaganya’
Ahirnya Imam syafi’i Rhl, mendapat kepercayaan besar dari imam malik dan lantas di undang menginap di rumahnya dan setiap hari datang ke masjid bersama-sama sebagai pembantunya dalam mengajar khitab-khitab AL-muwatha dan lain-lain.

Imam malik membaca khitabnya kepada murid-murid dan sesudah itu imam syafi’i Rhl. Yang belum Berpangkat imam mujthid membantu imam malik mendektekan ( mengimlakkan) khitab karangan imam malik itu kepada sekalian mahasiswanya,
Ada kira-kira setahun imam syafi’i Rhl tidak bercerai dengan imam malik selalu dengan beliau sebagai murid dan pembantu dalam mengajar.
Dengan cara begitu imam syafi’i Rlh mendapat kenalan dari banyak ulama yang datang ke madinah sesudah menunaikan ibadah haji dan datang kepada imam malik,
Diantara orang-orang yang berkenalan dengan imam stafi’i Rhl ketika itu adalah abdullah bin Al-hakam dari mesir, ( kairo) yang kemudian di waktu imam syafi’i Rhl, datang ke mesir beliau berkunjung kerumah abdullah bun al-hakam ini, juga imam syafi’i Rhl berkenalan dengan Asyhab ibnu Qasim dan al- laits bin saad yaitu ulama-ulama mesir yang berkunjung ke madinah yang telah mendengar imam syafi’i mendektekan khitab-khitab al-muwatha,
Dan juga imam syafii Rhl berkenalan dengan ulama-ulama IraQ yang berkunjung kemadinah sesudah nenuniakan ibadah haji banyak sekali di antara mereka yang datang mengunjungi halakah imam malik dan mendengar imlak dari imam syafi’i Rhl, yang bijak itu,
pada ketika itulah muhammad bin idris mendengar di baqdad dan kufah banyak sekali terdapat ulama-ulama murid dari imam abu hanifah( pembangun mazhab Hanafi) sehingga tertarik hati beliau mengunjungi iraq danm mesir,
BERKUNJUNG KE BAGDAD DAN LAIN-LAIN,
Setelah 2 tahun di madinah yakni dalam usia 22 tahun imam syafii Rhl, berangkat ke Iraq ( kufah dan baqdad) di mana beliau bermaksud selain menambah ilmu dalam soal-soal kehidupan bangsa juga untuk menemui ulam-ulama ahli haditd ataupun ahli Fiqih yang bertebaran pada ketika itu di Irang dan persia ( iran)
Sebagai dimaklumi kota kupah ketika itu adalah ibu kota tempat kedudukan khalifah-khalifah ABU jafar AL-mansyur dan pengantinya adalah Harun Arasyid yang terkenal dan baqdad adalah pusat ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang datang dari barat atau yang datang dari timur memang iranq pada zaman harun arsyid di angap sebagai negri tempat ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh penjuru dunia sebagai di terangkan di atas,
perjalanan antata madinah dan iraq di lakukan dengan mengendarai onta selam 24 hari jauh juga.
Tapi imam syafi’i RHL, mendapat bekal dari gurunya imam malik sebanyak 50 dinar emas, cukup untuk belanja dan untuk menginap di situ beberapa waktu lamanya karena ongkos kendaraan dari madinah ke iraq hanya 4 dinar emas,
sampai di kufah beliau menemui ulama-ulama shabat al-marhum Abu hanifah yaitu guru besar Abu yusup Dan muhammad bin hasan di mana imam syafi’i Rhl sering kali bertukar pikiran dan beri memberi dengan beliau ini dalam soal-soal ilmu pengetahuan agama,
dalam kesempatan ini imam syafi’i Rhl dapat mengetahui aliran aliran atau cara-cara fiqih dalam mazhab hanafi yang agak jauh berbeda dari cara-cara dan aliran aliran fiqih dalam mazhab maliki,
imam hanafi dan imam maliki hampir bersamaan zamannya karena imam hanfi di lahirkan tahun 18 H, meniggal pada tahun 150 H, Sedangkan imam malik di lahirkan tahun 93 H, dan meniggal pada 179 H,
tetapi walaupun bersamaan zaman namun aliran mazhab masing-masing berbeda
Mazhab imam maliki di madinah berpendapat bahwa kalau dalam al-quran kalau tidak terdapat hukum agama maka hadist nabilah sebagai sandaran hukum sekalipun hadaist nabi itu mutawatir ( banyak yang merawikan) Uhud ( satu jalan saja yang merawikan ) shih atau hasan.
Tetapi mazhab hanafi di iraq berpendapat bahwa kalau dalam al-quran tidak terdapat hukum suatu yang terjadi maka yang boleh dijadikan sandaran hukum lagi hanya hadist-hadist mutawatir saja, kalau tidak ada hadist mutawatir langsung berpindah kepada ijtihad yakni pendapat imam mujtahid,
maka karena itu golongan imam malik di namakan golongan ahli Hadist, dan golongan imam hanafi di namakan Ahli Rayi( ahli pendapat)
imam syafi’i Rhl, ketika itu dapat mendalami dan menganalisa cara-cara yang di pakai oleh imam-imam itu
ketika itu beliau tidak lama di iraq dan terus mengembara ke persi sampai ke Anadholi ( Turki) terus keramlah ( pelestuna) di mana beliau dalam perjalanan mencari dan menjumpai ulama-ulama baik Tabi’in atau Tabi’in
pada kesempatan mengembara ini beliau mengetahui adat istiadat bangsa Arab karena persia dan Anadholi bukan bangsa Arab lagi.
Hal ini nantinya menolong beliau dalam membangun fatwa-fatwa Dalam mazhab Syafi’I.
KEMBALI KEMADINAH,
sudah 2 tahun mengembara meninjau anatara baqdad dan persia turki dan pelestina imam syafi’i Rhl, kembali ke madinah dan kembali kepada guru besarnya yaitu imam malik bin anas,
Imam malik bertambah kagum dengan ilmu imam syafi’i bahkan sudah ada pertanda dari imam maliki bahwa ilmu imam syafi’i sudah melebihi ilmunya,
imam malik memberi izin kepada imam syafi’i Rhl, sendiri dalam ilmu FiQih artinya tidak berfatwa atas dasar-dasar aliran imam maliki dan juga tidak atas dasar imam hanafi tetapi berfatwa atas mazhab sendiri
imam sendiri tinggal bersama imam malik sampai tahun 179 H, yaitu sampai imam maliki meniggal dunia.
Imam syafi’i Rhl. Belajar dengan imam maliki sampai 7 tahun yaitu pada tahun 170 H,- 172 H, dan dari tahun 174 H,- 179 H,
MENJADI MUFTI DI YAMAN,
Setelah gurunya imam malik berpulang ke rahmatullah imam syafi’i Rhl, pergi keyaman
Perjalanan ke yaman ini sepanjang riwayat ialah bahwa wali( semacam Gubenur) yaman datang ke kota madianah untuk berziarah ke makam nabi ia mendengar dari orang madinah tentang kecakapan dan kepintaran imam syafi’i Rhl.
Wali negri yaman ini tertarik kepada imam syafi’i Rhl, sehingga di usahakanya berjumpa dengan beliau
Kemudian terdapat kata sepakat antara keduanya bahwa imam syafi’i Rhl akan di bawa ke yaman di angkat sebagain sektaris negara sambil mengajar dan menjadi mufti
Mufti, artinya berpatwa tentang hukum-hukum agama,
Nama muhammad bin idris Asyafi’i menjadi mashur di negri yaman dan sekitarnya, banyaklah orang memujinya karena kecakapan beliau dan kepintaran beliau
Tetapi, sungguhpun beliau sudah alim besar sudah di segani oleh segala pihak namun beliau tidak segan-segan belajar apabila ada guru agama yang kebih pintar dari padanya yang kiranya dapat menambah ilmunya
Di yaman beliau belajar kepada sykeh yahya bin Husein seorang ulama besar di kota Sha,a ketika itu’
Ketika beliau di yaman beliau diangat pula kepada wali daerah najran sebagai beliau disayangu oleh rakyat karena adi dan pemurahnya,
pekerjaan ini tidak lama di jabat oleh beliau karena tidak sesuai dengan bakatnya beliau lebih cindrong kepada ilmu daripada siasah
Imam syafi’i Rhl, menikah di yaman dengan seorang putri bernama(Hamidah binti Nafi,i seorang keturunan saidina utsman bin Affan sahabat dan khalifah nabi yang ke tiga,
usia beliau waktu menikah lebih kurang 30 tahun dari pernikahan ini beliau mendapat 3 orang anak seorang laki-laki dan dua orang perempuan
Anak beliau yang laki-laki ini bernama muhammad bin Syafi’i kemudian menjadi ulama besar pula dan menjadi Qadhi di jazirah ( wafat 240 H,)
IMAM SYAFI’I RHL, DI TANGKAP,
Imam sayafi’i Rhl, ketika di yaman sudah menjadi orang besar
Beliau di sayangi oleh wali negri dan di angkat menjadi khatib daulah (sekretaris negara) di samping beliau menjadi mufti dan gurub agama di masjid berthableh di mana-mana sehingga masyhur namanya.
Telah menjadi kebiasaan di dunia yang pana ini bahwa setiap orang yang mendapat nikmat, ada saja orang yang dengki dan berniat jahat untuk menjatuhkanya,
beliau di fitnah kepada Khalifah Harun ar rasyid yang ketika \itu berkedudukan di Bagdad ( irag) di katakan bahwa imam syafi’i Rhl, mengembangkan faham syiah di yaman dan masuk golongan syiah yang sanggat membenci Khalifah Harun ar –rasyid khalifah ABbasiyah itu.
Memang dalam sejarah islam tercatat sebagaimana permusuhan yang mendalam antara orang-orang syiah yang katanya pengikut saidina ali Rdh, dengan orang –orang bani umayah dan bani abbas,
ya, pada mulanya pembagunan Dinasti Abbasiyah di tolong oleh orang – orang syiah untuk melawan bani umayah akan tetapi kemudian ternyata bahwa orang-orang syiah tidak senang hati pula pada orang-orang bani abbas itu’
khalifah harun Ar Rasyid selalu di rongrong oleh partai syiah yang kebetulan banyak bertebar di yaman ketika itu, oleh karena itu khalifah harun Ar-rasyid selalu curiga kepada ulama-ulama di yaman yang di angapnya mengembangkan faham syiah yang di tangkapnya.
Di sebab kan fitnah dari orang-orang yang dengki terhadap imam syafi’i maka beliau di tangkap bersama-sama kaum syiah dan golongan kepada orang-orang syiah lalu di bawa ke baqdad untuk di adili oleh kahalifa harun Ar-rasyid dengan rantai besi dan tangannya
Ini lah imtihan ( ujian bagi imam syafi’i) Rhl. Memang orang-orang yang beriman itu banyak mendapat cobaan iman, banyak di antara rombongan-rombongan syiah itu yang di jatuhahka hukuman mati oleh kahalifah, tetapi ketika sampai pertanyaan kepada imam syafi’i Rhl, maka terjadilah dialog( percakapan antara khalifah dengan imam syafi’i Rhl.
Dengan meragkak karena kedua kakinya dibelenggu imam syafi’i masuk kemajlis harun AR-rasyid dan berkata, ( selamat atasmu dan berkatnya ) imam syafii tidak mengucapkan (dan rahmat tuhan)
Khlifah harun Ar-rasyid menjawab,( selamat atasmu rahmat tuhan dan berkatnya).
Harub Ar-Rasyid agak heran melihat ketenangan imam syafi’i Rhl. Karena tidak gelisah sedikitpun, padahal kawan-kawanya yang sama di tangkap sudah di jatuhkan hukuman mati.
Khalifah harun Ar-Rasyid bertanya kenapa kamu berbicara dalam sidang saya tanpa bizin saya, sehingga saya terpaksa menjawabnya......?
Perlu diketahu bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawab hukumnya wajib.
Imam syafi’i Rhl. membaca firman allah Swt.

وعدا الله الذين امنو منكم وعملوالصلحت ليستخلفنهم في الارض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذى ارتض لهم وليبد لنهم من بعد خوفهم ءمنا يعبدونني لايشركون بى شياء ومن كفر بعد ذلك فاؤلآئك هم الفسقون

Artinya: dan allah telah berjanji kepada orang –orang yang beriman yang beramal shaleh bahawa aa akan menjadikan khalifah di bumi sebagaimana ia telah jadikan khalifah-khalipah yang sebelum mereka dan ia akan tetapkan bagi mereka agama yang ia redhai untuk mereka dan ia akan menganti ketakutan dengan keamanan mereka menyembahku dan tidak mempersekutukan aku sedikitpun( AN-NUR: 55)
Lalu imam syafi’I meneruskan ucapanya
Tuhan apabila berjanji menepati janjinya dan kini ia telah menggangkat tuanku menjadi khalifah di bumi yang luas ini tuanku telah memberikan keamanan kepada saya sesudah saya dalam ketakutan, karena tuanku menjawab salam dalam dengan ucapan Warahmatullah ( dan rahmat tuhan untuk saya) dengan begitu tuanku telah memberikan rahmat tuhan kepada saya dengan kemurahan hati tuanku.
Khalifah harun rasyid tergerak hatinya mendengar ucapan yang lantang dan fasheh dari imam syafi’I yang kelihatanya tak sedikit juga takut dan getar.
Lantas khaliifah harun Arayid berkata: bukan kah engkau yang mengepalai kompelotan pemberontak untuk menentangku,,,,? bukan kah engkau bersekongkol dengan addullah bin hasan untuk menentang aku bukankah engakau orang yang telah terang salahnya’ bagaimana….bagaimana….?
Iman syafi’I menjawab
Saya akan menerangkan pula isi dada saya, sebaik-baiknya untuk mencarai keadialan dan kebenaran. Tetapi dapatkah orang melahirkan perasaanya dengan seksama kalau kaki dan tangannya di rantai dengan besi berat ini, saya minta agar rantai kaki dan tangan saya dibuka dan memperkenankan duduk sewajarnya, dan puji-pujian kepada allah yang kaya,
Khalifah harun Rasyid terbuka hatinya dan memerintahkan ketika itu juga kepada petugasnya untuk membuka rantai yang melingkari tangan dan kaka imam syafi’i
Imam syafii lantas berkata Tuhan berfirman begini.
يايهل الذين امنو ان جاء كم فا سق بنباء فتبينو ان تصيبوا قوما فتصبحوا عال ما فعلتم ندمين

Artinya: hai orang –orang yang beriman, kalau datang kepadamu orang-orang fasiq (jahat) membawa berita, periksalah dengan seksama supaya kamu supaya kamu jangan mencelakakan orang-orang tanpa diketahui kemudian kamu menyesal atas perbutanmu itu (Al-hujarat : 6)
Saya berlindung kepada allah bahwa saya adalah laki-laki yang di sampaikan kepada tuanku, bohong sekali orang-orang yang menyampaikan kepada tuanku, saya mempunyai dua pertalian dengan tuan khalifah, yaitu sama-sama bereagama islam dan sama-sama satu keturunan, tuanku adalah seorang yang harus berpegang kepada kitabullah, tuangku anak paman rasulullah yang harus melindungi agamanya,
mendengar ucapan Imam syafi’i yang di ucapkan dengan lancar ini khalifah harun ar-rasyid tiba-tiba jadi gembira lalu berkata Tenanglah pikiranmu saya menghargai ilmumu dan juga menghargai pertalian darah kita’’’
Lalu khalifah berkata lagi bagaimana keadaan ilmu kamu dengan kitabullah Azza wajalla di sana lah kita berbicara.
Imam syafi’i rhl, mejawab kitab suci yang mana tuan khalifah tanyakan, karena khitab suci yang di turunkan banyak sekali
Khlifah menjawab: baiklah saya bertanya tentang khitab suci yang di turunkan kepada anak paman saya Muhammad rasullah Saw.
Imam syafi’i Rhl. Menjawab: ilmu yang terkandung dalam al-qur’an itu banyak sekali, yang manakah yang tuan tanyakan ada ilmu ayat-ayat mutasyabih dan ayat muhakkam, ada ilmu ayat-ayat taqdim dan takhir, ada ilmu tentang nasheh dan mansukh, ada ilmu ini dan ada ilmu itu.
Kemudaian khalifah terpesona dan lantas menukar keluar bukan lagi bertanya soal-soal agama tetapi berpindah kepada soal-soal ilmu palaq, ilmu kedokteran, ilmu pirasat dan lain-lain yang sermuanya di jawab oleh imam syafi’i Rhl, dengan sanggat memuaskan Khalifah Harun Ar-rayid,
kemudian Khalifah berkata datanglah engkau sewaktu-waktu untuk mengajar saya...
dengan begitu bebaslah imam syafi’i Rhl, dari tuduhan dan kecewalah tukang fitnah yang memfitnah beliau’
inilah kedatangan imam syafii Rhl. Yang kedua kalinya ke iraq ( kupah atau baqdad) yang terjadi pada tahun 184 H, yakni dalam usia 34 tahun.

KEMBALI KE MEKKAH ( HIJAZ).
Tidak lama sesudah beliau bebas maka imam syafi’i Rhl. Kembali ke kampung asalnya yaitu makkah al-mukarrah sesudah di tinggalkan lebih kurang 11 tahun.
Ia di sambut oleh ulama dan rakyat mekkah karena kemasyhuran sudah lama beliau di mekkah masih mendapat sambutan akibat banyaknya orang haji yang pulang balik antara madinah dan makkah, dan antara mekkah dan kufah( iraq)
Beliau membuat rumah tempat tinggak di luar kota mekkahdi suatu tempat yang memungkinkan dapat di tangani oleh pelajar-pelajar yang menuntut ilmu kepadanya.
Lebih kurang selama 17 tahun beliau di mekkah menaburkan ilmu-ilmu agama kepada kaum muslimin yang setiap tahun datang ke mekkah untuk ibadah haji, karena itu nama imam Syafi’i Rhl. Mashur ke seluruh dunia islam karena setiap orang haji yang datang ke mekkah pulang ke kampungnya membawa khabar tentang kealimam imam syafi’I
Tetapi pada ketika itu beliau masih merasa belum sampai kepada derajadnya imam mujtahid mutlak( mujtahud penuh) sehingga fatwa-fatwa beliau adalah berdasarkan fatwa-fatwa guru-gurunya yang di dapatnya di mekkah, madianah dan iraq.
KE IRAQ KE TIGA KALI.
Di mekkah sudah di dengar kabar wafatnya khalifah harun Ar-rasyid dan telah di gantikan oleh khalifah Al-amin dan sesudah itu AL-amin dan sesudah itu oleh AL-ma’mun.
Begitu juga telah meniggal guru-guru imam syafi’i Rhl di iraq yaitu abu yusup pada tahun 182 H. Dan muhammad bin hasan pada tahun 188 H.
Hati imam syafi’i tergerak kembali hendak datang ke baqdad ibu kota dan kerajaan umat islam ketika itu karena di situ duduknya khalifah, Amirul Mu’minin.
Beliau tidak lama di iraq pada kali itu, tetapi pada kesempatan ini beliau membuat sejarah yaitu membentuk mazhab tersendiri yang kemudian di namakan mazhab syafi’i
MAZHAB SYAFI’I YANG PERTAMA.
Abu abdillah muhammad bin idris Asyafi’i ini setelah ilmunya tinggi dan fahamya begitu tajam dan dalam timbullah inpirisinya untuk berfatwa sendiri mengeluarkan hukum-hukum qur’an dan hadist sesuai dengan ijtihat nya sendiri terlepas dari fatwa-fatwa gurunya imam malik dan ulama-ulama hanafi di iraq’
Hal ini terjadi pada tahun 198 H. Yaitu sesudah usia beliau 48 tahun dan sesudah melalui masa belajar lebih kurang 40 tahun.
Beliau telah menghafal Al-quran dan berpuluh ribu hadist di luar kepala dan juga telah mendalami tafsir dari ayat-ayat alquran dan makna-makna hadis serta pendapat ulama-ulama terdahulu.
Beliau berfatwa dengan lisan menurut ijtihadnya (pendapat) sendiri dan juga mengarang khitab-khitab yang berisikan pendapat-pendapatnya itu.
Mula-mula di iraq beliau mengarang kitab (Ar-risalah) khitab usul Fiqih yang pertama di dunia yaitu suatau ilmu yang di jadikan pedoman dalam mengali hukum-hukum mengali ushul fiqih dari khitab suci al-quran dan hadist-hadist nabi.
Harus di maklumi bahawa sekalian fatwa dengan lisan dan tulisan pada ketika itu Imam syafi’i di irak di namakan (Al-qaul qadim ) fatwa lama, sedangkan fatwa-fatwa yang di keluarkan sesudah beliau pindah ke mesir di namakan( Qul A-jadid) Fatwa baru.
Barang siapa yang mempelajari khitab-khitab iamam syafi’i Rhl. Satu kitab-kitab syafi’iyah dewasa ini akan berjumpa denagn tulisan tulisan Qul qadim dan qaul al-jadid itu.
PINDAH KE MESIR.
Pada bualan syawal tahun 198 H. itu juga imam syafi’I pindah ke mesir kebetulan saja khalifah Al-ma,mun mengangkat abbas bin musa menjadi ( gubenur) mesir dan mengirimnya ke mesir imam syafi’i menumpang dalam qafilah wali mesir itu karena imam syafi’i Rhl, adalah salah seorang ulama yang di hormati bukan saja oleh rakyat iraq tetapi juga oleh khalifah Ma,mun.
Ketika beliau akan berangkat dari iraq ke mesir bayaklah datang shabat-shabatnya untuk mengucapkan selamat jalan, di antaranya adalah muridnya yang terkenal kemudian di kenal dengan nama Ahmad bin hambal ( pembagun mazhab mazhab Hambali)
Pada ketika imam syafi’i bersalaman dengan Ahmad bin hambal beliau membaca sebuah syair.
Saya rindu pergi kemesir untuk melihat sunggai dan pasir
Untuk kebesaran atau kekayaan ataukah ini makam perkuburan
Rupanya imam syafi’i Rhl sudah merasa ia akan wafat dan bermakam buat selama-lamanya du mesir
Abbas bin musa gubenur mesir meminta agar imam syafi’i agar menginap di rumahnya tetapi imam Syafi’i Rhl. Menolak karena ia ingin tinggal dengan ulama-ulama besar Namanya Abdullah bin Al-hakam seorang ulama yang pernah menjadi muridnya di madinah pada ketika imam syafi’i mendektekan khitab-khitab AL-muwatha atas nama imam maliki.
Beliau tinggal di rumah abdullah bin Al-hakam sampai tahun 204 H.

IMAM SYAFI’I SUKA MENGEMBARA TERUTAMA UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN.
Dari riwayat imam syafi’i Rhl. Ternyata beliau adalah suka mengembara pindah dari satu negeri kenegeri lain terutama dalam hal mencari ilmu pengetahuan.
Beliau lahir di gazza pergi ke mekkah tinggal di madinah, pindah keyaman pindah lagi ke bagdad sampai ke syam pindah ke mekkah pindah lagi ke baqdad dan akirnya pindah lagi ke mesir wafat di mesir dan bermakam di mesir.
Imam syafii Rhl. Bukan saja memperaktekkan pindah-pindah tempat itu tetapi beliau juga menganjurkan kiranya rakyat mengembirakan pengembaraan dan perjalanan keliling khususnya dalam mencari ilmu pengetahuan.
Beliau pernah berkata dalam sebuah syair begini:
1. Adalah tidak enak bagi orang cerdik pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat.oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah.
2. musafirlah...? Engakau akan mendapat sahabat-sahabat penganti sahabat sahabat yang di tinggalakan
3. bekerja keraslah karena ke lezatan hidup adalah bekerja keras.
4. saya berpendapat kalau air menetap di dalam suatu tempat ia akan busuk, kalau mengalir barulah ia bersih dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
5. singa kalau tidak keluar dari sarangnya ia tak akan dapat makan.
6. anak panah panah kalau tidak meluncur dari busurnya ia takkan mengena
7. matahari pun kalau menetap niscaya seluruh manusia akan marah kepadanya.
8. tabir( bahan baku emas) adalah seperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
9. kayu harum pada ketika di rimaba,sama saja dengan kayu yan g lain
10. kalau yang kini ( kayu harum) keluar dari rimbaba sukar sekali mendapatkanya dan itu tabir kalu keluar dari tempat sudah berharga seperti emas.
Demikian sebuah syair dari Imam syafi’i yang menganjurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
MENUGGAL DUNIA DALAM USIA 54 TAHUN.
Setelah 6 tahun tinggal di mesir mengembangkan mazhabnya dengan lisan dan tulisan dan sesudah mengarang khitab Ar-risalah lagi ( dalam ushul Fiqih) dan sesuadah mengarang khitab-khitab beliau yang banyak sekali maka beliau meninggal dunia, mudahahan beliau mendapat surga AMIN.
Berkat Ra,bin sulaiman ( murid imam syafi’I ) imam Syafi Rhl. berpulang kerahmatullah sesudah sembahyang maqrib petang kamis malam jumat akhir hari bulan rajab dan kami makam kan beliau pada hari jum’at sorenya kami lihat hilal bulan Sya,ban 204 H.
























TAHUN DAN TEMPAT
Nama asli dari imam syafi’i adalah Muhammad bin idris gelar beliau Abu Abdillah
Orang arab kalau menuliskan nama biasanya menduhulukan gelar dari nama, sehingga berbunyi: Abu abdillah muhammad bin idris. Beliau lahir di gazza, bahagian selatan dari pelestina pada tahun 150 H, pertengahan abad kedua hujrah.
Ada ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir di asqalan tetapi kedua perkataan ini tidak berbeda karena gazza dahulunya adalah daerah asqalan
Kampung halaman imam safi’I Rhl. Bukan di gazza pelestina tetapi di mekkkah (hijaz) dahulunya ibu bapak beliau datang ke gazza untu suatu keperluan dan tidak lama beliau setelah itu lahir.
Ketika beliau masih kecil bapaknya meniggal di gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang hanya di bela oleh ibunya saja
Sejarah telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran imam syafi’i Rhl yaitu
1, sewaktu imam syafi’i dalam kandungan ibunya bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi daerah sekitarnya
Ahli mimpi mentakbirkan bahwa ia akan melahirkan seoarang putra yang ilmunya akan meliputi seluruh jagat.
Sekarang menjadi kenyataan bahwa ilmu imam syafi’i ,Rhl memang memenuhi dunia bukan saja di tanah arab di timur tengah dan afrika tetapi juga sampai ketimur jauh ke indonesia, Thaland philipina dan lain-lain
2,sepanjang sejarah pada pada hari imam syafi’i Rhl dilahirkan itu meniggal dua orang ulama besar, seorang di bagdad (IRAQ) yaitu imam abu hanifah Nu’man bin thasabit( beliau adalah pembagun mazhab Hanafi) dan seorang lagi di mekkah imam ibnu jueret al-makky mufti huijaz ketuka itu.
Kata orang dalam ilmu firasat hal ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang lahir ini akan menggantikan yang meningal dalam ilmu dan kepintaranya, memang pirasat itu ahkirnya terbukti dalam kenyataan.
NENEK MONYANG IMAM SYAFI’I
Nenek monyang imam syafi’i Rhl adalah muhammad idris, bin abbas bin ustman,bin syafi’i bin saib Abu yazitd bin hasyim bin abdul muthalib bin abdul manaf bin qushai.
Abdul manaf bin qushai menjadi nenek yang kesembilan dari imam syafi’i Rhl adalah abdul manaf bin qushai nenek yang ke empat dari nabi muhammad.
Nenek monyang nabi muhammad Saw sebagai yang telah di maklumi adalah muhammad bin abdullah bin addul muthalib, bin hasyim, bin abdul manaf, bin quhsai bin khilab, bin marah bin,kaab bin luai bin Ghalib bin fihir bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah, bin iliyas bin ma’ad, bin Adnan, sampai kepada nabi ismail dan nabi ibrahim Alahima salam,
teranglah dalam silsilah ini bahwa imam syafi’i Rhl senenek monyang dengan nabi muhammad.
Adapun dari fihak ibu: fathimah binti abdullah bin hasan bin husein bin ali bin abi thalib Rda.
Ibu imam syafi’i Rhl adalah cucu dari cucu saidina ali ali bin abi thalib menantu sahabat nabi dan khalifah iv yang terkenal
Sepanjang sejarah di ketemukan, bahwa saibb in abu yazit nenek imam syafi’i yang kelima 5 adalah shabat nabi muhammad saw.
Jadi baik di pandang dari segi keturan darah maupun di pandang dari keturunan ilmu maka imam syafi’i Rhl, yang kita bicarakan ini adalah kharib kerabat dari nabi muhammad SAW.
Gelar imam syafi’i dari imam syafi’i Rhl di ambi dari neneknya yang ke empat yaitu syafi’i bin saib.
KEMBALI KEMEKKAH AL-MUKARRAH
Setelah usai imam syafi’i Rhl 2 tahun ia di bawa ibunya kembali ke mekkah al-mukkaramah yaitu kampung halaman beliau dan tiggal di mekkah sampai 20 tahun yakni sampai tahun 170 H.
Dalam angka 20 ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam catatan sejarah ada yang mengatakan sampai usia 20 tahun dan ada pula yang mengatakan sampai 22 tahun
Tetapi penulis buku ini sudah memperhatikan dari bermacam-macam segi agak condong berpendapat bahwa imam syafi’i Rhl tinggal di mekkah sampai 20 tahun dan sesudah itu pindah ke madinah al-munawarah
Perbedaan angka ini tidak prinsipil yang terang beliau tiggal di mekkah di waktu kecil dan setelah muda remaja pindah ke madinah
Selama beliau di mekkah. Imam syafi’i Rhl berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, khusus yang bertalian dengan agama islam sesuai dengan ke biasaan anak-anak kaum muslimin pada ketika itu
Sebagai di maklumi bahwa dalam sejarah pada abad 1 dan 11 tahun hijrah, umat islam boleh dikatakan dalam masa keemasan sejang memuncak membumbung tinggi, agama islam sudah teriar luas, kebarat sampai kemaroko dan spayol ke timur sampai ke iran ke afghanistan ke india selatan ke indonesia dan ke tiongkok dan afrika sudah hampir seluruh daerah
Pada abad-abad itu yang berkuasa adalah khalifah-kahalifah bani abbas yang terkenal bukan hanya saja pada keberanian tetapi juga dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan
Pada masa-masa khalfah harun Ar Rasyid ( 170 -19 3, H ) dan al-makmun 198 -218 terkenal sebagai masa yang memuncak tinggi kedudukan ilmu pengetahuan
Dalam agama islam yang sangat di patuhi orang ketika itu baik dalam hadist-hadist nabi maupun dalam al-qur’an banyak sekali terdapat petunjuk-petunjuk yang menganjurkan dan mengarahkan rakyat supaya belajar segala ilmu pengetahuan khususnya yang bertalian dengan agama
Sesuai dengan ini imam syafi’i bahwa pada masa mudanya menghabiskan masanya dengan menuntu ilmu pengetahuan
Markas –markas ilmu pengetahuan ketika itu adalah di mekkah di madinah di kufah ( iraq ) di syam damsyik dan di mesir
Oleh karena itu seluruh pemuda menidam-idamkan dapat tinggal di salah satu di kota itu untuk bersetudi, untuk mencari ilmu pengetahuan dari yang rendah sampai yang tinggi,
imam syafi’i belajar al-qur’an kepada ismael bin qusthathein dalam usia 9 tahun imam syafi’i telah mampu menghafal ketiga puluh juz Al-qura’an di luar kepala
catatlah ini yaitu dalam usia (9) sembilan tahun.
Imam syafi’i pada mulanya tertarik dengan prosa dan puisi syair-syair dan sajak-sajak bahasa arab kelasik sehinga beliau datang kekali-kali ke Qabilah-Qqbilah badui di padang pasir Qabilah hudzel dll kadang-kadang beliau tinggal lama di Qabilah-qabilah itu untuk mempelajari sastra arab sehingga akhirnya imam syafi’i Rhl, mahir dalam kesastraan arab kuno dan beliau menghafal di luar kepala syair dan imrun ul-Quis syair Zuheir syair jarir dan lain-lain
Hal ini kemudian nyata ada baiknya karena dapat menolong beliau memahamkan al-qur’an yang di turunkan dalam bahasa Arab yang fasih yang asli dan yang murni
Tersebutlah dalam sejarah di ceritakan oleh mush’ah bin abdullah azabiri sebagai yang termaktub dalam khitab al-majmuk bahwa imam syafi’i Rhl pada masa muadanya hantya tertarik kepda puisi syair-syair dan sajak bahasa arab klasik tetapi beliau kemudian terjun mempelajri hadist dan fiqih
Sebanya ia bahwa pada suatau hari ia mengendarai onta di belakangnya ada seoarang yang lain, yaitu juru tulis bapak saya kata mush,ab.
Juru tulis bapak saya mengetok dengan tongkatnya dari belakang dan menegurnya akh pemuda seperti kamu menghabiskan masa kemudaanya dengan berdendang dan bernyayi alangkah baiknya kalu waktu kepemudaanmu ini di pakai untuk mempelajri hadist dan fiaqih ?
Berkata mushab bahwa teguran ini lah sebab yang mengerakkan hati imam syafi’i untuk mempelajari ilmu hadist dan fiQih dan kemudian belajar kepada mufti mekkah muslim bin khalid ai zanji dan ulama hadist sopyan bin uwaniah wafat (198 H,)
Ini lah di antara guru imam syafi’i Rhl dalam ilmu hadist dan fiQih selain dari pada itu imam syafi’i Rhl’ menceritakan diri beliau begini »
Saya pada mula mempelajari ilmu nahwu ( gramatika) dan arab( kesustraan) kemudian setelah saya datang kepada muslim bin kahalid beliau bertanya Hai muhammad kamu dari mana... ?
Jawabku saya orang sini ,orang mekkah
Dari kampung mana...?
Dari kampung khalif
Dari qabilah apa.......?
Dari qabilah abdul manaf
Bakhin-bakhin ( senag-senag sekali) tuhan telah memuliakan kamu dunia akhirat alangkah baiknya kalau kecerdasan kamu itu di tumpahkan dalam ilmu fiqih sedalam-dalanya inilah yang baik bagimu
Ucapan muslim bin khalid inilah sebab yang mengerakkan hati saya untuk mempelajari ilmu Fiqih sedalam-dalamnya kata imam syafi’i
KERAJINAN IMAM SYAFI’I RHL
Muhammad bin idris adaklah seorang pemuda yang sangat rajin dalam belajar dengan sunguh-sungguh dan tekun
Sebagai di maklumi beliau adalah seoarang pelajar yang miskin, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya belajar beliau seoarang anak yatim di mana belkanjanya hanya di beri oleh ibunya yang serba kekurangan pula
Tetapi imam syafi’i Rhl mempunyai keyakinan bahwa menuntut ilmu itu tidak tergantung kepada kekayaan, tetapi hanya kepada kemampuan yang keras, anak-anak miskin yang keras hati lebih banyak yang maju di bandingkan dengan anak-anak yang kaya yang bisasanya suka malas
Beliau mengumpulkan tulang belulang kambing atau tulang onta yang biasaya banyak berserakan terutama pada saat orang sudah selesai mengerjakan haji di mina, beliau mengumpulkan pelepah-pelepah tamar yang kering beliau mengumpulkan tembikar dan batu-batu yang dapat di tulis dan beliau kumpulkan kertas-kaertas yang di buang orang-orang kantor yang adapat di tulis lagi
Beliau mendengar ucapan guru dekte-dekte guru lalu lalu menuliskan di atas buah-buahan tadi sambil memperhatikan dan menghafalnya mana yang patut di hafal.
Pada suatu ketika penuh sesaklah kamar beliau dengan benda-benda tulang yang bertulisan itu sehingga tidak dapat lagi beliau meluruskan kakinya ketika melepaskan lelah atau ketika tidur
Agar belaiu memutuskan agar semua tulisan itu di hafal saja di luar kepala dan tulang-tulang itu di keluarkan dari kamar supaya kamar tidurnya menjadi lapang
Semua yang tertulis di hafalnya di luar kepala dan sesudah itu tulang belulang di keluarkan dari kamarnya, jadi imam syafi’i Rhl sejak kecil sudah terlatih dan terdidik di luar kepala
Ilmu itu yang ada didalam dada, bukan yang ada dalam kertas kata pribahasa ini lah yang nampakny yang di hafal oleh imam syafii Rhl.
Maka dengan cara begini tidak lah heran kalau imam syafii Rhl dalamusia 9 tahun sudah menghafal Alquan di luar kepala dan dalam usia 10 tahun sudah menghafal di luar kepala khitab al-muwatha karangan imam malik
Begitulah kecerdasan dan ketajaman otak imam syafii Rhl. Belajar sejak keci sampai remaja sampai sewasa berusia 20 tahun di mana beliau sesuadah itu pindah dari mekkah al-mukkaramah kemadinah al-munawarah
MENCARI ILMU KE MADINAH
Pada seperempat terakir dari abad ke dua 11 H, kota madinah sedang gilang gemilang dalam ilmu pengetahuan, karena di situ banyak menetap ulama-ulama tabi’in orang-orang yang berjumpa dengan shabat nabi dan ulama ta,bi tabiin orang yang berjumpa dengan orang yang berjumpa dengan sahabat nabi
Di tengah-tengah ulam yang banyak itu ada seorang yang menonjol yang nenjandi bintangnya, yaitu seorang ulama yang terkenal dengan julukan imam Darul hijaz imam negri nabi perpindah yaitu Iman Malik bin anas pembangun mazhab maliki
Imam malik bin anas lahir pada tahun 93 H, yaitu 57 tahun lebih tua dari imam syafii Rhl dan wafat pada tahun 179 H, 25 tahun terdahulu dari imam syafi’i Rhl
Sepanjang riwayat imam malik bin anas ini adalah seorang ulama yang bersungguh-sungguh mengupulkan hadist-hadist nabi muhammad Saw beliau kumpulkan dan beliau hafal sebanyak 100,000 hadist dalam masa 40 tahun
Ibnu qhudamah mengatakan bahwa imam malik bin anas adalah seorang huffzh (penghafal) hadist nomor satu pada zamanya dan tidak ada seorangpun yang menandingi beliau dalam soal menghafal hadist itu
Hadist hadis yang 100,000 banyak nya itu banyaknya itu beliau teliti satu persatu beliau lihat sirawi yang membawa hadist- hadist beliau cocokkan dengan Al-quran tentang arti dan tujuanya
Pada akhirnya hadist yang 100,000 itu beliau pilih sehingga yang tinggal hanya 5,000 buah yang beliau anggap sangat shehya
Hadist yang 5,000 inilah beliau kumpulkan dalam satu khitab Fiqih sekarang yang diberi nama Al-mutha sehingga khitab ini di hafal di luar kepala pada ketika beliau berumur 10 tahun
Sesungguhnya pada khitab Al- muatha sudah hafal diluar kepala tetapi keinginan imam syafi’i Rhl, untuk datang kepada pengarangnya, makin berkobar beliau ingin mengambil ilmu imam malik dari mulut-kemulut yakni berhdapan
Maka beliau minta izin kepada gurunya muslim bin Khalid az Zanji untuk berangkat kemadianah menjumpai imam malik dan belajar pada beliau Imam Syafi’i Rhl berangkat kemadinah pada tahun 170 H, dengan menumpang kendaraan onta selapan hari delapan malam lamanya dengan membawa sepucuk surat dari gurunya muslim bin khalid yang di tujukan kepada imam malik bin anas,
selain itu imam Syafi’i Rhl, membawa surat pula dari wali mekkah ( semacam gubenur) kepada wali kota madinah di mana wali mekkah minta agar kiranya wali kota madinah memperkenalkan Imam Syafi’i Rhl. Kepada imam malik bin anas.
Selama delapan hari delapan malam perjalanan antara mekkah dan madinah dengan onta Imam syafi’i Rhl, membaca al-quran sebanyak 16 kali tamad menamatkan sekhatam siang dan sekhatam malam,
sesampinya di madinah beliu lansung menemui imam malik bersama-sama dengan wali kota madinah
imam malik setelah menerimaya surat dari wali mekkah yang di alamatkan kepadanya, menyindir dengan mengatakan, subhanallah... kok menuntut ilmu rasulullah pake perantara
Wali kota madinah mempersilakan imam syafi,i berkata mudah-mudahan tuan di karunia allah kata imam syafi’i Rhl saya ini dari kaum muthalib datang kemari dari mekkah untuk menuntut ilmu dari tuan guru karena saya sudah kama mendengar nama tuan guru dan sudah lama mengetahui ilmu tuan guru, tetapi sekarang hendak mendengar dengan telinga sendiri pengjian-pengajian dari tuan guru
Sesudah lama imam malik memperhatikan imam syafi’I seketika lalu beliau berkata siapa namamu
Imam syafi’i menjawab Muhammad Bin idris
Imam malik menyambung hai muhammad bertakwalah kepada tuhan dan jauhilah kedurhakaan saya melihat padamu akan trjadi apa-apa.
Baiklah kata imam malik besok datanglah lagi dan akan saya suruh orang membaca Al-muwatha kepadamu,
Jawab imam syafi;i tak perlu dicarikan orang lain karena saya sudah menghafal di luar kepala Khitab al-muwatha itu
Kalau begitu keada’anya cobalah baca
Imam syafi’i Rhl lantas membaca khitab al-muwatha yang di dengar oleh imam malik dengan seksama dan di sana sini membetulkan pembacaan-pembacaan imam syafi’i yang lancar itu
Sesungguhnya Imam malik sangat kagum melihat pemuda ini karena karena masim dalam usia muda remaja sudah mendalami ilmunya sudah mahur dalam arti al-Quran dan juga hadist-hadist nabi dan Qaedah-Qaedah bahasa arab.
Kemudian imam syafi’i Rhl, kemudian imam syafii tetap setaiap hari mendatangi tempat halakah imam malik tempat mengajar imam malik di madinah din mana beliau bersama-sama pelajar lain yang terdiri dari ulama-ulama besar dari seluruh penjuru mendengar dan mencatat-pengajian pengajian yang di berikan oleh imam malik Seorang ulama besar dan imam mujthid yang jarang tandinaganya’
Ahirnya Imam syafi’i Rhl, mendapat kepercayaan besar dari imam malik dan lantas di undang menginap di rumahnya dan setiap hari datang ke masjid bersama-sama sebagai pembantunya dalam mengajar khitab-khitab AL-muwatha dan lain-lain.

Imam malik membaca khitabnya kepada murid-murid dan sesudah itu imam syafi’i Rhl. Yang belum Berpangkat imam mujthid membantu imam malik mendektekan ( mengimlakkan) khitab karangan imam malik itu kepada sekalian mahasiswanya,
Ada kira-kira setahun imam syafi’i Rhl tidak bercerai dengan imam malik selalu dengan beliau sebagai murid dan pembantu dalam mengajar.
Dengan cara begitu imam syafi’i Rlh mendapat kenalan dari banyak ulama yang datang ke madinah sesudah menunaikan ibadah haji dan datang kepada imam malik,
Diantara orang-orang yang berkenalan dengan imam stafi’i Rhl ketika itu adalah abdullah bin Al-hakam dari mesir, ( kairo) yang kemudian di waktu imam syafi’i Rhl, datang ke mesir beliau berkunjung kerumah abdullah bun al-hakam ini, juga imam syafi’i Rhl berkenalan dengan Asyhab ibnu Qasim dan al- laits bin saad yaitu ulama-ulama mesir yang berkunjung ke madinah yang telah mendengar imam syafi’i mendektekan khitab-khitab al-muwatha,
Dan juga imam syafii Rhl berkenalan dengan ulama-ulama IraQ yang berkunjung kemadinah sesudah nenuniakan ibadah haji banyak sekali di antara mereka yang datang mengunjungi halakah imam malik dan mendengar imlak dari imam syafi’i Rhl, yang bijak itu,
pada ketika itulah muhammad bin idris mendengar di baqdad dan kufah banyak sekali terdapat ulama-ulama murid dari imam abu hanifah( pembangun mazhab Hanafi) sehingga tertarik hati beliau mengunjungi iraq danm mesir,
BERKUNJUNG KE BAGDAD DAN LAIN-LAIN,
Setelah 2 tahun di madinah yakni dalam usia 22 tahun imam syafii Rhl, berangkat ke Iraq ( kufah dan baqdad) di mana beliau bermaksud selain menambah ilmu dalam soal-soal kehidupan bangsa juga untuk menemui ulam-ulama ahli haditd ataupun ahli Fiqih yang bertebaran pada ketika itu di Irang dan persia ( iran)
Sebagai dimaklumi kota kupah ketika itu adalah ibu kota tempat kedudukan khalifah-khalifah ABU jafar AL-mansyur dan pengantinya adalah Harun Arasyid yang terkenal dan baqdad adalah pusat ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang datang dari barat atau yang datang dari timur memang iranq pada zaman harun arsyid di angap sebagai negri tempat ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh penjuru dunia sebagai di terangkan di atas,
perjalanan antata madinah dan iraq di lakukan dengan mengendarai onta selam 24 hari jauh juga.
Tapi imam syafi’i RHL, mendapat bekal dari gurunya imam malik sebanyak 50 dinar emas, cukup untuk belanja dan untuk menginap di situ beberapa waktu lamanya karena ongkos kendaraan dari madinah ke iraq hanya 4 dinar emas,
sampai di kufah beliau menemui ulama-ulama shabat al-marhum Abu hanifah yaitu guru besar Abu yusup Dan muhammad bin hasan di mana imam syafi’i Rhl sering kali bertukar pikiran dan beri memberi dengan beliau ini dalam soal-soal ilmu pengetahuan agama,
dalam kesempatan ini imam syafi’i Rhl dapat mengetahui aliran aliran atau cara-cara fiqih dalam mazhab hanafi yang agak jauh berbeda dari cara-cara dan aliran aliran fiqih dalam mazhab maliki,
imam hanafi dan imam maliki hampir bersamaan zamannya karena imam hanfi di lahirkan tahun 18 H, meniggal pada tahun 150 H, Sedangkan imam malik di lahirkan tahun 93 H, dan meniggal pada 179 H,
tetapi walaupun bersamaan zaman namun aliran mazhab masing-masing berbeda
Mazhab imam maliki di madinah berpendapat bahwa kalau dalam al-quran kalau tidak terdapat hukum agama maka hadist nabilah sebagai sandaran hukum sekalipun hadaist nabi itu mutawatir ( banyak yang merawikan) Uhud ( satu jalan saja yang merawikan ) shih atau hasan.
Tetapi mazhab hanafi di iraq berpendapat bahwa kalau dalam al-quran tidak terdapat hukum suatu yang terjadi maka yang boleh dijadikan sandaran hukum lagi hanya hadist-hadist mutawatir saja, kalau tidak ada hadist mutawatir langsung berpindah kepada ijtihad yakni pendapat imam mujtahid,
maka karena itu golongan imam malik di namakan golongan ahli Hadist, dan golongan imam hanafi di namakan Ahli Rayi( ahli pendapat)
imam syafi’i Rhl, ketika itu dapat mendalami dan menganalisa cara-cara yang di pakai oleh imam-imam itu
ketika itu beliau tidak lama di iraq dan terus mengembara ke persi sampai ke Anadholi ( Turki) terus keramlah ( pelestuna) di mana beliau dalam perjalanan mencari dan menjumpai ulama-ulama baik Tabi’in atau Tabi’in
pada kesempatan mengembara ini beliau mengetahui adat istiadat bangsa Arab karena persia dan Anadholi bukan bangsa Arab lagi.
Hal ini nantinya menolong beliau dalam membangun fatwa-fatwa Dalam mazhab Syafi’I.
KEMBALI KEMADINAH,
sudah 2 tahun mengembara meninjau anatara baqdad dan persia turki dan pelestina imam syafi’i Rhl, kembali ke madinah dan kembali kepada guru besarnya yaitu imam malik bin anas,
Imam malik bertambah kagum dengan ilmu imam syafi’i bahkan sudah ada pertanda dari imam maliki bahwa ilmu imam syafi’i sudah melebihi ilmunya,
imam malik memberi izin kepada imam syafi’i Rhl, sendiri dalam ilmu FiQih artinya tidak berfatwa atas dasar-dasar aliran imam maliki dan juga tidak atas dasar imam hanafi tetapi berfatwa atas mazhab sendiri
imam sendiri tinggal bersama imam malik sampai tahun 179 H, yaitu sampai imam maliki meniggal dunia.
Imam syafi’i Rhl. Belajar dengan imam maliki sampai 7 tahun yaitu pada tahun 170 H,- 172 H, dan dari tahun 174 H,- 179 H,
MENJADI MUFTI DI YAMAN,
Setelah gurunya imam malik berpulang ke rahmatullah imam syafi’i Rhl, pergi keyaman
Perjalanan ke yaman ini sepanjang riwayat ialah bahwa wali( semacam Gubenur) yaman datang ke kota madianah untuk berziarah ke makam nabi ia mendengar dari orang madinah tentang kecakapan dan kepintaran imam syafi’i Rhl.
Wali negri yaman ini tertarik kepada imam syafi’i Rhl, sehingga di usahakanya berjumpa dengan beliau
Kemudian terdapat kata sepakat antara keduanya bahwa imam syafi’i Rhl akan di bawa ke yaman di angkat sebagain sektaris negara sambil mengajar dan menjadi mufti
Mufti, artinya berpatwa tentang hukum-hukum agama,
Nama muhammad bin idris Asyafi’i menjadi mashur di negri yaman dan sekitarnya, banyaklah orang memujinya karena kecakapan beliau dan kepintaran beliau
Tetapi, sungguhpun beliau sudah alim besar sudah di segani oleh segala pihak namun beliau tidak segan-segan belajar apabila ada guru agama yang kebih pintar dari padanya yang kiranya dapat menambah ilmunya
Di yaman beliau belajar kepada sykeh yahya bin Husein seorang ulama besar di kota Sha,a ketika itu’
Ketika beliau di yaman beliau diangat pula kepada wali daerah najran sebagai beliau disayangu oleh rakyat karena adi dan pemurahnya,
pekerjaan ini tidak lama di jabat oleh beliau karena tidak sesuai dengan bakatnya beliau lebih cindrong kepada ilmu daripada siasah
Imam syafi’i Rhl, menikah di yaman dengan seorang putri bernama(Hamidah binti Nafi,i seorang keturunan saidina utsman bin Affan sahabat dan khalifah nabi yang ke tiga,
usia beliau waktu menikah lebih kurang 30 tahun dari pernikahan ini beliau mendapat 3 orang anak seorang laki-laki dan dua orang perempuan
Anak beliau yang laki-laki ini bernama muhammad bin Syafi’i kemudian menjadi ulama besar pula dan menjadi Qadhi di jazirah ( wafat 240 H,)
IMAM SYAFI’I RHL, DI TANGKAP,
Imam sayafi’i Rhl, ketika di yaman sudah menjadi orang besar
Beliau di sayangi oleh wali negri dan di angkat menjadi khatib daulah (sekretaris negara) di samping beliau menjadi mufti dan gurub agama di masjid berthableh di mana-mana sehingga masyhur namanya.
Telah menjadi kebiasaan di dunia yang pana ini bahwa setiap orang yang mendapat nikmat, ada saja orang yang dengki dan berniat jahat untuk menjatuhkanya,
beliau di fitnah kepada Khalifah Harun ar rasyid yang ketika \itu berkedudukan di Bagdad ( irag) di katakan bahwa imam syafi’i Rhl, mengembangkan faham syiah di yaman dan masuk golongan syiah yang sanggat membenci Khalifah Harun ar –rasyid khalifah ABbasiyah itu.
Memang dalam sejarah islam tercatat sebagaimana permusuhan yang mendalam antara orang-orang syiah yang katanya pengikut saidina ali Rdh, dengan orang –orang bani umayah dan bani abbas,
ya, pada mulanya pembagunan Dinasti Abbasiyah di tolong oleh orang – orang syiah untuk melawan bani umayah akan tetapi kemudian ternyata bahwa orang-orang syiah tidak senang hati pula pada orang-orang bani abbas itu’
khalifah harun Ar Rasyid selalu di rongrong oleh partai syiah yang kebetulan banyak bertebar di yaman ketika itu, oleh karena itu khalifah harun Ar-rasyid selalu curiga kepada ulama-ulama di yaman yang di angapnya mengembangkan faham syiah yang di tangkapnya.
Di sebab kan fitnah dari orang-orang yang dengki terhadap imam syafi’i maka beliau di tangkap bersama-sama kaum syiah dan golongan kepada orang-orang syiah lalu di bawa ke baqdad untuk di adili oleh kahalifa harun Ar-rasyid dengan rantai besi dan tangannya
Ini lah imtihan ( ujian bagi imam syafi’i) Rhl. Memang orang-orang yang beriman itu banyak mendapat cobaan iman, banyak di antara rombongan-rombongan syiah itu yang di jatuhahka hukuman mati oleh kahalifah, tetapi ketika sampai pertanyaan kepada imam syafi’i Rhl, maka terjadilah dialog( percakapan antara khalifah dengan imam syafi’i Rhl.
Dengan meragkak karena kedua kakinya dibelenggu imam syafi’i masuk kemajlis harun AR-rasyid dan berkata, ( selamat atasmu dan berkatnya ) imam syafii tidak mengucapkan (dan rahmat tuhan)
Khlifah harun Ar-rasyid menjawab,( selamat atasmu rahmat tuhan dan berkatnya).
Harub Ar-Rasyid agak heran melihat ketenangan imam syafi’i Rhl. Karena tidak gelisah sedikitpun, padahal kawan-kawanya yang sama di tangkap sudah di jatuhkan hukuman mati.
Khalifah harun Ar-Rasyid bertanya kenapa kamu berbicara dalam sidang saya tanpa bizin saya, sehingga saya terpaksa menjawabnya......?
Perlu diketahu bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawab hukumnya wajib.
Imam syafi’i Rhl. membaca firman allah Swt.

وعدا الله الذين امنو منكم وعملوالصلحت ليستخلفنهم في الارض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذى ارتض لهم وليبد لنهم من بعد خوفهم ءمنا يعبدونني لايشركون بى شياء ومن كفر بعد ذلك فاؤلآئك هم الفسقون

Artinya: dan allah telah berjanji kepada orang –orang yang beriman yang beramal shaleh bahawa aa akan menjadikan khalifah di bumi sebagaimana ia telah jadikan khalifah-khalipah yang sebelum mereka dan ia akan tetapkan bagi mereka agama yang ia redhai untuk mereka dan ia akan menganti ketakutan dengan keamanan mereka menyembahku dan tidak mempersekutukan aku sedikitpun( AN-NUR: 55)
Lalu imam syafi’I meneruskan ucapanya
Tuhan apabila berjanji menepati janjinya dan kini ia telah menggangkat tuanku menjadi khalifah di bumi yang luas ini tuanku telah memberikan keamanan kepada saya sesudah saya dalam ketakutan, karena tuanku menjawab salam dalam dengan ucapan Warahmatullah ( dan rahmat tuhan untuk saya) dengan begitu tuanku telah memberikan rahmat tuhan kepada saya dengan kemurahan hati tuanku.
Khalifah harun rasyid tergerak hatinya mendengar ucapan yang lantang dan fasheh dari imam syafi’I yang kelihatanya tak sedikit juga takut dan getar.
Lantas khaliifah harun Arayid berkata: bukan kah engkau yang mengepalai kompelotan pemberontak untuk menentangku,,,,? bukan kah engkau bersekongkol dengan addullah bin hasan untuk menentang aku bukankah engakau orang yang telah terang salahnya’ bagaimana….bagaimana….?
Iman syafi’I menjawab
Saya akan menerangkan pula isi dada saya, sebaik-baiknya untuk mencarai keadialan dan kebenaran. Tetapi dapatkah orang melahirkan perasaanya dengan seksama kalau kaki dan tangannya di rantai dengan besi berat ini, saya minta agar rantai kaki dan tangan saya dibuka dan memperkenankan duduk sewajarnya, dan puji-pujian kepada allah yang kaya,
Khalifah harun Rasyid terbuka hatinya dan memerintahkan ketika itu juga kepada petugasnya untuk membuka rantai yang melingkari tangan dan kaka imam syafi’i
Imam syafii lantas berkata Tuhan berfirman begini.
يايهل الذين امنو ان جاء كم فا سق بنباء فتبينو ان تصيبوا قوما فتصبحوا عال ما فعلتم ندمين

Artinya: hai orang –orang yang beriman, kalau datang kepadamu orang-orang fasiq (jahat) membawa berita, periksalah dengan seksama supaya kamu supaya kamu jangan mencelakakan orang-orang tanpa diketahui kemudian kamu menyesal atas perbutanmu itu (Al-hujarat : 6)
Saya berlindung kepada allah bahwa saya adalah laki-laki yang di sampaikan kepada tuanku, bohong sekali orang-orang yang menyampaikan kepada tuanku, saya mempunyai dua pertalian dengan tuan khalifah, yaitu sama-sama bereagama islam dan sama-sama satu keturunan, tuanku adalah seorang yang harus berpegang kepada kitabullah, tuangku anak paman rasulullah yang harus melindungi agamanya,
mendengar ucapan Imam syafi’i yang di ucapkan dengan lancar ini khalifah harun ar-rasyid tiba-tiba jadi gembira lalu berkata Tenanglah pikiranmu saya menghargai ilmumu dan juga menghargai pertalian darah kita’’’
Lalu khalifah berkata lagi bagaimana keadaan ilmu kamu dengan kitabullah Azza wajalla di sana lah kita berbicara.
Imam syafi’i rhl, mejawab kitab suci yang mana tuan khalifah tanyakan, karena khitab suci yang di turunkan banyak sekali
Khlifah menjawab: baiklah saya bertanya tentang khitab suci yang di turunkan kepada anak paman saya Muhammad rasullah Saw.
Imam syafi’i Rhl. Menjawab: ilmu yang terkandung dalam al-qur’an itu banyak sekali, yang manakah yang tuan tanyakan ada ilmu ayat-ayat mutasyabih dan ayat muhakkam, ada ilmu ayat-ayat taqdim dan takhir, ada ilmu tentang nasheh dan mansukh, ada ilmu ini dan ada ilmu itu.
Kemudaian khalifah terpesona dan lantas menukar keluar bukan lagi bertanya soal-soal agama tetapi berpindah kepada soal-soal ilmu palaq, ilmu kedokteran, ilmu pirasat dan lain-lain yang sermuanya di jawab oleh imam syafi’i Rhl, dengan sanggat memuaskan Khalifah Harun Ar-rayid,
kemudian Khalifah berkata datanglah engkau sewaktu-waktu untuk mengajar saya...
dengan begitu bebaslah imam syafi’i Rhl, dari tuduhan dan kecewalah tukang fitnah yang memfitnah beliau’
inilah kedatangan imam syafii Rhl. Yang kedua kalinya ke iraq ( kupah atau baqdad) yang terjadi pada tahun 184 H, yakni dalam usia 34 tahun.

KEMBALI KE MEKKAH ( HIJAZ).
Tidak lama sesudah beliau bebas maka imam syafi’i Rhl. Kembali ke kampung asalnya yaitu makkah al-mukarrah sesudah di tinggalkan lebih kurang 11 tahun.
Ia di sambut oleh ulama dan rakyat mekkah karena kemasyhuran sudah lama beliau di mekkah masih mendapat sambutan akibat banyaknya orang haji yang pulang balik antara madinah dan makkah, dan antara mekkah dan kufah( iraq)
Beliau membuat rumah tempat tinggak di luar kota mekkahdi suatu tempat yang memungkinkan dapat di tangani oleh pelajar-pelajar yang menuntut ilmu kepadanya.
Lebih kurang selama 17 tahun beliau di mekkah menaburkan ilmu-ilmu agama kepada kaum muslimin yang setiap tahun datang ke mekkah untuk ibadah haji, karena itu nama imam Syafi’i Rhl. Mashur ke seluruh dunia islam karena setiap orang haji yang datang ke mekkah pulang ke kampungnya membawa khabar tentang kealimam imam syafi’I
Tetapi pada ketika itu beliau masih merasa belum sampai kepada derajadnya imam mujtahid mutlak( mujtahud penuh) sehingga fatwa-fatwa beliau adalah berdasarkan fatwa-fatwa guru-gurunya yang di dapatnya di mekkah, madianah dan iraq.
KE IRAQ KE TIGA KALI.
Di mekkah sudah di dengar kabar wafatnya khalifah harun Ar-rasyid dan telah di gantikan oleh khalifah Al-amin dan sesudah itu AL-amin dan sesudah itu oleh AL-ma’mun.
Begitu juga telah meniggal guru-guru imam syafi’i Rhl di iraq yaitu abu yusup pada tahun 182 H. Dan muhammad bin hasan pada tahun 188 H.
Hati imam syafi’i tergerak kembali hendak datang ke baqdad ibu kota dan kerajaan umat islam ketika itu karena di situ duduknya khalifah, Amirul Mu’minin.
Beliau tidak lama di iraq pada kali itu, tetapi pada kesempatan ini beliau membuat sejarah yaitu membentuk mazhab tersendiri yang kemudian di namakan mazhab syafi’i
MAZHAB SYAFI’I YANG PERTAMA.
Abu abdillah muhammad bin idris Asyafi’i ini setelah ilmunya tinggi dan fahamya begitu tajam dan dalam timbullah inpirisinya untuk berfatwa sendiri mengeluarkan hukum-hukum qur’an dan hadist sesuai dengan ijtihat nya sendiri terlepas dari fatwa-fatwa gurunya imam malik dan ulama-ulama hanafi di iraq’
Hal ini terjadi pada tahun 198 H. Yaitu sesudah usia beliau 48 tahun dan sesudah melalui masa belajar lebih kurang 40 tahun.
Beliau telah menghafal Al-quran dan berpuluh ribu hadist di luar kepala dan juga telah mendalami tafsir dari ayat-ayat alquran dan makna-makna hadis serta pendapat ulama-ulama terdahulu.
Beliau berfatwa dengan lisan menurut ijtihadnya (pendapat) sendiri dan juga mengarang khitab-khitab yang berisikan pendapat-pendapatnya itu.
Mula-mula di iraq beliau mengarang kitab (Ar-risalah) khitab usul Fiqih yang pertama di dunia yaitu suatau ilmu yang di jadikan pedoman dalam mengali hukum-hukum mengali ushul fiqih dari khitab suci al-quran dan hadist-hadist nabi.
Harus di maklumi bahawa sekalian fatwa dengan lisan dan tulisan pada ketika itu Imam syafi’i di irak di namakan (Al-qaul qadim ) fatwa lama, sedangkan fatwa-fatwa yang di keluarkan sesudah beliau pindah ke mesir di namakan( Qul A-jadid) Fatwa baru.
Barang siapa yang mempelajari khitab-khitab iamam syafi’i Rhl. Satu kitab-kitab syafi’iyah dewasa ini akan berjumpa denagn tulisan tulisan Qul qadim dan qaul al-jadid itu.
PINDAH KE MESIR.
Pada bualan syawal tahun 198 H. itu juga imam syafi’I pindah ke mesir kebetulan saja khalifah Al-ma,mun mengangkat abbas bin musa menjadi ( gubenur) mesir dan mengirimnya ke mesir imam syafi’i menumpang dalam qafilah wali mesir itu karena imam syafi’i Rhl, adalah salah seorang ulama yang di hormati bukan saja oleh rakyat iraq tetapi juga oleh khalifah Ma,mun.
Ketika beliau akan berangkat dari iraq ke mesir bayaklah datang shabat-shabatnya untuk mengucapkan selamat jalan, di antaranya adalah muridnya yang terkenal kemudian di kenal dengan nama Ahmad bin hambal ( pembagun mazhab mazhab Hambali)
Pada ketika imam syafi’i bersalaman dengan Ahmad bin hambal beliau membaca sebuah syair.
Saya rindu pergi kemesir untuk melihat sunggai dan pasir
Untuk kebesaran atau kekayaan ataukah ini makam perkuburan
Rupanya imam syafi’i Rhl sudah merasa ia akan wafat dan bermakam buat selama-lamanya du mesir
Abbas bin musa gubenur mesir meminta agar imam syafi’i agar menginap di rumahnya tetapi imam Syafi’i Rhl. Menolak karena ia ingin tinggal dengan ulama-ulama besar Namanya Abdullah bin Al-hakam seorang ulama yang pernah menjadi muridnya di madinah pada ketika imam syafi’i mendektekan khitab-khitab AL-muwatha atas nama imam maliki.
Beliau tinggal di rumah abdullah bin Al-hakam sampai tahun 204 H.

IMAM SYAFI’I SUKA MENGEMBARA TERUTAMA UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN.
Dari riwayat imam syafi’i Rhl. Ternyata beliau adalah suka mengembara pindah dari satu negeri kenegeri lain terutama dalam hal mencari ilmu pengetahuan.
Beliau lahir di gazza pergi ke mekkah tinggal di madinah, pindah keyaman pindah lagi ke bagdad sampai ke syam pindah ke mekkah pindah lagi ke baqdad dan akirnya pindah lagi ke mesir wafat di mesir dan bermakam di mesir.
Imam syafii Rhl. Bukan saja memperaktekkan pindah-pindah tempat itu tetapi beliau juga menganjurkan kiranya rakyat mengembirakan pengembaraan dan perjalanan keliling khususnya dalam mencari ilmu pengetahuan.
Beliau pernah berkata dalam sebuah syair begini:
1. Adalah tidak enak bagi orang cerdik pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat.oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah.
2. musafirlah...? Engakau akan mendapat sahabat-sahabat penganti sahabat sahabat yang di tinggalakan
3. bekerja keraslah karena ke lezatan hidup adalah bekerja keras.
4. saya berpendapat kalau air menetap di dalam suatu tempat ia akan busuk, kalau mengalir barulah ia bersih dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
5. singa kalau tidak keluar dari sarangnya ia tak akan dapat makan.
6. anak panah panah kalau tidak meluncur dari busurnya ia takkan mengena
7. matahari pun kalau menetap niscaya seluruh manusia akan marah kepadanya.
8. tabir( bahan baku emas) adalah seperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
9. kayu harum pada ketika di rimaba,sama saja dengan kayu yan g lain
10. kalau yang kini ( kayu harum) keluar dari rimbaba sukar sekali mendapatkanya dan itu tabir kalu keluar dari tempat sudah berharga seperti emas.
Demikian sebuah syair dari Imam syafi’i yang menganjurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
MENUGGAL DUNIA DALAM USIA 54 TAHUN.
Setelah 6 tahun tinggal di mesir mengembangkan mazhabnya dengan lisan dan tulisan dan sesudah mengarang khitab Ar-risalah lagi ( dalam ushul Fiqih) dan sesuadah mengarang khitab-khitab beliau yang banyak sekali maka beliau meninggal dunia, mudahahan beliau mendapat surga AMIN.
Berkat Ra,bin sulaiman ( murid imam syafi’I ) imam Syafi Rhl. berpulang kerahmatullah sesudah sembahyang maqrib petang kamis malam jumat akhir hari bulan rajab dan kami makam kan beliau pada hari jum’at sorenya kami lihat hilal bulan Sya,ban 204 H. TAHUN DAN TEMPAT
Nama asli dari imam syafi’i adalah Muhammad bin idris gelar beliau Abu Abdillah
Orang arab kalau menuliskan nama biasanya menduhulukan gelar dari nama, sehingga berbunyi: Abu abdillah muhammad bin idris. Beliau lahir di gazza, bahagian selatan dari pelestina pada tahun 150 H, pertengahan abad kedua hujrah.
Ada ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir di asqalan tetapi kedua perkataan ini tidak berbeda karena gazza dahulunya adalah daerah asqalan
Kampung halaman imam safi’I Rhl. Bukan di gazza pelestina tetapi di mekkkah (hijaz) dahulunya ibu bapak beliau datang ke gazza untu suatu keperluan dan tidak lama beliau setelah itu lahir.
Ketika beliau masih kecil bapaknya meniggal di gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang hanya di bela oleh ibunya saja
Sejarah telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran imam syafi’i Rhl yaitu
1, sewaktu imam syafi’i dalam kandungan ibunya bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi daerah sekitarnya
Ahli mimpi mentakbirkan bahwa ia akan melahirkan seoarang putra yang ilmunya akan meliputi seluruh jagat.
Sekarang menjadi kenyataan bahwa ilmu imam syafi’i ,Rhl memang memenuhi dunia bukan saja di tanah arab di timur tengah dan afrika tetapi juga sampai ketimur jauh ke indonesia, Thaland philipina dan lain-lain
2,sepanjang sejarah pada pada hari imam syafi’i Rhl dilahirkan itu meniggal dua orang ulama besar, seorang di bagdad (IRAQ) yaitu imam abu hanifah Nu’man bin thasabit( beliau adalah pembagun mazhab Hanafi) dan seorang lagi di mekkah imam ibnu jueret al-makky mufti huijaz ketuka itu.
Kata orang dalam ilmu firasat hal ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang lahir ini akan menggantikan yang meningal dalam ilmu dan kepintaranya, memang pirasat itu ahkirnya terbukti dalam kenyataan.
NENEK MONYANG IMAM SYAFI’I
Nenek monyang imam syafi’i Rhl adalah muhammad idris, bin abbas bin ustman,bin syafi’i bin saib Abu yazitd bin hasyim bin abdul muthalib bin abdul manaf bin qushai.
Abdul manaf bin qushai menjadi nenek yang kesembilan dari imam syafi’i Rhl adalah abdul manaf bin qushai nenek yang ke empat dari nabi muhammad.
Nenek monyang nabi muhammad Saw sebagai yang telah di maklumi adalah muhammad bin abdullah bin addul muthalib, bin hasyim, bin abdul manaf, bin quhsai bin khilab, bin marah bin,kaab bin luai bin Ghalib bin fihir bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah, bin iliyas bin ma’ad, bin Adnan, sampai kepada nabi ismail dan nabi ibrahim Alahima salam,
teranglah dalam silsilah ini bahwa imam syafi’i Rhl senenek monyang dengan nabi muhammad.
Adapun dari fihak ibu: fathimah binti abdullah bin hasan bin husein bin ali bin abi thalib Rda.
Ibu imam syafi’i Rhl adalah cucu dari cucu saidina ali ali bin abi thalib menantu sahabat nabi dan khalifah iv yang terkenal
Sepanjang sejarah di ketemukan, bahwa saibb in abu yazit nenek imam syafi’i yang kelima 5 adalah shabat nabi muhammad saw.
Jadi baik di pandang dari segi keturan darah maupun di pandang dari keturunan ilmu maka imam syafi’i Rhl, yang kita bicarakan ini adalah kharib kerabat dari nabi muhammad SAW.
Gelar imam syafi’i dari imam syafi’i Rhl di ambi dari neneknya yang ke empat yaitu syafi’i bin saib.
KEMBALI KEMEKKAH AL-MUKARRAH
Setelah usai imam syafi’i Rhl 2 tahun ia di bawa ibunya kembali ke mekkah al-mukkaramah yaitu kampung halaman beliau dan tiggal di mekkah sampai 20 tahun yakni sampai tahun 170 H.
Dalam angka 20 ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam catatan sejarah ada yang mengatakan sampai usia 20 tahun dan ada pula yang mengatakan sampai 22 tahun
Tetapi penulis buku ini sudah memperhatikan dari bermacam-macam segi agak condong berpendapat bahwa imam syafi’i Rhl tinggal di mekkah sampai 20 tahun dan sesudah itu pindah ke madinah al-munawarah
Perbedaan angka ini tidak prinsipil yang terang beliau tiggal di mekkah di waktu kecil dan setelah muda remaja pindah ke madinah
Selama beliau di mekkah. Imam syafi’i Rhl berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, khusus yang bertalian dengan agama islam sesuai dengan ke biasaan anak-anak kaum muslimin pada ketika itu
Sebagai di maklumi bahwa dalam sejarah pada abad 1 dan 11 tahun hijrah, umat islam boleh dikatakan dalam masa keemasan sejang memuncak membumbung tinggi, agama islam sudah teriar luas, kebarat sampai kemaroko dan spayol ke timur sampai ke iran ke afghanistan ke india selatan ke indonesia dan ke tiongkok dan afrika sudah hampir seluruh daerah
Pada abad-abad itu yang berkuasa adalah khalifah-kahalifah bani abbas yang terkenal bukan hanya saja pada keberanian tetapi juga dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan
Pada masa-masa khalfah harun Ar Rasyid ( 170 -19 3, H ) dan al-makmun 198 -218 terkenal sebagai masa yang memuncak tinggi kedudukan ilmu pengetahuan
Dalam agama islam yang sangat di patuhi orang ketika itu baik dalam hadist-hadist nabi maupun dalam al-qur’an banyak sekali terdapat petunjuk-petunjuk yang menganjurkan dan mengarahkan rakyat supaya belajar segala ilmu pengetahuan khususnya yang bertalian dengan agama
Sesuai dengan ini imam syafi’i bahwa pada masa mudanya menghabiskan masanya dengan menuntu ilmu pengetahuan
Markas –markas ilmu pengetahuan ketika itu adalah di mekkah di madinah di kufah ( iraq ) di syam damsyik dan di mesir
Oleh karena itu seluruh pemuda menidam-idamkan dapat tinggal di salah satu di kota itu untuk bersetudi, untuk mencari ilmu pengetahuan dari yang rendah sampai yang tinggi,
imam syafi’i belajar al-qur’an kepada ismael bin qusthathein dalam usia 9 tahun imam syafi’i telah mampu menghafal ketiga puluh juz Al-qura’an di luar kepala
catatlah ini yaitu dalam usia (9) sembilan tahun.
Imam syafi’i pada mulanya tertarik dengan prosa dan puisi syair-syair dan sajak-sajak bahasa arab kelasik sehinga beliau datang kekali-kali ke Qabilah-Qqbilah badui di padang pasir Qabilah hudzel dll kadang-kadang beliau tinggal lama di Qabilah-qabilah itu untuk mempelajari sastra arab sehingga akhirnya imam syafi’i Rhl, mahir dalam kesastraan arab kuno dan beliau menghafal di luar kepala syair dan imrun ul-Quis syair Zuheir syair jarir dan lain-lain
Hal ini kemudian nyata ada baiknya karena dapat menolong beliau memahamkan al-qur’an yang di turunkan dalam bahasa Arab yang fasih yang asli dan yang murni
Tersebutlah dalam sejarah di ceritakan oleh mush’ah bin abdullah azabiri sebagai yang termaktub dalam khitab al-majmuk bahwa imam syafi’i Rhl pada masa muadanya hantya tertarik kepda puisi syair-syair dan sajak bahasa arab klasik tetapi beliau kemudian terjun mempelajri hadist dan fiqih
Sebanya ia bahwa pada suatau hari ia mengendarai onta di belakangnya ada seoarang yang lain, yaitu juru tulis bapak saya kata mush,ab.
Juru tulis bapak saya mengetok dengan tongkatnya dari belakang dan menegurnya akh pemuda seperti kamu menghabiskan masa kemudaanya dengan berdendang dan bernyayi alangkah baiknya kalu waktu kepemudaanmu ini di pakai untuk mempelajri hadist dan fiaqih ?
Berkata mushab bahwa teguran ini lah sebab yang mengerakkan hati imam syafi’i untuk mempelajari ilmu hadist dan fiQih dan kemudian belajar kepada mufti mekkah muslim bin khalid ai zanji dan ulama hadist sopyan bin uwaniah wafat (198 H,)
Ini lah di antara guru imam syafi’i Rhl dalam ilmu hadist dan fiQih selain dari pada itu imam syafi’i Rhl’ menceritakan diri beliau begini »
Saya pada mula mempelajari ilmu nahwu ( gramatika) dan arab( kesustraan) kemudian setelah saya datang kepada muslim bin kahalid beliau bertanya Hai muhammad kamu dari mana... ?
Jawabku saya orang sini ,orang mekkah
Dari kampung mana...?
Dari kampung khalif
Dari qabilah apa.......?
Dari qabilah abdul manaf
Bakhin-bakhin ( senag-senag sekali) tuhan telah memuliakan kamu dunia akhirat alangkah baiknya kalau kecerdasan kamu itu di tumpahkan dalam ilmu fiqih sedalam-dalanya inilah yang baik bagimu
Ucapan muslim bin khalid inilah sebab yang mengerakkan hati saya untuk mempelajari ilmu Fiqih sedalam-dalamnya kata imam syafi’i
KERAJINAN IMAM SYAFI’I RHL
Muhammad bin idris adaklah seorang pemuda yang sangat rajin dalam belajar dengan sunguh-sungguh dan tekun
Sebagai di maklumi beliau adalah seoarang pelajar yang miskin, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya belajar beliau seoarang anak yatim di mana belkanjanya hanya di beri oleh ibunya yang serba kekurangan pula
Tetapi imam syafi’i Rhl mempunyai keyakinan bahwa menuntut ilmu itu tidak tergantung kepada kekayaan, tetapi hanya kepada kemampuan yang keras, anak-anak miskin yang keras hati lebih banyak yang maju di bandingkan dengan anak-anak yang kaya yang bisasanya suka malas
Beliau mengumpulkan tulang belulang kambing atau tulang onta yang biasaya banyak berserakan terutama pada saat orang sudah selesai mengerjakan haji di mina, beliau mengumpulkan pelepah-pelepah tamar yang kering beliau mengumpulkan tembikar dan batu-batu yang dapat di tulis dan beliau kumpulkan kertas-kaertas yang di buang orang-orang kantor yang adapat di tulis lagi
Beliau mendengar ucapan guru dekte-dekte guru lalu lalu menuliskan di atas buah-buahan tadi sambil memperhatikan dan menghafalnya mana yang patut di hafal.
Pada suatu ketika penuh sesaklah kamar beliau dengan benda-benda tulang yang bertulisan itu sehingga tidak dapat lagi beliau meluruskan kakinya ketika melepaskan lelah atau ketika tidur
Agar belaiu memutuskan agar semua tulisan itu di hafal saja di luar kepala dan tulang-tulang itu di keluarkan dari kamar supaya kamar tidurnya menjadi lapang
Semua yang tertulis di hafalnya di luar kepala dan sesudah itu tulang belulang di keluarkan dari kamarnya, jadi imam syafi’i Rhl sejak kecil sudah terlatih dan terdidik di luar kepala
Ilmu itu yang ada didalam dada, bukan yang ada dalam kertas kata pribahasa ini lah yang nampakny yang di hafal oleh imam syafii Rhl.
Maka dengan cara begini tidak lah heran kalau imam syafii Rhl dalamusia 9 tahun sudah menghafal Alquan di luar kepala dan dalam usia 10 tahun sudah menghafal di luar kepala khitab al-muwatha karangan imam malik
Begitulah kecerdasan dan ketajaman otak imam syafii Rhl. Belajar sejak keci sampai remaja sampai sewasa berusia 20 tahun di mana beliau sesuadah itu pindah dari mekkah al-mukkaramah kemadinah al-munawarah
MENCARI ILMU KE MADINAH
Pada seperempat terakir dari abad ke dua 11 H, kota madinah sedang gilang gemilang dalam ilmu pengetahuan, karena di situ banyak menetap ulama-ulama tabi’in orang-orang yang berjumpa dengan shabat nabi dan ulama ta,bi tabiin orang yang berjumpa dengan orang yang berjumpa dengan sahabat nabi
Di tengah-tengah ulam yang banyak itu ada seorang yang menonjol yang nenjandi bintangnya, yaitu seorang ulama yang terkenal dengan julukan imam Darul hijaz imam negri nabi perpindah yaitu Iman Malik bin anas pembangun mazhab maliki
Imam malik bin anas lahir pada tahun 93 H, yaitu 57 tahun lebih tua dari imam syafii Rhl dan wafat pada tahun 179 H, 25 tahun terdahulu dari imam syafi’i Rhl
Sepanjang riwayat imam malik bin anas ini adalah seorang ulama yang bersungguh-sungguh mengupulkan hadist-hadist nabi muhammad Saw beliau kumpulkan dan beliau hafal sebanyak 100,000 hadist dalam masa 40 tahun
Ibnu qhudamah mengatakan bahwa imam malik bin anas adalah seorang huffzh (penghafal) hadist nomor satu pada zamanya dan tidak ada seorangpun yang menandingi beliau dalam soal menghafal hadist itu
Hadist hadis yang 100,000 banyak nya itu banyaknya itu beliau teliti satu persatu beliau lihat sirawi yang membawa hadist- hadist beliau cocokkan dengan Al-quran tentang arti dan tujuanya
Pada akhirnya hadist yang 100,000 itu beliau pilih sehingga yang tinggal hanya 5,000 buah yang beliau anggap sangat shehya
Hadist yang 5,000 inilah beliau kumpulkan dalam satu khitab Fiqih sekarang yang diberi nama Al-mutha sehingga khitab ini di hafal di luar kepala pada ketika beliau berumur 10 tahun
Sesungguhnya pada khitab Al- muatha sudah hafal diluar kepala tetapi keinginan imam syafi’i Rhl, untuk datang kepada pengarangnya, makin berkobar beliau ingin mengambil ilmu imam malik dari mulut-kemulut yakni berhdapan
Maka beliau minta izin kepada gurunya muslim bin Khalid az Zanji untuk berangkat kemadianah menjumpai imam malik dan belajar pada beliau Imam Syafi’i Rhl berangkat kemadinah pada tahun 170 H, dengan menumpang kendaraan onta selapan hari delapan malam lamanya dengan membawa sepucuk surat dari gurunya muslim bin khalid yang di tujukan kepada imam malik bin anas,
selain itu imam Syafi’i Rhl, membawa surat pula dari wali mekkah ( semacam gubenur) kepada wali kota madinah di mana wali mekkah minta agar kiranya wali kota madinah memperkenalkan Imam Syafi’i Rhl. Kepada imam malik bin anas.
Selama delapan hari delapan malam perjalanan antara mekkah dan madinah dengan onta Imam syafi’i Rhl, membaca al-quran sebanyak 16 kali tamad menamatkan sekhatam siang dan sekhatam malam,
sesampinya di madinah beliu lansung menemui imam malik bersama-sama dengan wali kota madinah
imam malik setelah menerimaya surat dari wali mekkah yang di alamatkan kepadanya, menyindir dengan mengatakan, subhanallah... kok menuntut ilmu rasulullah pake perantara
Wali kota madinah mempersilakan imam syafi,i berkata mudah-mudahan tuan di karunia allah kata imam syafi’i Rhl saya ini dari kaum muthalib datang kemari dari mekkah untuk menuntut ilmu dari tuan guru karena saya sudah kama mendengar nama tuan guru dan sudah lama mengetahui ilmu tuan guru, tetapi sekarang hendak mendengar dengan telinga sendiri pengjian-pengajian dari tuan guru
Sesudah lama imam malik memperhatikan imam syafi’I seketika lalu beliau berkata siapa namamu
Imam syafi’i menjawab Muhammad Bin idris
Imam malik menyambung hai muhammad bertakwalah kepada tuhan dan jauhilah kedurhakaan saya melihat padamu akan trjadi apa-apa.
Baiklah kata imam malik besok datanglah lagi dan akan saya suruh orang membaca Al-muwatha kepadamu,
Jawab imam syafi;i tak perlu dicarikan orang lain karena saya sudah menghafal di luar kepala Khitab al-muwatha itu
Kalau begitu keada’anya cobalah baca
Imam syafi’i Rhl lantas membaca khitab al-muwatha yang di dengar oleh imam malik dengan seksama dan di sana sini membetulkan pembacaan-pembacaan imam syafi’i yang lancar itu
Sesungguhnya Imam malik sangat kagum melihat pemuda ini karena karena masim dalam usia muda remaja sudah mendalami ilmunya sudah mahur dalam arti al-Quran dan juga hadist-hadist nabi dan Qaedah-Qaedah bahasa arab.
Kemudian imam syafi’i Rhl, kemudian imam syafii tetap setaiap hari mendatangi tempat halakah imam malik tempat mengajar imam malik di madinah din mana beliau bersama-sama pelajar lain yang terdiri dari ulama-ulama besar dari seluruh penjuru mendengar dan mencatat-pengajian pengajian yang di berikan oleh imam malik Seorang ulama besar dan imam mujthid yang jarang tandinaganya’
Ahirnya Imam syafi’i Rhl, mendapat kepercayaan besar dari imam malik dan lantas di undang menginap di rumahnya dan setiap hari datang ke masjid bersama-sama sebagai pembantunya dalam mengajar khitab-khitab AL-muwatha dan lain-lain.

Imam malik membaca khitabnya kepada murid-murid dan sesudah itu imam syafi’i Rhl. Yang belum Berpangkat imam mujthid membantu imam malik mendektekan ( mengimlakkan) khitab karangan imam malik itu kepada sekalian mahasiswanya,
Ada kira-kira setahun imam syafi’i Rhl tidak bercerai dengan imam malik selalu dengan beliau sebagai murid dan pembantu dalam mengajar.
Dengan cara begitu imam syafi’i Rlh mendapat kenalan dari banyak ulama yang datang ke madinah sesudah menunaikan ibadah haji dan datang kepada imam malik,
Diantara orang-orang yang berkenalan dengan imam stafi’i Rhl ketika itu adalah abdullah bin Al-hakam dari mesir, ( kairo) yang kemudian di waktu imam syafi’i Rhl, datang ke mesir beliau berkunjung kerumah abdullah bun al-hakam ini, juga imam syafi’i Rhl berkenalan dengan Asyhab ibnu Qasim dan al- laits bin saad yaitu ulama-ulama mesir yang berkunjung ke madinah yang telah mendengar imam syafi’i mendektekan khitab-khitab al-muwatha,
Dan juga imam syafii Rhl berkenalan dengan ulama-ulama IraQ yang berkunjung kemadinah sesudah nenuniakan ibadah haji banyak sekali di antara mereka yang datang mengunjungi halakah imam malik dan mendengar imlak dari imam syafi’i Rhl, yang bijak itu,
pada ketika itulah muhammad bin idris mendengar di baqdad dan kufah banyak sekali terdapat ulama-ulama murid dari imam abu hanifah( pembangun mazhab Hanafi) sehingga tertarik hati beliau mengunjungi iraq danm mesir,
BERKUNJUNG KE BAGDAD DAN LAIN-LAIN,
Setelah 2 tahun di madinah yakni dalam usia 22 tahun imam syafii Rhl, berangkat ke Iraq ( kufah dan baqdad) di mana beliau bermaksud selain menambah ilmu dalam soal-soal kehidupan bangsa juga untuk menemui ulam-ulama ahli haditd ataupun ahli Fiqih yang bertebaran pada ketika itu di Irang dan persia ( iran)
Sebagai dimaklumi kota kupah ketika itu adalah ibu kota tempat kedudukan khalifah-khalifah ABU jafar AL-mansyur dan pengantinya adalah Harun Arasyid yang terkenal dan baqdad adalah pusat ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang datang dari barat atau yang datang dari timur memang iranq pada zaman harun arsyid di angap sebagai negri tempat ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh penjuru dunia sebagai di terangkan di atas,
perjalanan antata madinah dan iraq di lakukan dengan mengendarai onta selam 24 hari jauh juga.
Tapi imam syafi’i RHL, mendapat bekal dari gurunya imam malik sebanyak 50 dinar emas, cukup untuk belanja dan untuk menginap di situ beberapa waktu lamanya karena ongkos kendaraan dari madinah ke iraq hanya 4 dinar emas,
sampai di kufah beliau menemui ulama-ulama shabat al-marhum Abu hanifah yaitu guru besar Abu yusup Dan muhammad bin hasan di mana imam syafi’i Rhl sering kali bertukar pikiran dan beri memberi dengan beliau ini dalam soal-soal ilmu pengetahuan agama,
dalam kesempatan ini imam syafi’i Rhl dapat mengetahui aliran aliran atau cara-cara fiqih dalam mazhab hanafi yang agak jauh berbeda dari cara-cara dan aliran aliran fiqih dalam mazhab maliki,
imam hanafi dan imam maliki hampir bersamaan zamannya karena imam hanfi di lahirkan tahun 18 H, meniggal pada tahun 150 H, Sedangkan imam malik di lahirkan tahun 93 H, dan meniggal pada 179 H,
tetapi walaupun bersamaan zaman namun aliran mazhab masing-masing berbeda
Mazhab imam maliki di madinah berpendapat bahwa kalau dalam al-quran kalau tidak terdapat hukum agama maka hadist nabilah sebagai sandaran hukum sekalipun hadaist nabi itu mutawatir ( banyak yang merawikan) Uhud ( satu jalan saja yang merawikan ) shih atau hasan.
Tetapi mazhab hanafi di iraq berpendapat bahwa kalau dalam al-quran tidak terdapat hukum suatu yang terjadi maka yang boleh dijadikan sandaran hukum lagi hanya hadist-hadist mutawatir saja, kalau tidak ada hadist mutawatir langsung berpindah kepada ijtihad yakni pendapat imam mujtahid,
maka karena itu golongan imam malik di namakan golongan ahli Hadist, dan golongan imam hanafi di namakan Ahli Rayi( ahli pendapat)
imam syafi’i Rhl, ketika itu dapat mendalami dan menganalisa cara-cara yang di pakai oleh imam-imam itu
ketika itu beliau tidak lama di iraq dan terus mengembara ke persi sampai ke Anadholi ( Turki) terus keramlah ( pelestuna) di mana beliau dalam perjalanan mencari dan menjumpai ulama-ulama baik Tabi’in atau Tabi’in
pada kesempatan mengembara ini beliau mengetahui adat istiadat bangsa Arab karena persia dan Anadholi bukan bangsa Arab lagi.
Hal ini nantinya menolong beliau dalam membangun fatwa-fatwa Dalam mazhab Syafi’I.
KEMBALI KEMADINAH,
sudah 2 tahun mengembara meninjau anatara baqdad dan persia turki dan pelestina imam syafi’i Rhl, kembali ke madinah dan kembali kepada guru besarnya yaitu imam malik bin anas,
Imam malik bertambah kagum dengan ilmu imam syafi’i bahkan sudah ada pertanda dari imam maliki bahwa ilmu imam syafi’i sudah melebihi ilmunya,
imam malik memberi izin kepada imam syafi’i Rhl, sendiri dalam ilmu FiQih artinya tidak berfatwa atas dasar-dasar aliran imam maliki dan juga tidak atas dasar imam hanafi tetapi berfatwa atas mazhab sendiri
imam sendiri tinggal bersama imam malik sampai tahun 179 H, yaitu sampai imam maliki meniggal dunia.
Imam syafi’i Rhl. Belajar dengan imam maliki sampai 7 tahun yaitu pada tahun 170 H,- 172 H, dan dari tahun 174 H,- 179 H,
MENJADI MUFTI DI YAMAN,
Setelah gurunya imam malik berpulang ke rahmatullah imam syafi’i Rhl, pergi keyaman
Perjalanan ke yaman ini sepanjang riwayat ialah bahwa wali( semacam Gubenur) yaman datang ke kota madianah untuk berziarah ke makam nabi ia mendengar dari orang madinah tentang kecakapan dan kepintaran imam syafi’i Rhl.
Wali negri yaman ini tertarik kepada imam syafi’i Rhl, sehingga di usahakanya berjumpa dengan beliau
Kemudian terdapat kata sepakat antara keduanya bahwa imam syafi’i Rhl akan di bawa ke yaman di angkat sebagain sektaris negara sambil mengajar dan menjadi mufti
Mufti, artinya berpatwa tentang hukum-hukum agama,
Nama muhammad bin idris Asyafi’i menjadi mashur di negri yaman dan sekitarnya, banyaklah orang memujinya karena kecakapan beliau dan kepintaran beliau
Tetapi, sungguhpun beliau sudah alim besar sudah di segani oleh segala pihak namun beliau tidak segan-segan belajar apabila ada guru agama yang kebih pintar dari padanya yang kiranya dapat menambah ilmunya
Di yaman beliau belajar kepada sykeh yahya bin Husein seorang ulama besar di kota Sha,a ketika itu’
Ketika beliau di yaman beliau diangat pula kepada wali daerah najran sebagai beliau disayangu oleh rakyat karena adi dan pemurahnya,
pekerjaan ini tidak lama di jabat oleh beliau karena tidak sesuai dengan bakatnya beliau lebih cindrong kepada ilmu daripada siasah
Imam syafi’i Rhl, menikah di yaman dengan seorang putri bernama(Hamidah binti Nafi,i seorang keturunan saidina utsman bin Affan sahabat dan khalifah nabi yang ke tiga,
usia beliau waktu menikah lebih kurang 30 tahun dari pernikahan ini beliau mendapat 3 orang anak seorang laki-laki dan dua orang perempuan
Anak beliau yang laki-laki ini bernama muhammad bin Syafi’i kemudian menjadi ulama besar pula dan menjadi Qadhi di jazirah ( wafat 240 H,)
IMAM SYAFI’I RHL, DI TANGKAP,
Imam sayafi’i Rhl, ketika di yaman sudah menjadi orang besar
Beliau di sayangi oleh wali negri dan di angkat menjadi khatib daulah (sekretaris negara) di samping beliau menjadi mufti dan gurub agama di masjid berthableh di mana-mana sehingga masyhur namanya.
Telah menjadi kebiasaan di dunia yang pana ini bahwa setiap orang yang mendapat nikmat, ada saja orang yang dengki dan berniat jahat untuk menjatuhkanya,
beliau di fitnah kepada Khalifah Harun ar rasyid yang ketika \itu berkedudukan di Bagdad ( irag) di katakan bahwa imam syafi’i Rhl, mengembangkan faham syiah di yaman dan masuk golongan syiah yang sanggat membenci Khalifah Harun ar –rasyid khalifah ABbasiyah itu.
Memang dalam sejarah islam tercatat sebagaimana permusuhan yang mendalam antara orang-orang syiah yang katanya pengikut saidina ali Rdh, dengan orang –orang bani umayah dan bani abbas,
ya, pada mulanya pembagunan Dinasti Abbasiyah di tolong oleh orang – orang syiah untuk melawan bani umayah akan tetapi kemudian ternyata bahwa orang-orang syiah tidak senang hati pula pada orang-orang bani abbas itu’
khalifah harun Ar Rasyid selalu di rongrong oleh partai syiah yang kebetulan banyak bertebar di yaman ketika itu, oleh karena itu khalifah harun Ar-rasyid selalu curiga kepada ulama-ulama di yaman yang di angapnya mengembangkan faham syiah yang di tangkapnya.
Di sebab kan fitnah dari orang-orang yang dengki terhadap imam syafi’i maka beliau di tangkap bersama-sama kaum syiah dan golongan kepada orang-orang syiah lalu di bawa ke baqdad untuk di adili oleh kahalifa harun Ar-rasyid dengan rantai besi dan tangannya
Ini lah imtihan ( ujian bagi imam syafi’i) Rhl. Memang orang-orang yang beriman itu banyak mendapat cobaan iman, banyak di antara rombongan-rombongan syiah itu yang di jatuhahka hukuman mati oleh kahalifah, tetapi ketika sampai pertanyaan kepada imam syafi’i Rhl, maka terjadilah dialog( percakapan antara khalifah dengan imam syafi’i Rhl.
Dengan meragkak karena kedua kakinya dibelenggu imam syafi’i masuk kemajlis harun AR-rasyid dan berkata, ( selamat atasmu dan berkatnya ) imam syafii tidak mengucapkan (dan rahmat tuhan)
Khlifah harun Ar-rasyid menjawab,( selamat atasmu rahmat tuhan dan berkatnya).
Harub Ar-Rasyid agak heran melihat ketenangan imam syafi’i Rhl. Karena tidak gelisah sedikitpun, padahal kawan-kawanya yang sama di tangkap sudah di jatuhkan hukuman mati.
Khalifah harun Ar-Rasyid bertanya kenapa kamu berbicara dalam sidang saya tanpa bizin saya, sehingga saya terpaksa menjawabnya......?
Perlu diketahu bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawab hukumnya wajib.
Imam syafi’i Rhl. membaca firman allah Swt.

وعدا الله الذين امنو منكم وعملوالصلحت ليستخلفنهم في الارض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذى ارتض لهم وليبد لنهم من بعد خوفهم ءمنا يعبدونني لايشركون بى شياء ومن كفر بعد ذلك فاؤلآئك هم الفسقون

Artinya: dan allah telah berjanji kepada orang –orang yang beriman yang beramal shaleh bahawa aa akan menjadikan khalifah di bumi sebagaimana ia telah jadikan khalifah-khalipah yang sebelum mereka dan ia akan tetapkan bagi mereka agama yang ia redhai untuk mereka dan ia akan menganti ketakutan dengan keamanan mereka menyembahku dan tidak mempersekutukan aku sedikitpun( AN-NUR: 55)
Lalu imam syafi’I meneruskan ucapanya
Tuhan apabila berjanji menepati janjinya dan kini ia telah menggangkat tuanku menjadi khalifah di bumi yang luas ini tuanku telah memberikan keamanan kepada saya sesudah saya dalam ketakutan, karena tuanku menjawab salam dalam dengan ucapan Warahmatullah ( dan rahmat tuhan untuk saya) dengan begitu tuanku telah memberikan rahmat tuhan kepada saya dengan kemurahan hati tuanku.
Khalifah harun rasyid tergerak hatinya mendengar ucapan yang lantang dan fasheh dari imam syafi’I yang kelihatanya tak sedikit juga takut dan getar.
Lantas khaliifah harun Arayid berkata: bukan kah engkau yang mengepalai kompelotan pemberontak untuk menentangku,,,,? bukan kah engkau bersekongkol dengan addullah bin hasan untuk menentang aku bukankah engakau orang yang telah terang salahnya’ bagaimana….bagaimana….?
Iman syafi’I menjawab
Saya akan menerangkan pula isi dada saya, sebaik-baiknya untuk mencarai keadialan dan kebenaran. Tetapi dapatkah orang melahirkan perasaanya dengan seksama kalau kaki dan tangannya di rantai dengan besi berat ini, saya minta agar rantai kaki dan tangan saya dibuka dan memperkenankan duduk sewajarnya, dan puji-pujian kepada allah yang kaya,
Khalifah harun Rasyid terbuka hatinya dan memerintahkan ketika itu juga kepada petugasnya untuk membuka rantai yang melingkari tangan dan kaka imam syafi’i
Imam syafii lantas berkata Tuhan berfirman begini.
يايهل الذين امنو ان جاء كم فا سق بنباء فتبينو ان تصيبوا قوما فتصبحوا عال ما فعلتم ندمين

Artinya: hai orang –orang yang beriman, kalau datang kepadamu orang-orang fasiq (jahat) membawa berita, periksalah dengan seksama supaya kamu supaya kamu jangan mencelakakan orang-orang tanpa diketahui kemudian kamu menyesal atas perbutanmu itu (Al-hujarat : 6)
Saya berlindung kepada allah bahwa saya adalah laki-laki yang di sampaikan kepada tuanku, bohong sekali orang-orang yang menyampaikan kepada tuanku, saya mempunyai dua pertalian dengan tuan khalifah, yaitu sama-sama bereagama islam dan sama-sama satu keturunan, tuanku adalah seorang yang harus berpegang kepada kitabullah, tuangku anak paman rasulullah yang harus melindungi agamanya,
mendengar ucapan Imam syafi’i yang di ucapkan dengan lancar ini khalifah harun ar-rasyid tiba-tiba jadi gembira lalu berkata Tenanglah pikiranmu saya menghargai ilmumu dan juga menghargai pertalian darah kita’’’
Lalu khalifah berkata lagi bagaimana keadaan ilmu kamu dengan kitabullah Azza wajalla di sana lah kita berbicara.
Imam syafi’i rhl, mejawab kitab suci yang mana tuan khalifah tanyakan, karena khitab suci yang di turunkan banyak sekali
Khlifah menjawab: baiklah saya bertanya tentang khitab suci yang di turunkan kepada anak paman saya Muhammad rasullah Saw.
Imam syafi’i Rhl. Menjawab: ilmu yang terkandung dalam al-qur’an itu banyak sekali, yang manakah yang tuan tanyakan ada ilmu ayat-ayat mutasyabih dan ayat muhakkam, ada ilmu ayat-ayat taqdim dan takhir, ada ilmu tentang nasheh dan mansukh, ada ilmu ini dan ada ilmu itu.
Kemudaian khalifah terpesona dan lantas menukar keluar bukan lagi bertanya soal-soal agama tetapi berpindah kepada soal-soal ilmu palaq, ilmu kedokteran, ilmu pirasat dan lain-lain yang sermuanya di jawab oleh imam syafi’i Rhl, dengan sanggat memuaskan Khalifah Harun Ar-rayid,
kemudian Khalifah berkata datanglah engkau sewaktu-waktu untuk mengajar saya...
dengan begitu bebaslah imam syafi’i Rhl, dari tuduhan dan kecewalah tukang fitnah yang memfitnah beliau’
inilah kedatangan imam syafii Rhl. Yang kedua kalinya ke iraq ( kupah atau baqdad) yang terjadi pada tahun 184 H, yakni dalam usia 34 tahun.

KEMBALI KE MEKKAH ( HIJAZ).
Tidak lama sesudah beliau bebas maka imam syafi’i Rhl. Kembali ke kampung asalnya yaitu makkah al-mukarrah sesudah di tinggalkan lebih kurang 11 tahun.
Ia di sambut oleh ulama dan rakyat mekkah karena kemasyhuran sudah lama beliau di mekkah masih mendapat sambutan akibat banyaknya orang haji yang pulang balik antara madinah dan makkah, dan antara mekkah dan kufah( iraq)
Beliau membuat rumah tempat tinggak di luar kota mekkahdi suatu tempat yang memungkinkan dapat di tangani oleh pelajar-pelajar yang menuntut ilmu kepadanya.
Lebih kurang selama 17 tahun beliau di mekkah menaburkan ilmu-ilmu agama kepada kaum muslimin yang setiap tahun datang ke mekkah untuk ibadah haji, karena itu nama imam Syafi’i Rhl. Mashur ke seluruh dunia islam karena setiap orang haji yang datang ke mekkah pulang ke kampungnya membawa khabar tentang kealimam imam syafi’I
Tetapi pada ketika itu beliau masih merasa belum sampai kepada derajadnya imam mujtahid mutlak( mujtahud penuh) sehingga fatwa-fatwa beliau adalah berdasarkan fatwa-fatwa guru-gurunya yang di dapatnya di mekkah, madianah dan iraq.
KE IRAQ KE TIGA KALI.
Di mekkah sudah di dengar kabar wafatnya khalifah harun Ar-rasyid dan telah di gantikan oleh khalifah Al-amin dan sesudah itu AL-amin dan sesudah itu oleh AL-ma’mun.
Begitu juga telah meniggal guru-guru imam syafi’i Rhl di iraq yaitu abu yusup pada tahun 182 H. Dan muhammad bin hasan pada tahun 188 H.
Hati imam syafi’i tergerak kembali hendak datang ke baqdad ibu kota dan kerajaan umat islam ketika itu karena di situ duduknya khalifah, Amirul Mu’minin.
Beliau tidak lama di iraq pada kali itu, tetapi pada kesempatan ini beliau membuat sejarah yaitu membentuk mazhab tersendiri yang kemudian di namakan mazhab syafi’i
MAZHAB SYAFI’I YANG PERTAMA.
Abu abdillah muhammad bin idris Asyafi’i ini setelah ilmunya tinggi dan fahamya begitu tajam dan dalam timbullah inpirisinya untuk berfatwa sendiri mengeluarkan hukum-hukum qur’an dan hadist sesuai dengan ijtihat nya sendiri terlepas dari fatwa-fatwa gurunya imam malik dan ulama-ulama hanafi di iraq’
Hal ini terjadi pada tahun 198 H. Yaitu sesudah usia beliau 48 tahun dan sesudah melalui masa belajar lebih kurang 40 tahun.
Beliau telah menghafal Al-quran dan berpuluh ribu hadist di luar kepala dan juga telah mendalami tafsir dari ayat-ayat alquran dan makna-makna hadis serta pendapat ulama-ulama terdahulu.
Beliau berfatwa dengan lisan menurut ijtihadnya (pendapat) sendiri dan juga mengarang khitab-khitab yang berisikan pendapat-pendapatnya itu.
Mula-mula di iraq beliau mengarang kitab (Ar-risalah) khitab usul Fiqih yang pertama di dunia yaitu suatau ilmu yang di jadikan pedoman dalam mengali hukum-hukum mengali ushul fiqih dari khitab suci al-quran dan hadist-hadist nabi.
Harus di maklumi bahawa sekalian fatwa dengan lisan dan tulisan pada ketika itu Imam syafi’i di irak di namakan (Al-qaul qadim ) fatwa lama, sedangkan fatwa-fatwa yang di keluarkan sesudah beliau pindah ke mesir di namakan( Qul A-jadid) Fatwa baru.
Barang siapa yang mempelajari khitab-khitab iamam syafi’i Rhl. Satu kitab-kitab syafi’iyah dewasa ini akan berjumpa denagn tulisan tulisan Qul qadim dan qaul al-jadid itu.
PINDAH KE MESIR.
Pada bualan syawal tahun 198 H. itu juga imam syafi’I pindah ke mesir kebetulan saja khalifah Al-ma,mun mengangkat abbas bin musa menjadi ( gubenur) mesir dan mengirimnya ke mesir imam syafi’i menumpang dalam qafilah wali mesir itu karena imam syafi’i Rhl, adalah salah seorang ulama yang di hormati bukan saja oleh rakyat iraq tetapi juga oleh khalifah Ma,mun.
Ketika beliau akan berangkat dari iraq ke mesir bayaklah datang shabat-shabatnya untuk mengucapkan selamat jalan, di antaranya adalah muridnya yang terkenal kemudian di kenal dengan nama Ahmad bin hambal ( pembagun mazhab mazhab Hambali)
Pada ketika imam syafi’i bersalaman dengan Ahmad bin hambal beliau membaca sebuah syair.
Saya rindu pergi kemesir untuk melihat sunggai dan pasir
Untuk kebesaran atau kekayaan ataukah ini makam perkuburan
Rupanya imam syafi’i Rhl sudah merasa ia akan wafat dan bermakam buat selama-lamanya du mesir
Abbas bin musa gubenur mesir meminta agar imam syafi’i agar menginap di rumahnya tetapi imam Syafi’i Rhl. Menolak karena ia ingin tinggal dengan ulama-ulama besar Namanya Abdullah bin Al-hakam seorang ulama yang pernah menjadi muridnya di madinah pada ketika imam syafi’i mendektekan khitab-khitab AL-muwatha atas nama imam maliki.
Beliau tinggal di rumah abdullah bin Al-hakam sampai tahun 204 H.

IMAM SYAFI’I SUKA MENGEMBARA TERUTAMA UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN.
Dari riwayat imam syafi’i Rhl. Ternyata beliau adalah suka mengembara pindah dari satu negeri kenegeri lain terutama dalam hal mencari ilmu pengetahuan.
Beliau lahir di gazza pergi ke mekkah tinggal di madinah, pindah keyaman pindah lagi ke bagdad sampai ke syam pindah ke mekkah pindah lagi ke baqdad dan akirnya pindah lagi ke mesir wafat di mesir dan bermakam di mesir.
Imam syafii Rhl. Bukan saja memperaktekkan pindah-pindah tempat itu tetapi beliau juga menganjurkan kiranya rakyat mengembirakan pengembaraan dan perjalanan keliling khususnya dalam mencari ilmu pengetahuan.
Beliau pernah berkata dalam sebuah syair begini:
1. Adalah tidak enak bagi orang cerdik pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat.oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah.
2. musafirlah...? Engakau akan mendapat sahabat-sahabat penganti sahabat sahabat yang di tinggalakan
3. bekerja keraslah karena ke lezatan hidup adalah bekerja keras.
4. saya berpendapat kalau air menetap di dalam suatu tempat ia akan busuk, kalau mengalir barulah ia bersih dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
5. singa kalau tidak keluar dari sarangnya ia tak akan dapat makan.
6. anak panah panah kalau tidak meluncur dari busurnya ia takkan mengena
7. matahari pun kalau menetap niscaya seluruh manusia akan marah kepadanya.
8. tabir( bahan baku emas) adalah seperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
9. kayu harum pada ketika di rimaba,sama saja dengan kayu yan g lain
10. kalau yang kini ( kayu harum) keluar dari rimbaba sukar sekali mendapatkanya dan itu tabir kalu keluar dari tempat sudah berharga seperti emas.
Demikian sebuah syair dari Imam syafi’i yang menganjurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
MENUGGAL DUNIA DALAM USIA 54 TAHUN.
Setelah 6 tahun tinggal di mesir mengembangkan mazhabnya dengan lisan dan tulisan dan sesudah mengarang khitab Ar-risalah lagi ( dalam ushul Fiqih) dan sesuadah mengarang khitab-khitab beliau yang banyak sekali maka beliau meninggal dunia, mudahahan beliau mendapat surga AMIN.
Berkat Ra,bin sulaiman ( murid imam syafi’I ) imam Syafi Rhl. berpulang kerahmatullah sesudah sembahyang maqrib petang kamis malam jumat akhir hari bulan rajab dan kami makam kan beliau pada hari jum’at sorenya kami lihat hilal bulan Sya,ban 204 H.
























TAHUN DAN TEMPAT
Nama asli dari imam syafi’i adalah Muhammad bin idris gelar beliau Abu Abdillah
Orang arab kalau menuliskan nama biasanya menduhulukan gelar dari nama, sehingga berbunyi: Abu abdillah muhammad bin idris. Beliau lahir di gazza, bahagian selatan dari pelestina pada tahun 150 H, pertengahan abad kedua hujrah.
Ada ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir di asqalan tetapi kedua perkataan ini tidak berbeda karena gazza dahulunya adalah daerah asqalan
Kampung halaman imam safi’I Rhl. Bukan di gazza pelestina tetapi di mekkkah (hijaz) dahulunya ibu bapak beliau datang ke gazza untu suatu keperluan dan tidak lama beliau setelah itu lahir.
Ketika beliau masih kecil bapaknya meniggal di gazza, dan beliau menjadi anak yatim yang hanya di bela oleh ibunya saja
Sejarah telah mencatat bahwa ada dua kejadian penting sekitar kelahiran imam syafi’i Rhl yaitu
1, sewaktu imam syafi’i dalam kandungan ibunya bermimpi bahwa sebuah bintang telah keluar dari perutnya dan terus naik membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah bercerai dan berserak menerangi daerah sekitarnya
Ahli mimpi mentakbirkan bahwa ia akan melahirkan seoarang putra yang ilmunya akan meliputi seluruh jagat.
Sekarang menjadi kenyataan bahwa ilmu imam syafi’i ,Rhl memang memenuhi dunia bukan saja di tanah arab di timur tengah dan afrika tetapi juga sampai ketimur jauh ke indonesia, Thaland philipina dan lain-lain
2,sepanjang sejarah pada pada hari imam syafi’i Rhl dilahirkan itu meniggal dua orang ulama besar, seorang di bagdad (IRAQ) yaitu imam abu hanifah Nu’man bin thasabit( beliau adalah pembagun mazhab Hanafi) dan seorang lagi di mekkah imam ibnu jueret al-makky mufti huijaz ketuka itu.
Kata orang dalam ilmu firasat hal ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang lahir ini akan menggantikan yang meningal dalam ilmu dan kepintaranya, memang pirasat itu ahkirnya terbukti dalam kenyataan.
NENEK MONYANG IMAM SYAFI’I
Nenek monyang imam syafi’i Rhl adalah muhammad idris, bin abbas bin ustman,bin syafi’i bin saib Abu yazitd bin hasyim bin abdul muthalib bin abdul manaf bin qushai.
Abdul manaf bin qushai menjadi nenek yang kesembilan dari imam syafi’i Rhl adalah abdul manaf bin qushai nenek yang ke empat dari nabi muhammad.
Nenek monyang nabi muhammad Saw sebagai yang telah di maklumi adalah muhammad bin abdullah bin addul muthalib, bin hasyim, bin abdul manaf, bin quhsai bin khilab, bin marah bin,kaab bin luai bin Ghalib bin fihir bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah, bin iliyas bin ma’ad, bin Adnan, sampai kepada nabi ismail dan nabi ibrahim Alahima salam,
teranglah dalam silsilah ini bahwa imam syafi’i Rhl senenek monyang dengan nabi muhammad.
Adapun dari fihak ibu: fathimah binti abdullah bin hasan bin husein bin ali bin abi thalib Rda.
Ibu imam syafi’i Rhl adalah cucu dari cucu saidina ali ali bin abi thalib menantu sahabat nabi dan khalifah iv yang terkenal
Sepanjang sejarah di ketemukan, bahwa saibb in abu yazit nenek imam syafi’i yang kelima 5 adalah shabat nabi muhammad saw.
Jadi baik di pandang dari segi keturan darah maupun di pandang dari keturunan ilmu maka imam syafi’i Rhl, yang kita bicarakan ini adalah kharib kerabat dari nabi muhammad SAW.
Gelar imam syafi’i dari imam syafi’i Rhl di ambi dari neneknya yang ke empat yaitu syafi’i bin saib.
KEMBALI KEMEKKAH AL-MUKARRAH
Setelah usai imam syafi’i Rhl 2 tahun ia di bawa ibunya kembali ke mekkah al-mukkaramah yaitu kampung halaman beliau dan tiggal di mekkah sampai 20 tahun yakni sampai tahun 170 H.
Dalam angka 20 ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam catatan sejarah ada yang mengatakan sampai usia 20 tahun dan ada pula yang mengatakan sampai 22 tahun
Tetapi penulis buku ini sudah memperhatikan dari bermacam-macam segi agak condong berpendapat bahwa imam syafi’i Rhl tinggal di mekkah sampai 20 tahun dan sesudah itu pindah ke madinah al-munawarah
Perbedaan angka ini tidak prinsipil yang terang beliau tiggal di mekkah di waktu kecil dan setelah muda remaja pindah ke madinah
Selama beliau di mekkah. Imam syafi’i Rhl berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, khusus yang bertalian dengan agama islam sesuai dengan ke biasaan anak-anak kaum muslimin pada ketika itu
Sebagai di maklumi bahwa dalam sejarah pada abad 1 dan 11 tahun hijrah, umat islam boleh dikatakan dalam masa keemasan sejang memuncak membumbung tinggi, agama islam sudah teriar luas, kebarat sampai kemaroko dan spayol ke timur sampai ke iran ke afghanistan ke india selatan ke indonesia dan ke tiongkok dan afrika sudah hampir seluruh daerah
Pada abad-abad itu yang berkuasa adalah khalifah-kahalifah bani abbas yang terkenal bukan hanya saja pada keberanian tetapi juga dalam memperkembangkan ilmu pengetahuan
Pada masa-masa khalfah harun Ar Rasyid ( 170 -19 3, H ) dan al-makmun 198 -218 terkenal sebagai masa yang memuncak tinggi kedudukan ilmu pengetahuan
Dalam agama islam yang sangat di patuhi orang ketika itu baik dalam hadist-hadist nabi maupun dalam al-qur’an banyak sekali terdapat petunjuk-petunjuk yang menganjurkan dan mengarahkan rakyat supaya belajar segala ilmu pengetahuan khususnya yang bertalian dengan agama
Sesuai dengan ini imam syafi’i bahwa pada masa mudanya menghabiskan masanya dengan menuntu ilmu pengetahuan
Markas –markas ilmu pengetahuan ketika itu adalah di mekkah di madinah di kufah ( iraq ) di syam damsyik dan di mesir
Oleh karena itu seluruh pemuda menidam-idamkan dapat tinggal di salah satu di kota itu untuk bersetudi, untuk mencari ilmu pengetahuan dari yang rendah sampai yang tinggi,
imam syafi’i belajar al-qur’an kepada ismael bin qusthathein dalam usia 9 tahun imam syafi’i telah mampu menghafal ketiga puluh juz Al-qura’an di luar kepala
catatlah ini yaitu dalam usia (9) sembilan tahun.
Imam syafi’i pada mulanya tertarik dengan prosa dan puisi syair-syair dan sajak-sajak bahasa arab kelasik sehinga beliau datang kekali-kali ke Qabilah-Qqbilah badui di padang pasir Qabilah hudzel dll kadang-kadang beliau tinggal lama di Qabilah-qabilah itu untuk mempelajari sastra arab sehingga akhirnya imam syafi’i Rhl, mahir dalam kesastraan arab kuno dan beliau menghafal di luar kepala syair dan imrun ul-Quis syair Zuheir syair jarir dan lain-lain
Hal ini kemudian nyata ada baiknya karena dapat menolong beliau memahamkan al-qur’an yang di turunkan dalam bahasa Arab yang fasih yang asli dan yang murni
Tersebutlah dalam sejarah di ceritakan oleh mush’ah bin abdullah azabiri sebagai yang termaktub dalam khitab al-majmuk bahwa imam syafi’i Rhl pada masa muadanya hantya tertarik kepda puisi syair-syair dan sajak bahasa arab klasik tetapi beliau kemudian terjun mempelajri hadist dan fiqih
Sebanya ia bahwa pada suatau hari ia mengendarai onta di belakangnya ada seoarang yang lain, yaitu juru tulis bapak saya kata mush,ab.
Juru tulis bapak saya mengetok dengan tongkatnya dari belakang dan menegurnya akh pemuda seperti kamu menghabiskan masa kemudaanya dengan berdendang dan bernyayi alangkah baiknya kalu waktu kepemudaanmu ini di pakai untuk mempelajri hadist dan fiaqih ?
Berkata mushab bahwa teguran ini lah sebab yang mengerakkan hati imam syafi’i untuk mempelajari ilmu hadist dan fiQih dan kemudian belajar kepada mufti mekkah muslim bin khalid ai zanji dan ulama hadist sopyan bin uwaniah wafat (198 H,)
Ini lah di antara guru imam syafi’i Rhl dalam ilmu hadist dan fiQih selain dari pada itu imam syafi’i Rhl’ menceritakan diri beliau begini »
Saya pada mula mempelajari ilmu nahwu ( gramatika) dan arab( kesustraan) kemudian setelah saya datang kepada muslim bin kahalid beliau bertanya Hai muhammad kamu dari mana... ?
Jawabku saya orang sini ,orang mekkah
Dari kampung mana...?
Dari kampung khalif
Dari qabilah apa.......?
Dari qabilah abdul manaf
Bakhin-bakhin ( senag-senag sekali) tuhan telah memuliakan kamu dunia akhirat alangkah baiknya kalau kecerdasan kamu itu di tumpahkan dalam ilmu fiqih sedalam-dalanya inilah yang baik bagimu
Ucapan muslim bin khalid inilah sebab yang mengerakkan hati saya untuk mempelajari ilmu Fiqih sedalam-dalamnya kata imam syafi’i
KERAJINAN IMAM SYAFI’I RHL
Muhammad bin idris adaklah seorang pemuda yang sangat rajin dalam belajar dengan sunguh-sungguh dan tekun
Sebagai di maklumi beliau adalah seoarang pelajar yang miskin, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya belajar beliau seoarang anak yatim di mana belkanjanya hanya di beri oleh ibunya yang serba kekurangan pula
Tetapi imam syafi’i Rhl mempunyai keyakinan bahwa menuntut ilmu itu tidak tergantung kepada kekayaan, tetapi hanya kepada kemampuan yang keras, anak-anak miskin yang keras hati lebih banyak yang maju di bandingkan dengan anak-anak yang kaya yang bisasanya suka malas
Beliau mengumpulkan tulang belulang kambing atau tulang onta yang biasaya banyak berserakan terutama pada saat orang sudah selesai mengerjakan haji di mina, beliau mengumpulkan pelepah-pelepah tamar yang kering beliau mengumpulkan tembikar dan batu-batu yang dapat di tulis dan beliau kumpulkan kertas-kaertas yang di buang orang-orang kantor yang adapat di tulis lagi
Beliau mendengar ucapan guru dekte-dekte guru lalu lalu menuliskan di atas buah-buahan tadi sambil memperhatikan dan menghafalnya mana yang patut di hafal.
Pada suatu ketika penuh sesaklah kamar beliau dengan benda-benda tulang yang bertulisan itu sehingga tidak dapat lagi beliau meluruskan kakinya ketika melepaskan lelah atau ketika tidur
Agar belaiu memutuskan agar semua tulisan itu di hafal saja di luar kepala dan tulang-tulang itu di keluarkan dari kamar supaya kamar tidurnya menjadi lapang
Semua yang tertulis di hafalnya di luar kepala dan sesudah itu tulang belulang di keluarkan dari kamarnya, jadi imam syafi’i Rhl sejak kecil sudah terlatih dan terdidik di luar kepala
Ilmu itu yang ada didalam dada, bukan yang ada dalam kertas kata pribahasa ini lah yang nampakny yang di hafal oleh imam syafii Rhl.
Maka dengan cara begini tidak lah heran kalau imam syafii Rhl dalamusia 9 tahun sudah menghafal Alquan di luar kepala dan dalam usia 10 tahun sudah menghafal di luar kepala khitab al-muwatha karangan imam malik
Begitulah kecerdasan dan ketajaman otak imam syafii Rhl. Belajar sejak keci sampai remaja sampai sewasa berusia 20 tahun di mana beliau sesuadah itu pindah dari mekkah al-mukkaramah kemadinah al-munawarah
MENCARI ILMU KE MADINAH
Pada seperempat terakir dari abad ke dua 11 H, kota madinah sedang gilang gemilang dalam ilmu pengetahuan, karena di situ banyak menetap ulama-ulama tabi’in orang-orang yang berjumpa dengan shabat nabi dan ulama ta,bi tabiin orang yang berjumpa dengan orang yang berjumpa dengan sahabat nabi
Di tengah-tengah ulam yang banyak itu ada seorang yang menonjol yang nenjandi bintangnya, yaitu seorang ulama yang terkenal dengan julukan imam Darul hijaz imam negri nabi perpindah yaitu Iman Malik bin anas pembangun mazhab maliki
Imam malik bin anas lahir pada tahun 93 H, yaitu 57 tahun lebih tua dari imam syafii Rhl dan wafat pada tahun 179 H, 25 tahun terdahulu dari imam syafi’i Rhl
Sepanjang riwayat imam malik bin anas ini adalah seorang ulama yang bersungguh-sungguh mengupulkan hadist-hadist nabi muhammad Saw beliau kumpulkan dan beliau hafal sebanyak 100,000 hadist dalam masa 40 tahun
Ibnu qhudamah mengatakan bahwa imam malik bin anas adalah seorang huffzh (penghafal) hadist nomor satu pada zamanya dan tidak ada seorangpun yang menandingi beliau dalam soal menghafal hadist itu
Hadist hadis yang 100,000 banyak nya itu banyaknya itu beliau teliti satu persatu beliau lihat sirawi yang membawa hadist- hadist beliau cocokkan dengan Al-quran tentang arti dan tujuanya
Pada akhirnya hadist yang 100,000 itu beliau pilih sehingga yang tinggal hanya 5,000 buah yang beliau anggap sangat shehya
Hadist yang 5,000 inilah beliau kumpulkan dalam satu khitab Fiqih sekarang yang diberi nama Al-mutha sehingga khitab ini di hafal di luar kepala pada ketika beliau berumur 10 tahun
Sesungguhnya pada khitab Al- muatha sudah hafal diluar kepala tetapi keinginan imam syafi’i Rhl, untuk datang kepada pengarangnya, makin berkobar beliau ingin mengambil ilmu imam malik dari mulut-kemulut yakni berhdapan
Maka beliau minta izin kepada gurunya muslim bin Khalid az Zanji untuk berangkat kemadianah menjumpai imam malik dan belajar pada beliau Imam Syafi’i Rhl berangkat kemadinah pada tahun 170 H, dengan menumpang kendaraan onta selapan hari delapan malam lamanya dengan membawa sepucuk surat dari gurunya muslim bin khalid yang di tujukan kepada imam malik bin anas,
selain itu imam Syafi’i Rhl, membawa surat pula dari wali mekkah ( semacam gubenur) kepada wali kota madinah di mana wali mekkah minta agar kiranya wali kota madinah memperkenalkan Imam Syafi’i Rhl. Kepada imam malik bin anas.
Selama delapan hari delapan malam perjalanan antara mekkah dan madinah dengan onta Imam syafi’i Rhl, membaca al-quran sebanyak 16 kali tamad menamatkan sekhatam siang dan sekhatam malam,
sesampinya di madinah beliu lansung menemui imam malik bersama-sama dengan wali kota madinah
imam malik setelah menerimaya surat dari wali mekkah yang di alamatkan kepadanya, menyindir dengan mengatakan, subhanallah... kok menuntut ilmu rasulullah pake perantara
Wali kota madinah mempersilakan imam syafi,i berkata mudah-mudahan tuan di karunia allah kata imam syafi’i Rhl saya ini dari kaum muthalib datang kemari dari mekkah untuk menuntut ilmu dari tuan guru karena saya sudah kama mendengar nama tuan guru dan sudah lama mengetahui ilmu tuan guru, tetapi sekarang hendak mendengar dengan telinga sendiri pengjian-pengajian dari tuan guru
Sesudah lama imam malik memperhatikan imam syafi’I seketika lalu beliau berkata siapa namamu
Imam syafi’i menjawab Muhammad Bin idris
Imam malik menyambung hai muhammad bertakwalah kepada tuhan dan jauhilah kedurhakaan saya melihat padamu akan trjadi apa-apa.
Baiklah kata imam malik besok datanglah lagi dan akan saya suruh orang membaca Al-muwatha kepadamu,
Jawab imam syafi;i tak perlu dicarikan orang lain karena saya sudah menghafal di luar kepala Khitab al-muwatha itu
Kalau begitu keada’anya cobalah baca
Imam syafi’i Rhl lantas membaca khitab al-muwatha yang di dengar oleh imam malik dengan seksama dan di sana sini membetulkan pembacaan-pembacaan imam syafi’i yang lancar itu
Sesungguhnya Imam malik sangat kagum melihat pemuda ini karena karena masim dalam usia muda remaja sudah mendalami ilmunya sudah mahur dalam arti al-Quran dan juga hadist-hadist nabi dan Qaedah-Qaedah bahasa arab.
Kemudian imam syafi’i Rhl, kemudian imam syafii tetap setaiap hari mendatangi tempat halakah imam malik tempat mengajar imam malik di madinah din mana beliau bersama-sama pelajar lain yang terdiri dari ulama-ulama besar dari seluruh penjuru mendengar dan mencatat-pengajian pengajian yang di berikan oleh imam malik Seorang ulama besar dan imam mujthid yang jarang tandinaganya’
Ahirnya Imam syafi’i Rhl, mendapat kepercayaan besar dari imam malik dan lantas di undang menginap di rumahnya dan setiap hari datang ke masjid bersama-sama sebagai pembantunya dalam mengajar khitab-khitab AL-muwatha dan lain-lain.

Imam malik membaca khitabnya kepada murid-murid dan sesudah itu imam syafi’i Rhl. Yang belum Berpangkat imam mujthid membantu imam malik mendektekan ( mengimlakkan) khitab karangan imam malik itu kepada sekalian mahasiswanya,
Ada kira-kira setahun imam syafi’i Rhl tidak bercerai dengan imam malik selalu dengan beliau sebagai murid dan pembantu dalam mengajar.
Dengan cara begitu imam syafi’i Rlh mendapat kenalan dari banyak ulama yang datang ke madinah sesudah menunaikan ibadah haji dan datang kepada imam malik,
Diantara orang-orang yang berkenalan dengan imam stafi’i Rhl ketika itu adalah abdullah bin Al-hakam dari mesir, ( kairo) yang kemudian di waktu imam syafi’i Rhl, datang ke mesir beliau berkunjung kerumah abdullah bun al-hakam ini, juga imam syafi’i Rhl berkenalan dengan Asyhab ibnu Qasim dan al- laits bin saad yaitu ulama-ulama mesir yang berkunjung ke madinah yang telah mendengar imam syafi’i mendektekan khitab-khitab al-muwatha,
Dan juga imam syafii Rhl berkenalan dengan ulama-ulama IraQ yang berkunjung kemadinah sesudah nenuniakan ibadah haji banyak sekali di antara mereka yang datang mengunjungi halakah imam malik dan mendengar imlak dari imam syafi’i Rhl, yang bijak itu,
pada ketika itulah muhammad bin idris mendengar di baqdad dan kufah banyak sekali terdapat ulama-ulama murid dari imam abu hanifah( pembangun mazhab Hanafi) sehingga tertarik hati beliau mengunjungi iraq danm mesir,
BERKUNJUNG KE BAGDAD DAN LAIN-LAIN,
Setelah 2 tahun di madinah yakni dalam usia 22 tahun imam syafii Rhl, berangkat ke Iraq ( kufah dan baqdad) di mana beliau bermaksud selain menambah ilmu dalam soal-soal kehidupan bangsa juga untuk menemui ulam-ulama ahli haditd ataupun ahli Fiqih yang bertebaran pada ketika itu di Irang dan persia ( iran)
Sebagai dimaklumi kota kupah ketika itu adalah ibu kota tempat kedudukan khalifah-khalifah ABU jafar AL-mansyur dan pengantinya adalah Harun Arasyid yang terkenal dan baqdad adalah pusat ilmu pengetahuan baik pengetahuan yang datang dari barat atau yang datang dari timur memang iranq pada zaman harun arsyid di angap sebagai negri tempat ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh ilmu pengetahuan yang memancar keseluruh penjuru dunia sebagai di terangkan di atas,
perjalanan antata madinah dan iraq di lakukan dengan mengendarai onta selam 24 hari jauh juga.
Tapi imam syafi’i RHL, mendapat bekal dari gurunya imam malik sebanyak 50 dinar emas, cukup untuk belanja dan untuk menginap di situ beberapa waktu lamanya karena ongkos kendaraan dari madinah ke iraq hanya 4 dinar emas,
sampai di kufah beliau menemui ulama-ulama shabat al-marhum Abu hanifah yaitu guru besar Abu yusup Dan muhammad bin hasan di mana imam syafi’i Rhl sering kali bertukar pikiran dan beri memberi dengan beliau ini dalam soal-soal ilmu pengetahuan agama,
dalam kesempatan ini imam syafi’i Rhl dapat mengetahui aliran aliran atau cara-cara fiqih dalam mazhab hanafi yang agak jauh berbeda dari cara-cara dan aliran aliran fiqih dalam mazhab maliki,
imam hanafi dan imam maliki hampir bersamaan zamannya karena imam hanfi di lahirkan tahun 18 H, meniggal pada tahun 150 H, Sedangkan imam malik di lahirkan tahun 93 H, dan meniggal pada 179 H,
tetapi walaupun bersamaan zaman namun aliran mazhab masing-masing berbeda
Mazhab imam maliki di madinah berpendapat bahwa kalau dalam al-quran kalau tidak terdapat hukum agama maka hadist nabilah sebagai sandaran hukum sekalipun hadaist nabi itu mutawatir ( banyak yang merawikan) Uhud ( satu jalan saja yang merawikan ) shih atau hasan.
Tetapi mazhab hanafi di iraq berpendapat bahwa kalau dalam al-quran tidak terdapat hukum suatu yang terjadi maka yang boleh dijadikan sandaran hukum lagi hanya hadist-hadist mutawatir saja, kalau tidak ada hadist mutawatir langsung berpindah kepada ijtihad yakni pendapat imam mujtahid,
maka karena itu golongan imam malik di namakan golongan ahli Hadist, dan golongan imam hanafi di namakan Ahli Rayi( ahli pendapat)
imam syafi’i Rhl, ketika itu dapat mendalami dan menganalisa cara-cara yang di pakai oleh imam-imam itu
ketika itu beliau tidak lama di iraq dan terus mengembara ke persi sampai ke Anadholi ( Turki) terus keramlah ( pelestuna) di mana beliau dalam perjalanan mencari dan menjumpai ulama-ulama baik Tabi’in atau Tabi’in
pada kesempatan mengembara ini beliau mengetahui adat istiadat bangsa Arab karena persia dan Anadholi bukan bangsa Arab lagi.
Hal ini nantinya menolong beliau dalam membangun fatwa-fatwa Dalam mazhab Syafi’I.
KEMBALI KEMADINAH,
sudah 2 tahun mengembara meninjau anatara baqdad dan persia turki dan pelestina imam syafi’i Rhl, kembali ke madinah dan kembali kepada guru besarnya yaitu imam malik bin anas,
Imam malik bertambah kagum dengan ilmu imam syafi’i bahkan sudah ada pertanda dari imam maliki bahwa ilmu imam syafi’i sudah melebihi ilmunya,
imam malik memberi izin kepada imam syafi’i Rhl, sendiri dalam ilmu FiQih artinya tidak berfatwa atas dasar-dasar aliran imam maliki dan juga tidak atas dasar imam hanafi tetapi berfatwa atas mazhab sendiri
imam sendiri tinggal bersama imam malik sampai tahun 179 H, yaitu sampai imam maliki meniggal dunia.
Imam syafi’i Rhl. Belajar dengan imam maliki sampai 7 tahun yaitu pada tahun 170 H,- 172 H, dan dari tahun 174 H,- 179 H,
MENJADI MUFTI DI YAMAN,
Setelah gurunya imam malik berpulang ke rahmatullah imam syafi’i Rhl, pergi keyaman
Perjalanan ke yaman ini sepanjang riwayat ialah bahwa wali( semacam Gubenur) yaman datang ke kota madianah untuk berziarah ke makam nabi ia mendengar dari orang madinah tentang kecakapan dan kepintaran imam syafi’i Rhl.
Wali negri yaman ini tertarik kepada imam syafi’i Rhl, sehingga di usahakanya berjumpa dengan beliau
Kemudian terdapat kata sepakat antara keduanya bahwa imam syafi’i Rhl akan di bawa ke yaman di angkat sebagain sektaris negara sambil mengajar dan menjadi mufti
Mufti, artinya berpatwa tentang hukum-hukum agama,
Nama muhammad bin idris Asyafi’i menjadi mashur di negri yaman dan sekitarnya, banyaklah orang memujinya karena kecakapan beliau dan kepintaran beliau
Tetapi, sungguhpun beliau sudah alim besar sudah di segani oleh segala pihak namun beliau tidak segan-segan belajar apabila ada guru agama yang kebih pintar dari padanya yang kiranya dapat menambah ilmunya
Di yaman beliau belajar kepada sykeh yahya bin Husein seorang ulama besar di kota Sha,a ketika itu’
Ketika beliau di yaman beliau diangat pula kepada wali daerah najran sebagai beliau disayangu oleh rakyat karena adi dan pemurahnya,
pekerjaan ini tidak lama di jabat oleh beliau karena tidak sesuai dengan bakatnya beliau lebih cindrong kepada ilmu daripada siasah
Imam syafi’i Rhl, menikah di yaman dengan seorang putri bernama(Hamidah binti Nafi,i seorang keturunan saidina utsman bin Affan sahabat dan khalifah nabi yang ke tiga,
usia beliau waktu menikah lebih kurang 30 tahun dari pernikahan ini beliau mendapat 3 orang anak seorang laki-laki dan dua orang perempuan
Anak beliau yang laki-laki ini bernama muhammad bin Syafi’i kemudian menjadi ulama besar pula dan menjadi Qadhi di jazirah ( wafat 240 H,)
IMAM SYAFI’I RHL, DI TANGKAP,
Imam sayafi’i Rhl, ketika di yaman sudah menjadi orang besar
Beliau di sayangi oleh wali negri dan di angkat menjadi khatib daulah (sekretaris negara) di samping beliau menjadi mufti dan gurub agama di masjid berthableh di mana-mana sehingga masyhur namanya.
Telah menjadi kebiasaan di dunia yang pana ini bahwa setiap orang yang mendapat nikmat, ada saja orang yang dengki dan berniat jahat untuk menjatuhkanya,
beliau di fitnah kepada Khalifah Harun ar rasyid yang ketika \itu berkedudukan di Bagdad ( irag) di katakan bahwa imam syafi’i Rhl, mengembangkan faham syiah di yaman dan masuk golongan syiah yang sanggat membenci Khalifah Harun ar –rasyid khalifah ABbasiyah itu.
Memang dalam sejarah islam tercatat sebagaimana permusuhan yang mendalam antara orang-orang syiah yang katanya pengikut saidina ali Rdh, dengan orang –orang bani umayah dan bani abbas,
ya, pada mulanya pembagunan Dinasti Abbasiyah di tolong oleh orang – orang syiah untuk melawan bani umayah akan tetapi kemudian ternyata bahwa orang-orang syiah tidak senang hati pula pada orang-orang bani abbas itu’
khalifah harun Ar Rasyid selalu di rongrong oleh partai syiah yang kebetulan banyak bertebar di yaman ketika itu, oleh karena itu khalifah harun Ar-rasyid selalu curiga kepada ulama-ulama di yaman yang di angapnya mengembangkan faham syiah yang di tangkapnya.
Di sebab kan fitnah dari orang-orang yang dengki terhadap imam syafi’i maka beliau di tangkap bersama-sama kaum syiah dan golongan kepada orang-orang syiah lalu di bawa ke baqdad untuk di adili oleh kahalifa harun Ar-rasyid dengan rantai besi dan tangannya
Ini lah imtihan ( ujian bagi imam syafi’i) Rhl. Memang orang-orang yang beriman itu banyak mendapat cobaan iman, banyak di antara rombongan-rombongan syiah itu yang di jatuhahka hukuman mati oleh kahalifah, tetapi ketika sampai pertanyaan kepada imam syafi’i Rhl, maka terjadilah dialog( percakapan antara khalifah dengan imam syafi’i Rhl.
Dengan meragkak karena kedua kakinya dibelenggu imam syafi’i masuk kemajlis harun AR-rasyid dan berkata, ( selamat atasmu dan berkatnya ) imam syafii tidak mengucapkan (dan rahmat tuhan)
Khlifah harun Ar-rasyid menjawab,( selamat atasmu rahmat tuhan dan berkatnya).
Harub Ar-Rasyid agak heran melihat ketenangan imam syafi’i Rhl. Karena tidak gelisah sedikitpun, padahal kawan-kawanya yang sama di tangkap sudah di jatuhkan hukuman mati.
Khalifah harun Ar-Rasyid bertanya kenapa kamu berbicara dalam sidang saya tanpa bizin saya, sehingga saya terpaksa menjawabnya......?
Perlu diketahu bahwa mengucapkan salam hukumnya sunat, sedangkan menjawab hukumnya wajib.
Imam syafi’i Rhl. membaca firman allah Swt.

وعدا الله الذين امنو منكم وعملوالصلحت ليستخلفنهم في الارض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذى ارتض لهم وليبد لنهم من بعد خوفهم ءمنا يعبدونني لايشركون بى شياء ومن كفر بعد ذلك فاؤلآئك هم الفسقون

Artinya: dan allah telah berjanji kepada orang –orang yang beriman yang beramal shaleh bahawa aa akan menjadikan khalifah di bumi sebagaimana ia telah jadikan khalifah-khalipah yang sebelum mereka dan ia akan tetapkan bagi mereka agama yang ia redhai untuk mereka dan ia akan menganti ketakutan dengan keamanan mereka menyembahku dan tidak mempersekutukan aku sedikitpun( AN-NUR: 55)
Lalu imam syafi’I meneruskan ucapanya
Tuhan apabila berjanji menepati janjinya dan kini ia telah menggangkat tuanku menjadi khalifah di bumi yang luas ini tuanku telah memberikan keamanan kepada saya sesudah saya dalam ketakutan, karena tuanku menjawab salam dalam dengan ucapan Warahmatullah ( dan rahmat tuhan untuk saya) dengan begitu tuanku telah memberikan rahmat tuhan kepada saya dengan kemurahan hati tuanku.
Khalifah harun rasyid tergerak hatinya mendengar ucapan yang lantang dan fasheh dari imam syafi’I yang kelihatanya tak sedikit juga takut dan getar.
Lantas khaliifah harun Arayid berkata: bukan kah engkau yang mengepalai kompelotan pemberontak untuk menentangku,,,,? bukan kah engkau bersekongkol dengan addullah bin hasan untuk menentang aku bukankah engakau orang yang telah terang salahnya’ bagaimana….bagaimana….?
Iman syafi’I menjawab
Saya akan menerangkan pula isi dada saya, sebaik-baiknya untuk mencarai keadialan dan kebenaran. Tetapi dapatkah orang melahirkan perasaanya dengan seksama kalau kaki dan tangannya di rantai dengan besi berat ini, saya minta agar rantai kaki dan tangan saya dibuka dan memperkenankan duduk sewajarnya, dan puji-pujian kepada allah yang kaya,
Khalifah harun Rasyid terbuka hatinya dan memerintahkan ketika itu juga kepada petugasnya untuk membuka rantai yang melingkari tangan dan kaka imam syafi’i
Imam syafii lantas berkata Tuhan berfirman begini.
يايهل الذين امنو ان جاء كم فا سق بنباء فتبينو ان تصيبوا قوما فتصبحوا عال ما فعلتم ندمين

Artinya: hai orang –orang yang beriman, kalau datang kepadamu orang-orang fasiq (jahat) membawa berita, periksalah dengan seksama supaya kamu supaya kamu jangan mencelakakan orang-orang tanpa diketahui kemudian kamu menyesal atas perbutanmu itu (Al-hujarat : 6)
Saya berlindung kepada allah bahwa saya adalah laki-laki yang di sampaikan kepada tuanku, bohong sekali orang-orang yang menyampaikan kepada tuanku, saya mempunyai dua pertalian dengan tuan khalifah, yaitu sama-sama bereagama islam dan sama-sama satu keturunan, tuanku adalah seorang yang harus berpegang kepada kitabullah, tuangku anak paman rasulullah yang harus melindungi agamanya,
mendengar ucapan Imam syafi’i yang di ucapkan dengan lancar ini khalifah harun ar-rasyid tiba-tiba jadi gembira lalu berkata Tenanglah pikiranmu saya menghargai ilmumu dan juga menghargai pertalian darah kita’’’
Lalu khalifah berkata lagi bagaimana keadaan ilmu kamu dengan kitabullah Azza wajalla di sana lah kita berbicara.
Imam syafi’i rhl, mejawab kitab suci yang mana tuan khalifah tanyakan, karena khitab suci yang di turunkan banyak sekali
Khlifah menjawab: baiklah saya bertanya tentang khitab suci yang di turunkan kepada anak paman saya Muhammad rasullah Saw.
Imam syafi’i Rhl. Menjawab: ilmu yang terkandung dalam al-qur’an itu banyak sekali, yang manakah yang tuan tanyakan ada ilmu ayat-ayat mutasyabih dan ayat muhakkam, ada ilmu ayat-ayat taqdim dan takhir, ada ilmu tentang nasheh dan mansukh, ada ilmu ini dan ada ilmu itu.
Kemudaian khalifah terpesona dan lantas menukar keluar bukan lagi bertanya soal-soal agama tetapi berpindah kepada soal-soal ilmu palaq, ilmu kedokteran, ilmu pirasat dan lain-lain yang sermuanya di jawab oleh imam syafi’i Rhl, dengan sanggat memuaskan Khalifah Harun Ar-rayid,
kemudian Khalifah berkata datanglah engkau sewaktu-waktu untuk mengajar saya...
dengan begitu bebaslah imam syafi’i Rhl, dari tuduhan dan kecewalah tukang fitnah yang memfitnah beliau’
inilah kedatangan imam syafii Rhl. Yang kedua kalinya ke iraq ( kupah atau baqdad) yang terjadi pada tahun 184 H, yakni dalam usia 34 tahun.

KEMBALI KE MEKKAH ( HIJAZ).
Tidak lama sesudah beliau bebas maka imam syafi’i Rhl. Kembali ke kampung asalnya yaitu makkah al-mukarrah sesudah di tinggalkan lebih kurang 11 tahun.
Ia di sambut oleh ulama dan rakyat mekkah karena kemasyhuran sudah lama beliau di mekkah masih mendapat sambutan akibat banyaknya orang haji yang pulang balik antara madinah dan makkah, dan antara mekkah dan kufah( iraq)
Beliau membuat rumah tempat tinggak di luar kota mekkahdi suatu tempat yang memungkinkan dapat di tangani oleh pelajar-pelajar yang menuntut ilmu kepadanya.
Lebih kurang selama 17 tahun beliau di mekkah menaburkan ilmu-ilmu agama kepada kaum muslimin yang setiap tahun datang ke mekkah untuk ibadah haji, karena itu nama imam Syafi’i Rhl. Mashur ke seluruh dunia islam karena setiap orang haji yang datang ke mekkah pulang ke kampungnya membawa khabar tentang kealimam imam syafi’I
Tetapi pada ketika itu beliau masih merasa belum sampai kepada derajadnya imam mujtahid mutlak( mujtahud penuh) sehingga fatwa-fatwa beliau adalah berdasarkan fatwa-fatwa guru-gurunya yang di dapatnya di mekkah, madianah dan iraq.
KE IRAQ KE TIGA KALI.
Di mekkah sudah di dengar kabar wafatnya khalifah harun Ar-rasyid dan telah di gantikan oleh khalifah Al-amin dan sesudah itu AL-amin dan sesudah itu oleh AL-ma’mun.
Begitu juga telah meniggal guru-guru imam syafi’i Rhl di iraq yaitu abu yusup pada tahun 182 H. Dan muhammad bin hasan pada tahun 188 H.
Hati imam syafi’i tergerak kembali hendak datang ke baqdad ibu kota dan kerajaan umat islam ketika itu karena di situ duduknya khalifah, Amirul Mu’minin.
Beliau tidak lama di iraq pada kali itu, tetapi pada kesempatan ini beliau membuat sejarah yaitu membentuk mazhab tersendiri yang kemudian di namakan mazhab syafi’i
MAZHAB SYAFI’I YANG PERTAMA.
Abu abdillah muhammad bin idris Asyafi’i ini setelah ilmunya tinggi dan fahamya begitu tajam dan dalam timbullah inpirisinya untuk berfatwa sendiri mengeluarkan hukum-hukum qur’an dan hadist sesuai dengan ijtihat nya sendiri terlepas dari fatwa-fatwa gurunya imam malik dan ulama-ulama hanafi di iraq’
Hal ini terjadi pada tahun 198 H. Yaitu sesudah usia beliau 48 tahun dan sesudah melalui masa belajar lebih kurang 40 tahun.
Beliau telah menghafal Al-quran dan berpuluh ribu hadist di luar kepala dan juga telah mendalami tafsir dari ayat-ayat alquran dan makna-makna hadis serta pendapat ulama-ulama terdahulu.
Beliau berfatwa dengan lisan menurut ijtihadnya (pendapat) sendiri dan juga mengarang khitab-khitab yang berisikan pendapat-pendapatnya itu.
Mula-mula di iraq beliau mengarang kitab (Ar-risalah) khitab usul Fiqih yang pertama di dunia yaitu suatau ilmu yang di jadikan pedoman dalam mengali hukum-hukum mengali ushul fiqih dari khitab suci al-quran dan hadist-hadist nabi.
Harus di maklumi bahawa sekalian fatwa dengan lisan dan tulisan pada ketika itu Imam syafi’i di irak di namakan (Al-qaul qadim ) fatwa lama, sedangkan fatwa-fatwa yang di keluarkan sesudah beliau pindah ke mesir di namakan( Qul A-jadid) Fatwa baru.
Barang siapa yang mempelajari khitab-khitab iamam syafi’i Rhl. Satu kitab-kitab syafi’iyah dewasa ini akan berjumpa denagn tulisan tulisan Qul qadim dan qaul al-jadid itu.
PINDAH KE MESIR.
Pada bualan syawal tahun 198 H. itu juga imam syafi’I pindah ke mesir kebetulan saja khalifah Al-ma,mun mengangkat abbas bin musa menjadi ( gubenur) mesir dan mengirimnya ke mesir imam syafi’i menumpang dalam qafilah wali mesir itu karena imam syafi’i Rhl, adalah salah seorang ulama yang di hormati bukan saja oleh rakyat iraq tetapi juga oleh khalifah Ma,mun.
Ketika beliau akan berangkat dari iraq ke mesir bayaklah datang shabat-shabatnya untuk mengucapkan selamat jalan, di antaranya adalah muridnya yang terkenal kemudian di kenal dengan nama Ahmad bin hambal ( pembagun mazhab mazhab Hambali)
Pada ketika imam syafi’i bersalaman dengan Ahmad bin hambal beliau membaca sebuah syair.
Saya rindu pergi kemesir untuk melihat sunggai dan pasir
Untuk kebesaran atau kekayaan ataukah ini makam perkuburan
Rupanya imam syafi’i Rhl sudah merasa ia akan wafat dan bermakam buat selama-lamanya du mesir
Abbas bin musa gubenur mesir meminta agar imam syafi’i agar menginap di rumahnya tetapi imam Syafi’i Rhl. Menolak karena ia ingin tinggal dengan ulama-ulama besar Namanya Abdullah bin Al-hakam seorang ulama yang pernah menjadi muridnya di madinah pada ketika imam syafi’i mendektekan khitab-khitab AL-muwatha atas nama imam maliki.
Beliau tinggal di rumah abdullah bin Al-hakam sampai tahun 204 H.

IMAM SYAFI’I SUKA MENGEMBARA TERUTAMA UNTUK MENCARI ILMU PENGETAHUAN.
Dari riwayat imam syafi’i Rhl. Ternyata beliau adalah suka mengembara pindah dari satu negeri kenegeri lain terutama dalam hal mencari ilmu pengetahuan.
Beliau lahir di gazza pergi ke mekkah tinggal di madinah, pindah keyaman pindah lagi ke bagdad sampai ke syam pindah ke mekkah pindah lagi ke baqdad dan akirnya pindah lagi ke mesir wafat di mesir dan bermakam di mesir.
Imam syafii Rhl. Bukan saja memperaktekkan pindah-pindah tempat itu tetapi beliau juga menganjurkan kiranya rakyat mengembirakan pengembaraan dan perjalanan keliling khususnya dalam mencari ilmu pengetahuan.
Beliau pernah berkata dalam sebuah syair begini:
1. Adalah tidak enak bagi orang cerdik pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat.oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah.
2. musafirlah...? Engakau akan mendapat sahabat-sahabat penganti sahabat sahabat yang di tinggalakan
3. bekerja keraslah karena ke lezatan hidup adalah bekerja keras.
4. saya berpendapat kalau air menetap di dalam suatu tempat ia akan busuk, kalau mengalir barulah ia bersih dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
5. singa kalau tidak keluar dari sarangnya ia tak akan dapat makan.
6. anak panah panah kalau tidak meluncur dari busurnya ia takkan mengena
7. matahari pun kalau menetap niscaya seluruh manusia akan marah kepadanya.
8. tabir( bahan baku emas) adalah seperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
9. kayu harum pada ketika di rimaba,sama saja dengan kayu yan g lain
10. kalau yang kini ( kayu harum) keluar dari rimbaba sukar sekali mendapatkanya dan itu tabir kalu keluar dari tempat sudah berharga seperti emas.
Demikian sebuah syair dari Imam syafi’i yang menganjurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
MENUGGAL DUNIA DALAM USIA 54 TAHUN.
Setelah 6 tahun tinggal di mesir mengembangkan mazhabnya dengan lisan dan tulisan dan sesudah mengarang khitab Ar-risalah lagi ( dalam ushul Fiqih) dan sesuadah mengarang khitab-khitab beliau yang banyak sekali maka beliau meninggal dunia, mudahahan beliau mendapat surga AMIN.
Berkat Ra,bin sulaiman ( murid imam syafi’I ) imam Syafi Rhl. berpulang kerahmatullah sesudah sembahyang maqrib petang kamis malam jumat akhir hari bulan rajab dan kami makam kan beliau pada hari jum’at sorenya kami lihat hilal bulan Sya,ban 204 H.

0 komentar:

 

© 2011 ZULKARNAEN AL-PASIRI zulkapasir