Jumat, 14 Mei 2010

PROFIL ABUYA H. MUDA WALY AL-KHALIDY

ABUYASyekh Muda Waly Al khalidy dilahirkan di Desa Blangporoh,kecamatan Labuhan Haji,kabupaten Aceh Selatan,pada tahun 1917.
Beliau adalah putra bungsu dari Syekh H.Muhammad Salim bin Malin Palito.Ayah beliau berasal dari Batu sangkar,Sumatra Barat.Beliau datang keAceh Selatan selaku da`i.Sebelumnya,paman beliau yang masyhur dipanggil masyarakat Labuhan Haji dengan Tuanku Pelumat yang nama aslinya Syekh Abdul Karim telah lebih dahulu menetap di Labuhan Haji Tak lama setelah Syekh Muhammad salim menetap di Labuhan Haji,beliau dijodohkan dengan seorang wanita yang bernama Siti Janadat,putri seorang kepala desa yang bernama Keuchik Nya` Ujud yang berasal dari Desa Kota Palak,Kecamatan Labuhan Haji,Aceh Selatan. Siti Janadat meninggal dunia pada saat melahirkan adik dari Syekh Muda Waly.Beliau meninggal bersama bayinya. Syekh Muhammad salim sangat menyayangi Syekh Muda Wali melebihi saudaranya yang lain.Kemana saja beliau pergi mengajar dan berda`wah Syekh Muda Waly selalu digendong oleh ayahnya.Mungkin Syekh Muhammad Salim telah memiliki firasat bahwa suatu sa’at anaknya ini akan menjadi seorang ulama besar, apalagi pada saat Syekh Muda Waly masih dalam kandungan , beliau bermimpi bulan purnama turun kedalam pangkuan beliau .
Nama Syekh Muda Waly pada waktu kecil adalah Muhammad Waly.Pada saat beliau berada di Sumatra Barat,beliau dipanggil dengan gelar tuangku Mudo atau Angku Mudo Waly atau Angku Aceh.Stelah beliau kembali ke Aceh masyarakat memanggil beliau dengan Teungku Muda Waly.Sedangkan beliau sering menulis namanya sendiri dengan Muhammada Waly atau lengkapnya Syekh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy.

Perjalanan pendidikan beliau

Syekh Muda Waly belajar belajar A-Qur an, dan kitab-kitab kecil tentang tauhid,fiqih,dan dasar ilmu bahasa arab kepada ayahnya.Disamping itu beliau juga masuk sekolah Volks-School yang didirikan oleh Belanda.Setelah tamat sekolah Volks School,beliau dimasukkan kesebuah pesantren di Labuhan Haji,Pesantren jam`iah Al-Khairiyah yang dipimpin oleh Teungku Muhammada Ali yang dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Teungku Lampisang dari Aceh Besar sambil beliau sekolah di Vervolg School.Setelah lebih kurang 4 tahun beliau belajar di pesantren Al-Khairiyah beliau diantarkan oleh ayahnya ke pesantren Bustanul Huda di ibukota kecamatan Blangpidie.Sebuah pesantren Ahlussunnah wal jama`ah sam seperti Pesantren Al-Khairiyah,yang dipimpin oleh seorang ulam besar yang dating dari Aceh Besar,Syekh Mahmud.Dipesantren Bustanul Huda,barulah beliau mempelajari kitab –kitab yang masyhur dikalangan ulama Syafi`iyah sperti I`anatut Thalibin,Tahrir,dan Mahally dalam ilmu fiqh,Alfiyah dan Ibn `Aqil dalm ilmu nahwu dan sharaf.
Setelah beebrapa tahun di Pesantren Bustanul Huda,terjadilah satu masalah antara beliau dengan gurunya,Teungku Syekh Mahmud.Yaitu perbedaan perdapat antar beliau dengan gurunya tersebut tentang masalah berzikir dan bershalawat sesudah shalat didalam masjid secara jahar.Dikemudian harinya Syekh Muda waly ingin melanjutkan pendidikan kepesantren lainnya di Aceh Besar,tetapi sebelumnya, ayah syekh muda waly,Haji muhammad Salim meminta izin kepada Syekh Mahmud,minta do`anya untuk dapat melanjutkan pendidikan kepesantren lainya dan yang terpenting meminta maaf atas kelancangan Syekh Muda Waly berbeda pendapat dengan gurunya dalam masalah tersebut.Berkali kali beliau dan ayahnya meminta ma`af kepada Syekh Mahmud tetapi beliau tidak menjawabnya.Pada akhirnya setelah beliau kembali dari Sumatra Barat dab Tanah suci,Makkah,makak timbullah kasus di kecamatan Blang Pidie.Ada seorang ulama dari kaum Muda dari PUSA(Persatuan Ulama Seluruh Aceh)yang bernama Teungku Sufi, mendirikan Madrasah Islahul Umum di Susuh,Blang Pidie,berda`wah dan membangkitkan masalah –masalah khilafiyah Dalam satu perdebatan terbuka diibukota kecamatan Blang Pidie,dia mengungkapkan dalil dan alasannya sehingga hampir kebanyakan ulama termasuk Teungku Haji Muhammad Bilal Yatim dapat dikalahkan.Tetapi pada waktu giliran perdebatan Teungku Sufi tersebut dengan Syekh Muda Waly semua dalil dan alasannya beliau tolak,beliau hancurkan tembok-tembok alasannya sehingga kalah total didepan umum.Tak lama setelah itu barulah Syekh Mahmud mema`afakan kesalahan Syekh Muda Waly yang berani berbeda pendapat dengan gurunya tersebut pada waktu masih belajar di Bustanul Huda.
Setelah beberapa tahun belajar di Bustanul Huda,beliau mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya kepesantren di Aceh Besar kepada ayahnya,Syekh H.Muhammad Salim.Ayah beliau sangat senang mendengarkan niat beliau.Apalagi Syekh H.Muhammad Salim telah mengetahui bahwa putranya ini telah menamatkan kitab-kitab agama yang dipelajari di Pesantren Bustanul Huda.
Sebagai bekal dalam perjalanan beliau dari Labuhan Haji,ayahanda beliau memberikan sebuah kalung emas yang lain merupakan milik kakak kandung Syekh Muda Waly,yaitu Ummi Kalsum.Beliau diantar oleh ayahanda beliau dari desanya sampai ke kecamatan Manggeng.Setelah sampai ke Manggeng,ayahanda beliau berkata”Biarkan aku antarkan engkau sampai ke Blang Pidie”.Sesampainya di Blang Pidie,Syekh Muhammad Salim berkata kepada putranya,Syekh Muda Waly”biarkan aku antarkan engkau sampai ke Lama Inong”.Pada kali yang ketiga ini Syekh Muda Waly merasa keberatan,karena seolah olah beliau seperti tidak rela melepaskan anaknya merantau jauh untuk menuntut ilmu.Syekh Muda Waly berangkat ke Aceh Besar ditemani seorang temannya yang juga merupakan tamatann dari pesantren Busranul Huda,namanya Teungku Salim,beliau merupakan seorang yang cerdas dan mampu membaca kitab-kitab agama dengan cepat dan lancar.
Sesampainya di Banda Aceh,beliau berniat memasuki Pesantren di Krueng Kale yang dipimpin oleh Syekh H.Hasan Krueng Kale,ayahanda dari Syekh H.Marhaban,menteri muda pertanian Indonesia para masa Sukarno.
Beliau sampai di PesantrenKrueng kale pada pagi hari,pada saat syekh Hasan Krueng Kale sedang mengajar kitab-kitab agama.Dianatar kiatabynag dibacakan adalah kitab Jauhar Maknun.Syekh Muda Waly mengikuti pengajian tersebut.Sebelum Dhuhur selesailah pembacaan kitab tersebut,dengan kalimat terkhit Wa huwa hasbi wa ni`mal wakil.Setelah selesai pengajian Syekh Muda Waly merasa bahwa syarahan syarahan yangdiberikan oleh Syekh Hasan Krueng Kaletidak lebihdari pengetahuan yang beliau miliki dan apabial beliau membacakan kitab tersebut maka beliau juag akan sanggup menjelaskan seperti syarahann yang dipaparkan oleh Syekh Hasan Basri.Walaupun demikian beliau tetang menganggap Syekh Hasan KruengKale sebagai guru beliau .Bagi Syekh Muda Waly,cukuplah sebagai bukti kebesaran Syekh Hasan Krueng Kale,apabila guru beliau Syekh Mahmud Blang Pidie adalah seorang alumnus Pesantren Kuerng Kale.Syekh Muda Waly hanya satu hari di Pesantren krueng Kale.Beliau bersama Tengku Salim mencari pesantren lain untuk menambah ilmu.
Alhirnya merekapun berpisah .Pada saat itu ada seorang ulama lain di Banda Aceh yaitu Syekh Hasballah Indrapuri,beliau memiliki sebuah Dayah di Indrapuri.pesantren ini lebih menonjol dalam ilmu Al-Qur an yang berkaitan dengan qiraat dan lainnya.Syekh Muda Waly merasakan bahwa pengetahuan beliau tentang ilmu Al –Quran masih kurang.inilah yang mendorang beliau untuk memasuki Pesantren Indrapuri.Pesantren Indrapuri tersebut dalam simtem belajar sudah mempergunakan bangku,satu hal yang baru untuk kala itu.Pada saat mengikuti pelajaran,kebetulan ada seorang guru yang membacakan kitab-kitan kuning,Syekh Muda Waly tunjuk tangan dan mengatakan bahwa ada kesalahan pada bacaan dan syarahannya,maka beliau meluruskan bacaan yang benar beserta syarahannya.Dari situlah Ustad dan murid-murid kelas itu mulai mengenal anak muda yang baru datang kepesantren itu dan memiliki pengetahuan yang luas.Maka ustad tersebut mengajak beliau kerumahnya dan memerintahkan kepada pengurus pesantren untuk mempersiapakan asrama temapat tinggal untuk beliau,kebetulan sekali pada saat itu perbekalan yang dibawa Syekh Muda Waly sudah habis,maka dengan adanya sambutan dari pengurus pesantren tersebut beliau tidak susah lagi memikirkan belanja.
Pimpinan Pesantren Indrapuri tersebut,Teungku Syekh Hasballah Indrapuri sepakat untuk mengangkat Syekh Muda Waly sebagai salah satu guru senior di Pesantren tersebut.Semenjak saat itu Syekh muda Waly mengajar di pesantren tersebut tanpa mengenal waktu.Pagi,siang,sore dan malam semua waktunya dihabiskan untuk mengajar.Tinggallah sisa waktu luang hanya antara jam dua malam sampai subuh.Waktu waktu itupun tetap diminta oleh sebagian santri untuk mengajar.Selama tiga bulan beliau mengajar di Dayah tersebut.Karena padatnya jadwal beliau dan beliau kelihatan kurus,tetapi alhamdulillah walaupun demikian beliau tidak sakit.
Setelah sekian lamanya di Pesantren Indrapuri,datanglah tawaran dari salah seorang pemimpin masyarakat yaitu Teuku Hasan Glumpang payung kepada Syekh Muda Waly untuk belajar ke sebuah perguruan di Padang,Normal Islam School yang didirikan oleh seorang ulama tamatan Al-Azhar,Mesir Ustad Mahmud Yunus.Teuku Hasan tersebut setelah memperhatikan pribadi syekh Muda Waly,timbullah niat dalam hatinya bahwa pemuda ini perlu dikirim ke Al-Azhar,Mesir.Tetapi karena di Sumatra Barat sudah terkenal ada seorang Ulama yang telah menamatkan pendidikannya di Al Azhar dan Darul Ulum di Cairo,Mesir yang bernama Ustad Mamud Yunus yag telah mendirikan sebuah perguruan di Padang yang bernama Normal Islam School yang sudah terkenal kala itu melebihi perguruan perguruan sebelumnya seperti Sumatra Thawalib.Oleh sebab itu Teuku Hasan mengirimkan Syekh Muda Waly ke pesantren tersebut sebagai jenjang atau pendahuluan sebelum melanjutkanke al Azhar.
Berangkatlah Syekh Muda Waly menuju Sumatra barat dengan kapal laut.Beliau sama sekali tidak mengetahui tentang Sumatra Barat sedikit pun,dimana letak Normal Islam School dan kemana beliau harus singgah.tiba tiba saja ada seorang penumpang yang telah lama memperhatikan tingkah laku dan gerak gerik Syekh Muda Waly selama di kapal ,bersedia membantu Syekh Muda Waly untuk bisa sampai ketempat yang beliau tuju.
Setelah sampai di Normal Islambeliau segera mendaftarkandiri di Sekolah tersebut. Lebih kurang tiga bulan beliau di Normal Islam dan akhirnya beliau mengundurkan diri dan keluar dengan hormat dari Lembaga pendidikan tersebut.Hal ini beliau lakukan dengan beberapa alasan :
1.Cita-cita melanjutkan pendidikan kemana saja termasuk ke Normal Islam dengan tujuan memperdalm ilmu agama,karena cita-cita beliau mudah-mudahan beliau menjadi seorang ulama sperti ulama ulam besar lainnya.Tetapi rupanya ilmu agama yangdiajarkan di normal Islam amat sedikit.Sehingga seolah olah para pelajar disitu sudah dicukupkan ilmu agamanya dengan ilmu yang didapati sebelum memasuki pesantren tersebut.
2.Di normal Islam pelajaran umum lebih banyak diajrakan ketimbang pelajaran agama.Disana diajarkan ilmu matematika,kimia,biologi,ekonomi,ilmu falak,sejarah Indonesia,bahasa inggris.bahasa belanda,ilmu khat dan pelajaran olahraga.
3. Di normal Islam beliau harus menyesuaikan diri dengan peraturan peraturan di lembaga tersebut,Di situ para pelajar diwajibkan memakai celana ,memakai dasi,ikut olah raga disamping juag mengikuti pelajaran umum diatas.Menurut hemat Syekh Muda Waly,kalau begini,lebih baik beliau pulang ke Aceh mengamalakan dan mengembangkan ilmu yang telah beliau miliki dari menghabiskan waktu dan usia di Sumatra Barat.

WAZHIFAH ABUYA
HARI AHAD
Setelah fajar terbit,Abuya sudah berada didalam Mushallanya yang terletak dalam Baitul Taklif untuk mempersiapkan diri menghadapi Shalat Shubuh .Setelah masuk waktu beliau melaksanakan Shalat berjama`ah dengan murid –murid laki-laki dan perempuan yang memang sudah menunggu sebelumnya .
Seusai Shalat Shubuh dan Wirid yang biasanya dilakukan dan do`anya,jama`a h yang mengikuti Abuya meninggalkan mushalla menuju kepada kegiatannya masing-masing .Sedangkan Abuya masih tetap duduk di mushallanya menghadap kiblat.
- Wirid Abuya
Disinilah Abuya mulai berwirid khusus yang mengandung do`a dan munajat,tasbih,dan taqdis,tahmid,tahlil,dan takbir.selain itu dirangkai pula dengan bermacam –macam bentuk bacaan Shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.Dalam wirid ini juga, Abuya merangkaikan pula dengan berbagai Hizbul Auliya,antara lain Hizbun nashar,Hizbul bahar(Asy Syazili)Hizbun Nawawy,Hizbul Ustad al ustad Al Bayyuni,Al Jaljalud dan Hizbun lainnya .
Abuya mengucap zikir,doa ,dan munujat ini dengan suara sirriyah dan jahriyah yang memilukan hati bagi parang mukmin yang mendengarkanya.abuya mengucapkan semua zikir ini diikuti oleh seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak seirama dengan suaranya dan sesuai dengan makna dan maksud munajat yang diucapkan,yang menyangkut dengan kasih sayang serta rahmat Allah dan yang menyangkut dengan amarah serta siksa Allah kepada orang kafir dan maksiat kepadaNYa .Menurut kebiasaan yang kami perhatikan,setiap harinya Abuya mengakhiri wiridnya dengan doa pada jam 10.00 siang .
- BUSTANUL MUHAQQIQIN
Setelah selesai berwirid Abuya mempersiapkan diri dengan sarapan pagi dan mengenakan pakaian sebagai guru besar untuk menuju ruangan Bustan(ruangan Abuya mengajar)yang diiringi oleh beberapa orang khadam.Sesampai Abuya di pintu ruangan,semua murid yang telah menungggu di ruangan berdiri pada tempatnya masing –masing sehingga Abuya duduk diatas kursinya.lalu satu demi satu murid menjabat tangan Abuya dan kembali ketempatnya .Perlu diketahui bahwa kitab – kitab pelajaran yang akan diajarkan sudah tersedia diatas meja Abuya,yang terdiri dari;
1. Kitab Tuhfatul muhtaj (Al Fiqh)
2. Kitab Jam`ul jawami`( ushul Fiqh)
3. Kitab Syuruh Talkhis(Al Ma`ani)
4. Kitab Asy Syamsiyah (Mantiq)
5. Kitab Hikam Ibn `Athaillah (At Tauhid Wat Tashwwuf)
Dengan penuh khidmat Abuya mulai mengajar dengan bertanya halaman kitab yang bakal Abuya ajarkan dan kalimat di mulai bacaanya .
(Ruangan Bustan berukuran ± 8×9 m,di dalam nya paling depan terletak sebuah meja besar(1,5x1 m)dan kursi pusing khusus untuk Abuya,dan didepan meja Abuya terletak beberapa meja kecil dan kursi yang tersedia untuk murid- murid.)
- Abuya mulai mengajar
Abuya mengajar dengan 2 metode;
1. Abuya membaca dan menjelaskan seperlunya,kemudian Abuya meminta kepada murid – muridnya untuk mempersoalkan (i`tiradh) atas masalah yang sedang dibicarakan.
2. Murid yang membacakan serta menjelaskan,kemudian diminta kepada murid–murid yang lain untuk mengi`tiradhkannya atas masalah yang sedang dibacakannya itu termasuk Abuya sendiri.
Akhir i`tiradh semua masalah tersebut,Abuya sendiri yang mengatakan cukup .Cara Abuya mengajar demikian,khusus pada kitab Tuhfatul Muhtaj,sedangkan kitab- kitab yang lain Abuya baca sendiri dan memberi penjelasan yang cukup.
Demikianlah majlis ta`lim yang dipimpin Abuya mulai jam 10.00 -1.00 siang.Bustan ditutup Abuya diantarkan kembali ke Baitul Ta`lif untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjama`ah.
- Abuya Istirahat
Seusai Shalat Dhuhur Abuya makan siang pada hidangan yang telah disediakan dii Baitul Ta`lif,Abuya kemudian berbaring dalam keadaan santai.pada saat istirahat inilah saya (Tgk.Syihabuddin keumala,lebih terkenal dengan Abu Keumala)dan Tgk Abdul Aziz Samalanga (pimpinan Dayah MUDI MESRA Samalanga )mengambil kesempatan untuk memohon keterangan dan penjelasan tentang masalah yang musykil kami rasakan,seraya kami menunjukkan kepada Abuya Kitab Al Mahalli,lalu Abuya memberikan penjelasan yang cukup dan memuaskan.pada saat kami melihat Abuya dalam keadaan ayung –ayungan kami memohon diri untuk menuju kebilik kami sendiri dan Abuya tidur.
Menjelang waktu Shalat Ashar Abuya bangun dari istirahatnya mengasuh diri untuk melaksanakan Shalat Ashar di Baitul Ta`lif.Usai Shalat Ashar serta wirid dan doanya ,Abuya keluar ke Raudhah Riyahin,sebuah kebun bunga yang terletak tidak jauh dari Baitut Ta`lif,sebelah selatan dari menara dan menara ini berdiri di sebelah selatan Abu Syik Salim (Ayah Abuya sendiri).
Raudhah yang dimaksud 3x4 m persegi yang ditanami sekelilingnya bunga –bunga laping ,para tamu yang ingin bertemu dengan Abuya dapat langsung menemui beliau di Raudhah ini (waktu bertamu siang hari).beberapa saat kemudian Abuya bangun untuk meninjau Darun yangditentukan seraya diringi oleh beberapa orang khadam,panglima dan tamu-tamu .Dalam peninjauan ini Abuya memberikan petunjuk kepada penghuni Darun yang beliau tinjau tentang ketertiban,kebersihan ,keamanan dan perbaikan lainnya .Akhirnya Abuya dan pengikutnya kembali ke Raudhah .seterusnya di Raudhah ini Abuya mengajar kitab kitab kecil kepada murid murid kelas satu atau kelas dua untuk mendapatkan barakah melalui Abuya,sambil menantikan waktu Shalat MAghrib beliau berdialog dengan para tamu tentang masalah – masalah agama.

SHALAT MAGHRIB(MALAM SENIN)
Seusai shalat maghrib berjamah beserta doanya, jamaah kembali ke tempatnya masing masing dan Abuya meneruskan wiridnya sebagaimana biasanya sampai waktu shalat isya,dan seterusnya selesai Shalat isya Abuya duduk di Baitut Ta`lif yang biasanya sudah ada jamaah tamu yang dekat maupun yang jauh untuk menanyakan masalah –masalah agama,terutama sekali mengenai amal Thariqah,yang demikian itu berakhir sampai jam 12.00 WIB malam .selanjutnya meninggalkan Baitut Ta`lif menuju ke rumah ummi yang telah ditentukan bahagiannya.Demikianlah Wazifah Abuya sampai kepada waktu Shalat Shubuh hari senin (Wazifah Abuya 1x24 jam ).
HARI SENIN
Wazifah Abuya dimulai dengan Shalat Shubuh berjamaah kemudian berwirid sampai jam 09,00.selanjutnya beliau mengasuh ,kemudian Abuya bersiap siap untuk menuju ruangan Bustanul Muhaqqiqin.Abuya mengajar sebagaimana biasa sampai dengan jam 01.00 siang .kemudian beliau kembali ke Baitut Ta`lif untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah .pada saat inilah Abuya mengasuh dan istirahat sampai masuk waktu Shalat Ashar.setelah selesai upacara Shalat Ashar beliau meninjau Darun sebagaimana biasa bila dianggap perlu dan berakhir di arudhah ,disinilah abuya istirahat denag menjawab pertanyaan yang diajukan kepada beliau,dibarengi soal jawab tentang agama dan mengajar anak –anak yang sebelumnya telah menunggu Abuya .Keadaan demikian berlalu sampai menjelang shalat Maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM SELASA )
Selesai Shalat maghrib dan wirid- wiridnya, Abuya istirahat beberapa saat selanjutnya beliau memberi ijazah Thariqah Naqsyabandi kepada murid laki-laki baik yang tinggal di Darus Salam maupun yang datang dari luar Darus Salam ,hal ini berjalan sampai waktu Shalat isya.seusai Shalat isya Abuya langsung memberikan ceramah yang menyangkut soal Thariqah dan tawajjuh serta dikaitkan dengan amalan suluk.Ada juga yang memberikan cermah dari khalifah –khalifah yang telah abuya tentukan termasuk penulis sendiri (Abu Keumala).selama acara ini juga diadakan soal jawab yangmenyangkut dengan soal Thariqah dan lain lain ,yang demikian berlalu sekurang kurangnya sampai jam 12.00 malam,dan selanjutnya Abuya meninggalkan majlis menuju kerumah ummi yang telah ditetapkan untuk beristirahat sampai menjelang waktu Shalat Shubuh.

SHALAT SHUBUH(HARI SELASA )
Wafizah Abuya pada pagi hari selasa sampai menjelang waktu maghrib berjalan sebagaimana wazifah pada hari senin meskipun disana sini terdapat perbedaan yang tidak diperhitungkan .
SHALAT MAGHRIB(MALAM RABU)
Wazifah Abuya pada malam rabu juga tidak berbeda dengan wazifah dengan wazifah Abuya pada malam selasa kecuali pada pemberian ijazah Thariqah kepada murid-murid perempuan,baik yang tinggal di Darussalam maupun yang diluar.Selesai acara tersebut Abuya meninggalkan ruangan menuju kerumah ummi yang telah ditentukan untuk beristirahat.
SHALAT SHUBUH(HARI RABU )
Wafizah Abuya pada pagi hari rabu sejak pagi hari sampai menjelang shubuh hari kamis bersamaan dengan wazifah hari selasa kecuali pemberian ijazah yang dikhususkan pada malam selasa dan malam rabu.
SHALAT SHUBUH(HARIKAMIS)
Wazifah Abuya pada hari kamis sejak selesai shalat shubuh sampai selesai mengajar di Bustanul Muhaqqiqin dan Shalat Shubuh berjamaah sama gengan wazifah Abuya sebelumnya.Selesai Shalat Dhuhur Beliau istirahat dan bersiap-siap meninggalkan Darus Salam untuk menuju Kampung pauh ,Labuhan Haji,tempat letaknya rumah kediaman Ummi Pauh (ibunda Tgk.Imran Waly).Keberangkatan Abuya ini dari Darussalam menuju Kampung Pauh diantarkan oleh beberapa orang pengasuh dan panglima.Kiranya perlu diketahui jarak antara Darussalam dengan Kampung Pauh ±3km.Abuya tiba di Kampung Pauh menjelang Shalat `Ashar dan beliau Shalat `Ashar berjama`ah.
SHALAT `ASHAR(HARI KAMIS)
Seusai Shalat `Ashar biasanya Abuya memberi ceramah kepada murid-muridnya yang telah hadir menungguu Abuy sebelumnya.Ceramah dan petunjuk-petunjuk ini beliau sampaikan sampai menjelang Shalat maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM JUM`AT)
Setelah Shalat maghrib dan wirid seperlunya Abuy aistirahat sampai menjelang Shalat isya.Selanjutnya seusai Shalat isya Abuy memberikan penjelsan tentang ilmu Thariqah dan memberikan jawaban kepadmurid-murid yang bertanya.Wakatu soal –jawab ini berjalan penuh khidmat dan merasa kepuasan semua pihak,sehingga berakhir pada jam 11.00 atau lebih.Selanjutnya Abuya istirahat .
SHALAT SHUBUH(HARI JUM`AT)
Sebagaimana biasanya Abuya melaksanakan Shalat Shubuh dan wirid-wiridnya,berakhir sampai dengan jam 10.00 siang.Lalu Abuya mengasuh diri danbersiap siap untuk menghadiri upacara Shalat Jum`at di Masjid Kampung Pauh.Setibanay Abuya dan rombongan di masjid Kampung Pauh.Setibanya Abuya bersama rombongan di masjid dan muazzinmulai azan pertama.Setelah azan dan jamaah melaksanakan dua rakaat Shalat sunat qabliyah.
ABUYA BERKHUTBAH
Setelah Abuya naika mimbar dan memberi salam lalu beliau duduk ,kemudian azan kedua dimulai dan setelah azan kedua selesai Abuya bangun menyampaijan khutbahnya
Kaifiat khutbahnya ;Mula-mula Abuya menyampaikan serangkaian nasehat dan petunjuk agama pada masalah yang dihadapi oleh masyaradat muslimindengan bahasa Indonesia.Kemudian baru Abuya memulaimembaca khutbah yang pertama dalam bahasa arab penuh,tanpa campuran dengan bahasa Indonesia.Lalu Abuya duduk antara dua khutbah dan selanjutnya beliau bangun untuk membaca khutbah yang kedua hingga selesai .
SHALAT JUM`AT
Abuya mengumami shalat jum`at sebagaiman yang ma`ruf dilakukan oleh kaum Ahlus sunnah Wal Jama`ah .Selesai Shalat jum`at ,Abuya dan rombongan kembali ke rumah kediamannya di Kampung Pauh dan makan siang.Kami rasa perluu dicatat kaifiat Abuya makan.Setelah selesai hidanganmakanan dihidangkan,penulis melihat piring makanan yang disediakan dihadapan Abuya lebih besar dari pada piring makanan yang lain dan daitas mkanan itu telah dibubuhi lauk pauknya.Lalu para hadirin dipersilahkan untuk memulainya.penulis memperhatikan dengan sungguh-sungguh kaifiyat Abuy makan .Ia memulai dengan Basmalah lalu memegang makanan yang tersediai dihadapannya,sesuap Abuya memulai makan,berceritalah ia tentang keramat para Shahabat dan rahmat tuhan kepad para aulia –auliaNya sambil beliau menyuapkan makanan ke mulutnya dengan suapan kecil.Demikianlah santapan makanan berjalan,jam`ah mendengarkan cerita Abuya sambil menyuapkan makanan seperluanya.Sedang Abuya asyik bercerita dan tidak pernahmenghadap ke piring makanan yang ada dihadapannya,seakan akan kita melihat makanan yang ia makan itu bukan untuk kenyang akan tetapai sekedar hilang lapar saja.pada saat Abuya meliahat jama`ah sekelilingnya sudah merasa puas dengan makanan dihapannya lalu Abuya membasuh tanganny adan diikuti oleh para jama`ah sekaligus cerita Abuya di akhiri.Selanjutnya penulis memperhatikan makanan yang masih banyak tersisa dihadapan Abuya diangkat dan seterusnya panitia membagi-bagikan sebagia mengambil berkah dari makanan tersebut.Demikianlah penulis memperhatiak kaifiat makn Abuya,bukan saja pada tempat ini tetapai juga pada tempat yang laian juga demikian,bukan satu kali tetapi puluhan kali selama penulis mengikuti rombongan Abuya.Maka dapat dikatakan bahwa rohaniyah Abuya sudah cukup kenyang,oleh karena itu kenyang jasmaninya tidak diperhitungkan,sehingga dapat kita lihat Abuya tidak begitu serius menghadapi makanan.Setelah upacara makan bersama berakhir,abuya beristirahat dan para jama`ah bubar munuju ketempatnya masing – masing.
SHALAT `ASHAR(HARI JUM`AT)
Setelah Shalat `Ashar berjam`ah dilaksanakanserta wirid-wird dan doanya,Abuya duduk istirahat bersama jam`ah seraya memberikan ceramah ringan.Dalam kempatan ini pula Abuya meneriam tamu-tamunya yang berkunjung untuk menemuinya.acara ini sampai menjelang waktu shalat maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM SABTU)
Seusai Shalat maghrib dan doanya,Abuya istirahat sampai waktu shalat isya.Selanjutnya wazifah Abuya setelah shalat Isya sampai jam istirahat hampir bersamaan dengan wazifahnya pada malam jum`at.
SHALAT SHUBUH (HARI SABTU)
Seusai Shalat Shubuh berjama`ah bersamaan dengan wirid dan doanya ,jamaah meninggalkan mushalla. Abuya melanjutkan wiridnya sebagaimana biasanya sampai ± jam 10.00 siang.Disinilah Abuya istirahat dan mengasuh untuk mengisikan waktu selanjutnya,kemudian Abuya bersama pengikut menuju kesebuah Madrasah Tarbiyah yang terletak di kedai Labuahan Haji yang jauhnya ±1/2km,untuk memberi ceramah tauhid khusus dalam bidang naïf dan istbat ,yang mana sebelumnya telah berkumpul murid-murid yang dekat maupun yang jauh untuk mengikuti ceramah tersebut.Lalu Abuya memulai kuliahnya dengan membaca sebaris dua kitab yang menyangkut dengan masalah tauhid yang akan dibahaskan.Majlis ini dibebaskan soal jawab dan masing masing para hadirin juga dibenarkan mengeluarkan pendapatnya,sehingga sewaktu-waktu majlis ta`lim ini menjadi forum diskusi yang hangat.Majlis ini berlalu sampai jam 01.00 siang.Setelah majlis ini ditutup dengan doa,Abuya dan pengikutnya menuju ke Masjid Kampung pauh untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah dan seusai Shalat Dhuhur beserta wiridnya abuya menuju kerumah kediamannya kembali untuk makan siang bersama.Selanjutnya Abuya bersiap siap untuk kembali ke Darussalam.Dan Abuya berangkat bersama pengikutnya menuju Darussalam,Abuya tiba diDarussalam menjelang ashar.
SHALAT `ASHAR(HARI SABTU)
Seuasai Shalat `ashar bersama dengan wirid-wiridnya, Abuya memasuki rumah ummi yang telah ditentukan untuk beristirahat sampai menjelang Shalat maghrib.Kemudian selanjutnya setelah shalat maghrib Abuya berwirid,biasanya sampai waktu shalat isya.
SHALAT ISYA
Setelah Shalat isya beserta wiridnya,disinilah Abuya menerima tamu-tamunya yang datang dari yang jauh maupun yang dekat,yang telah menunggu Abuya selama dua malam sebelumnya (selama Abuya di Kampung Pauh ).Acara ramah tamah ini diisikan dengan bermacam-macam persoalan agama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tamu yang hadir.Acara ini berlalau biasanya sampai jam 11.00 malam,dan Abuya beristirahat di rumah kediaman ummi yang telah ditentukan sampai menjelang waktu shubuh.


Demikianlah sebagian wazifah Abuya yang dapat saya (Tgk.Keumala)ikuti untuk waktu 7x24 jam,sedangkan wazifah yang lathifah lainnya tidakmungkin diliputi oleh sebuah pena yang amat kecil dan tintanya yang amat terbatas pula.Wazifah yang mulia sudah menjadi suatu tabiat yang melekat pada pribadi Abuya.Buktinya saya telah melihat sendiri keadaan yang demikian selama bertahun-tahun. Untuk kebenaran catatan wazifah Abuyaini, ratusan murid Darussalam dan ribuan manusia yang telah mengenal Abuya secara dekat,telah menyaksikannya sendiri secara musyahadah.Perlu diketahui bahwa wazifah Abuya ini kadangkala terjadi pergeseran pelaksanaannya justru mengingat waktu dan tempat,situasi dan kondisi.atas semua kekurangan liputan saya ini, Allah menyediakan ampunanNya kepada Tgk.Keumala.InnAllaha Ghafurur Rahim



Kejadian –kejadian yang dapat menunjuki kelebihan Abuya
1. Penyusunan struktur organisasi Darussalam
Pada satu waktu sekitar awal tahun 1953 Abuya memanggil tokoh –tokoh masyarakat yang mendukung Darussalam baik yang dekat ataupun yang jauh dan para guru guru yang ada di Darussalam beserta murid murid Bustan untuk menghadiri sebuah majlis yang diadakan di ruangan Bustanul muhaqqiqin.Setelah para hadirin lengkap hadir seluruhnya lalu Abuya membuka majlis dengan ummul Qur an, dan Abuya menamakan majlis ini dengan السلامة والنجاح سفينة ‘’ sehingga saya menamakan satu pengajian di Medan dan sekitarnya dengan nama Safinatus Salamah.Setelah Abuya menyampaikan maksud dan tujuan majlis ini dengan cara rinci,lalu Abuya menyerahkan kepada para hadirin untuk dapat menyusun struktur organissi Darussalam.Seterusnya Abuya meninggalkan majlis danmajlis mulai menyusun dan menetapkan struktur organisasi yang terdiri dari :
a. Pimpinan tertinggi Darussalam :Abuya Syekh H.Muhammad Waly Al-khalidy
b. Wakil pimpinan Darussalam :Tgk.Muhd.Yusuf.Alami
c. Sekretaris Darussalam :Tgk.Idrus Abd.Ghani
d. Ketua Dep.Keamanan :Tgk.Abdullah Tanoh mirah
e. Ketua Dep.P.U :Tgk.Basyah Lhong.
Pengamat Darussalam yang terdiri dari beberapa tokoh masyarakat ,antara lain :
1. Tgk.Nyak Diwan
2. T.Ramli Akasyah (Widana )
3. Tgk.Andan Bakongan
4. T.Usman (Camat)
Dan didukung pula oleh beberapa orang tokoh lainya.Sedangkan Depertemen lain dismpurnakan kemudian .Setelah struktur organisasi dibentuk dan ditetapkan lalu Abuya kembali masuk ke ruangan majlis untuk mengesahkan keputusan majlis tersebut.Usaha ini semua bertujuan untuk mengangkat keberadaan Darussalam ditengah tengah masyarakat kaum muslimin.
KUNJUNGAN GUBERNUR
Sekitar tahun 1954 Gubernur Sumatera utara (Medan )Mr.S.M.Amin,Residen Aceh Abd.Razak danpembesar –pembesar daerah dengan dideking oleh sebuah kompi Brimob mengunjungi Darussalam.Setibanya Gubernur dan rombongan di pintu gerbang Darussalam,kami dan rakyat sekitar telah siap menunggu kedatangan rombongan Gubernur dengan uoacara sambutan ala Darussalam.Seterusnya kami persilahkan Gubernur dan rombongan untuk mengambi tempat dikursi yang telah kami sediakan ,sedangkan diantara gubernur dan residen tersedia kursi yang masih kosong,kemudian saya (Tgk.Keumala) menjemput Abuya untuk menghadiri majlis.Setibanya Abuya dipintu ruangan,Saya berseru :’’Dengan hormat,para undangan mohon berdiri…..!Abuya masuk ruangan.Setelah Abuya menyalami Gubernur dan residen ,…..’’Para undangan mohon duduk kembali ‘’!.Seterusnya majlis dibuka oeh nya` Diwan.bapak gubernur dipersilahkan :!......
Inti sari pidato gubernur:
‘’Pemerintah sangat bersedih hati dan prihati atas meletusnya peristiwa DI/TII di Aceh ini,yang telah banyak menelan korban,baik harta benda dan nyawa maupun sarana dan prasarana lainnya.Olehkarena itu marilah kita bersama-sama bahu membahu berusaha untuk menciptakan keamanan dan kedamaian,sehingga kita dapat melaksanakan tugas sehari-hari yang menyangkut dengan agama dan Negara.Seterusnya atas nama pemerintah, gubernur menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Abuya yang telah memberikan sumbangsih yang sebesar-besarnya kepada terciptanya kembali keamanan di Aceh khususnya dan didaerah lainnya umumnya diIndonesia’’ ………………..Demikian Gubernur
Abuya dipersilahkan ‘’…….
Inti sari dari kata sambutan Abuya:
‘’Peristiwa Aceh yang dahsyat itu berasal dari salah penafsiran Nash Al-Qur an dan Hadis oleh para ulama –ulama yang telah mendukung peristiwa tersebut,oleh karenanya ,andaikata para ulama ulama itu dapat didatangkan atau datang ke Darussalam ini,InsyaAllah saya akan dapat memberikan penafsiran yang benar tentang hukum peristiwa yang sedang bergejolak.Demikian Abuya .seterusnya para hadirin beristirahat sambil minum the, lalu saya mendekati Gubernur memohon kepadanya atas nama Abuya dan murid Darussalam supaya didirikan sebuah kantor pos pembantu di Labuhan Haji ,demi kemudahan kami tentang urusan pos.Gubernur menjawab ‘’ya, saya terima dan saya laksanakan’’ .itulah kantor pos Labuhan haji .Akhirnya gubernur dan rombongan meningglakan Darussalam .
UNDANGAN PRESIDEN
Tidak lama setelah gubernur mengunjungi Darussalam ,Abuya diundang oleh presiden RI Sukarno ke Jakarta .kami rasa undangan ini sangat rapat hubungannya dengan isi kunjungan gubernur ke Darussalam.Rupanya undangan ini bukan saja kepada Abuya tetapi undangan yang sama juga ditujukan kepada tokoh –tokoh ulama yang didaerah masing masimg ada peristiwa yang sama.sekalipun tidak serupa .Diantara tokoh tokoh ulama Aceh yang diundang antaralain Abuya sendiri ,Abu Hasan Krueng kale dan beberapa oarng pengikutnya .Berangkatlah merek a melalui bandara Polonia ,Medan yang mana saya sendiri (tgk.Keumala )ikut mengantarkan mereka kebandara .Setibanya di Jakarta Abuya menemui puluhan tokoh tokoh ulama daerah yang diundang antara lain dari padang ,jawa barat ,Maluku dan lain lain .Setelah berkumpul ulama ulama di istana Negara ,lalu presiden menyatakan selamat datang dan menyampaikan maksud tujuan undangannya ,presiden berkata ‘’saya meminta kepada para ulama yang hadir untuk merumuskan nama dankeberadaan saya sebagai presiden RI.Lalu para ulama merumuskan dan sepakat atas usulan Abuya dengan nama ‘’ أولى الأمرضرورى بالشوكة ‘’.Setelah memutuskan nam ynag disepakati ,lalu Abuya sebagai ketua majlis melaporkan kepada presiden dan presiden menyucapkan terimakasih .Akhirnya para ulam meninggalkan istan menuju daerahnya masing-masing.Dan kepada Abuya khususnya ,Presiden menghadiahkan stu unit mesin listrik bertenaga tinggi,mesin itu dimuatkan melalui Medan melalui gubernur Sumatera Utara kedalam sebuah kapal laut.Abuya ,bupati Aceh selatan (Kamarusyid)dan saya sendiri ikut bersama-sama melalui laut menuju Aceh.Inilah satu-satunya mesin listrik didaerah Labuhan Haji.
PENGAKUAN ULAMA
Tgk.Muhammad Ali Cumat Keumala meriwayatkan sebagai berikut:
‘’Pada akhir tahun 1950 diadakan sebuah forum perdebatan besra di Mesjid Raya Kuta Raja (Banda Aceh )yang diadakan oleh panitia majlis ,ulama –ulama yang hadir dalam forum tersebut terdiri dari kaum ulama tua disatu pihak dan ulama muda dipihak yang lain.Sedangkan masalah ynag dperdebatkan terdiri dari 9 masalah termasuk bilangan rakaat Shalat Tharawih .Dipihak ulama kaum muda muncullah Tgk.Hasbiy Ash Shiddiqiy untuk mengemukakan satu demi satu masalah yang diperdebatkan,lalu ulama kaum tua dipersilahkan untuk menanggapinya .Demikian sterusnya perdebatan itu berlalu diantara mereka selama beberapa malam .Dalam pada itu,hujjah kaum tua mulai melemah sekalipun prinsipnya masih kuat .Akhirnya muncullah Abuya untuk menggapi keseluruhan masalah yang diperdebatkan dengan member dalil dan nash ynag cukup pada setiap permasalahannya,dan Abuya menerangkan asal usul perselisihan seraya beliau menunjuki orang-orang yang mendalangi timbulnya perselisihan.ألحمد لله
Kemudian Tgk.Hasbi Ash Shiddiqi memberikan komentarnya :
‘’Saya tidak berdepat dengan Tgk.H.Muh.Waly,akan tetapi saya ingin mengetahui apakah ia seorang yang alim dan bijaksana’’(Demikian riwayat Tgk.Muh.Ali Cumat)
Disamping itu perlu dicatat bahwa ulama yang hadir merasa kagum dan mengakui akan kealiman Abuya meskipun tidak diucapkan ,kecuali Abu Hasan Krueng Kalee yang mengucapkan langsung bahwa Tgk.H.Muda Wali sangat alim.(tambahan Tgk.Muh .Ali .Cumat)

KUNJUNGAN ULAMA INDIA
Salah seorang Ulama besar india berkebangsaan Pakistan mengunjungi Darussalam dekitar awal tahun 1953.Setibanya ulama ini di Darussalam,keesokan harinya ikut bersama kami ke ruangan Bustanul Muhaqqiqin untuk menurima pelajaran yang akan diberikan Abuya melalui kitab Tuhfatul muhtaj….Abuya masuk ruangan ..pelajaran dimulai dengan Abuya sendiri membaca kitab .kami memperhatikan surah kitab yang dikemukakan Abuya pada hari itu sangat tinggi,dengan cara mengkombinasikan hasil pendapat Ibnu Hajardalam surah Tuhfah dengan pendapat Muhammad Syarwany dalam hasyiah pertama Tuhfah dan duhubungkan pula dengan pendapat Ibnu Qasem pada Hasyiah Tuhfah yang kedua.Kemudian Abuya dapat mentaqrirkan dan mengeluarkan pendapatnya sehingga merupakan sebuah bentuk Hasyiah yang lain dan langsung Abuya menulis dengan tangannya pada lembaran kosong kitab Tuhfah yang ada dihadapannya .Dan tiap-tiap akhir pendapatnya Abuy amenulis إبن سالم إنتهى (Abuya sendiri).Saya memperhatikan dengan sungguh –sungguh sikap ulama ini yang duduk tidak jauh dari saya ,bahwa ia sangat merasa kagum atas pembahasan yang diuraikan Abuya pada setiap masalahyang dibacakan.Pada akhir majlis Bustan ulama tersebut sempatt memberikan kata pengakuaannya .dikatakan ‘’Saya telah mengelilingi Negara-negara Islam di Asia Tengah dan Asia Tenggara dari Pakistan ,Mesir,Makkah ,Madinah ,Yordania ,Malaysia,Indonesia tidak pernah saya dapati Kitab Tuhfah karangan Ibnu Hajar yang dijadikan sebagai mata pelajaran dii Universitas di Negara Negara tersebut ,kecuali di Darussalam ini.Dan saya belum pernah mendengar pembahasan kitab ini setinggi pembahasan yang saya peroleh di dalam Bustanul Muhaqqiqin ini.Syukran !
Akhirnya ulama India itu meninggalkan Darussalam .
KUNJUNGAN K.H.SIRAJUDDIN ABBAS
Seiring dengan kunjungan ulama India ,Darussalam dikunjungi pula oleh seorang ulama besar,pengarang ulung dan merupakan ketua Umum PERTI seluruh Indonesia dari Padang,K.H.Sirajuddin Abbas.Setibanya di Darussalam Abuya langsung menyambut K.H Siraj ini sebagaimana seorang abang menyambut adiknya yang tersayang .Demikian pula K.H. Siraj menghadapai Abuya laksana seorang adik menghadapai abang nya yang tercinta,sekalipun K.H Siraju jauh lebih tua usianya dari Abuya .Demikian pula tidak luput dari perhatian saya pada saat temu ramah dan muzakarah tentang agama yang seharusnya diterapkan dalam PERTI terlihat dalam suasana ringan dan santai.
Tiadak lama kemudian berkunjung pula seorang Ulama terkenal dari Padang yaitu Abuya Labai Sati .Kunjungan Abuya Labai Sati ke Darussalam ,Abuya sambut sebagaimana seroang murid yang disayanginya,dan abuya selalu menghormati nya dalm segala suasana.
Berselang beberapa tahun kemudian ,Abusyik Keumala sempat juga berkujng ke Darussalm untuk menemui Abuya dengan penuh khidmat dan dihormati Abuya sebagai guru besarnya .Selanjutnya Abusyik dalam sebuah pertemuan dengan Abuya menyodorkan Kitab Al Hikam yang memang sudah disediakan untuk dibaca Abuya sebagai mengambil berkat.Abuya membacakan kitab tersebut satu jumlah kalimat pada awalnya dan satu jumlah kalimat pada khatamnya dan Abuya berdoa .Setelah Abusyik meninggalkan Darussalam ,sampai dikampung Abusyik mengatakan kepada semua keluarganya yang berkumpul ;’’Waktu saya melihat Tkg.Syehk H.Muh.WAly seakan akan saya melihat sebuah gedung yang penuh dengan berbagai macam macam intan mutiara didalamnya ‘’Demikian ucapan Abusyik Keumala terhadap Abuya .

SAYA MENGETAHUI TAPI TIDAK BERANI UNTUK BERTANYA
Pada setiap tahun selama saya di Darussalam,saya melihat waktu selesai shalat idul fitri dan khutbahnya daiadakan sebuah acara ketangkasan pencak silat yang dilakaukan pasangan panglima panglima dan ditengah –tengah kumpulan massa penonto sudah disediaakana meja dan sebuah kursi untuk Abuya dan dihadapan terletak sebuah Kitab.Tidak jauh dari dari Abuya saya duduk untuk memeperhatiakn sikapp Abuya .Apabila suasana aksi pencak silat sudah memuncak dan makin seru serta perhatian penonton tertuju pada aksi pencak silat itu dan saya emusatkan perhatian terhadap Abuya ,ternyata Abuya بنفسه شغل ( bimbang dengan dirinya sendiri) dan bukan dengan aksi pencak silat itu.
MANDI ABUYA
Pada setiap pertengahan bulan Syawal Abuya turun mandi kesungai Krueng Baroe disekitar kampong Pante Gelima .sedangkan masyarakat tua muda ,laki laki ,dan perempuan sudah mengetahui ketentuan acara ini melalui informasi Tanya bertanya .Tepat waktu acara itu dilaksanakan pantai Krueng Baroe sudah penuh dengan masyarakat sejak dari jam 08.00 sampai Abuya masuk menghadairi acara tersebut.Sekitar jam 10.00 Abuya hadir ketempat acara .Abuya duduk atas kursi ditenda yang telah disediakan dan dihadapan ny asudah terletak sebuah kitab diatas meja.Acara dimulai dengan permainan pencak silat sepanjang pantai dengan penuh meriah yang disakasiakn ribuan masayrakat sekitar Labuahan Haji.Dan saya perhatikan Abuya sibuk membuka kitab dan membulak balik lembarannya.sedikitpun tidak tampak perhatiannya kepada keramaian masyarakat yang ada dihadapannya ,tetapi Abuya بنفسه شغل ,seterusnya acara makan dimulai dan mandi Abuya dilaksanakan ,sekaligus masyrakat yang hadir ikut mandi bersama ,dan berakhirlah acara ini sampai menjelang waktu azan Dhuhur.
CINCIN ABUYA
Pada jari manis tangan kanan Abuya terselip sebuah bentuk cincin suasa berbunga segi empat bujur.Cincin ini bukan saja saya yang melihatnya .akan tetapi saya yakin semua murid sudah pernah menyaksikannya.Pada suatu yang senggang saya ingi bertanya tentang hal cincin itu,tetapi tidak memungkinkan .Hal ini kecil pada hal luas pembasannya .
SAYA MENGETAHUI DAN BERANI SAYA BERTANYA
Pada tangan Abuya selalu kami melihat tersangkut buah tasbih yang tampaknya sebagai amal lazim baginya,sehingga tidak pernah ditinggal bahkan pada saat menghadap presiden kecuali pada waktu shalat ,mengajar, waktu makan ,waktu zikir khusus dan waktu mandi.Kami tidak pernah melihat Abuya memegang parang atau cangkul untuk membersihkan halaman rumahnya ,dan tidak pernah memegang martil atau gergaji untuk memperbaiki dinding rumahnya .Kami kira Abuya tidak memegang benda lain karena ia takut tertinggal buah tasbihnya .Pada suatu saat yang senggah sayay memberanikan diri untuk bertanya ;’’Abuya …..apakah hikmah kita selalu memegang buah tasbih ..?’’.Abuya menjawab dengan senyum manis ‘’Kalau kita memegang pena,teringat apa yang akan kita tuliskan ,kalau kita memegang pedang ,teringat apa yang akan kita pancungkan ,dan kalau kita memegang buah tasbih ,teringat zikir apa yang akan kita ucapkan.saya menjawab’’ Alhamdulillah jelas Abuya ’’.
SAYA MENGETAHI AKAN TETAPIA KEPADA SIAPA SAY A BERTANYA
Sebagimana saya mengetahui di pantai laut sebelah selatan batasan Darussalm tertimbun batu kerikil putih yang hampir sama ukurannya sejak Abuya mendirikan Darussalm dan dengan batu itulah paya (rawa)Darussalam ditimbun oleh ribuan murid selama bertahun tahun,karena komplek Darussalam itu 25% daratan dan 75% lainnya rawa-rawa.Komplek Darussalam sudah tertimbun rata dan Abuya pun wafat .Lalu batu batu di pantai laut pun hilang semua .Pada tahun 1978 saya dan Tgk H.Sayyid Zain Badrun serta keluarga menziarahi Abuya keDarussalam.Langsung kami datang kepinggir pantai dengan ta`ajjub (heran ) bercampur haru.Dahulunya pantai batu ,kini i berganti menjadi kuala.Sekarang kepada siapa saya bertanya …………………?
ألله أكبر لاحولا ولاقوة إلا بالله علي الغظيم ...…....
KHATIMAH
Wazifah Abuya yang mulia ini saya orbitkan kehadapan saudara saudara sekalian ,bukanlah keterangan catatan dari orang lian akan tetapi merupkan serangkaian catatan emas didalam kenangan saya sendiri yang InsyaAllah tak akan terlupakan untuk selama lamaya ,memang jarak jauh waktu saya mu`asharah dengan masa kini saya di Medan sudah ± 40 tahun .namun dalam kenangan saya terasa baru kemarin terpisah dengan Abuy ,perhatikanlah kalau kita ingin menyimpulkan seluruh kegiatan Abuya maka ternyata tersimpan kedalam 3 pokok perjuangan yaitu ;
1. Tuntut ilmu dan mengajar dengan segala macam sistemnya
2. Amar ma`ruf nahi mungkar dengan segala macam tehniknya
3. Ibadah ,berzikir dan berdoa dengan segala macam qaedah dan kaifiatnya .
Semua Wazifah Abuya yang telah kita bicarakan merupakan wazifah wazifah lahiriyah sedangkan wazifah bathiniyah belum/tidak kita bicarakan,seperti: syaja`ah Abuya ,sabarnya, tawakkalnya,tadharru`nya,zahidnya,ikhlasnya,idraknya,pahamnya,istiqamahnya,dan wazifah nafisah lainnya,karena wazifah ini hanya Allah ta`ala ynag mengetahui dan menilainya والشهادة هو الرحمن الرحيم عالم الغيب
Abuya sudah tiada ……………………..dan Abuya sudah meninggalkan contoh kepada kita semua.Mari kita ikuti jejak langkahnya menurut kemampuan dan kelayakan yang ada pada kita.Abuya sudah berangkat .Tgk.Keumala berseru Abuyaku ………Abuya kami ………….tunggulah kami .kami menunggumu .ألفاتحة الشريفة untuk Abuya …..
Medan 25 november 1997

TKG.H.SYIHABUDDIN SYAH(ABU KEULAMA) ABUYASyekh Muda Waly Al khalidy dilahirkan di Desa Blangporoh,kecamatan Labuhan Haji,kabupaten Aceh Selatan,pada tahun 1917.
Beliau adalah putra bungsu dari Syekh H.Muhammad Salim bin Malin Palito.Ayah beliau berasal dari Batu sangkar,Sumatra Barat.Beliau datang keAceh Selatan selaku da`i.Sebelumnya,paman beliau yang masyhur dipanggil masyarakat Labuhan Haji dengan Tuanku Pelumat yang nama aslinya Syekh Abdul Karim telah lebih dahulu menetap di Labuhan Haji Tak lama setelah Syekh Muhammad salim menetap di Labuhan Haji,beliau dijodohkan dengan seorang wanita yang bernama Siti Janadat,putri seorang kepala desa yang bernama Keuchik Nya` Ujud yang berasal dari Desa Kota Palak,Kecamatan Labuhan Haji,Aceh Selatan. Siti Janadat meninggal dunia pada saat melahirkan adik dari Syekh Muda Waly.Beliau meninggal bersama bayinya. Syekh Muhammad salim sangat menyayangi Syekh Muda Wali melebihi saudaranya yang lain.Kemana saja beliau pergi mengajar dan berda`wah Syekh Muda Waly selalu digendong oleh ayahnya.Mungkin Syekh Muhammad Salim telah memiliki firasat bahwa suatu sa’at anaknya ini akan menjadi seorang ulama besar, apalagi pada saat Syekh Muda Waly masih dalam kandungan , beliau bermimpi bulan purnama turun kedalam pangkuan beliau .
Nama Syekh Muda Waly pada waktu kecil adalah Muhammad Waly.Pada saat beliau berada di Sumatra Barat,beliau dipanggil dengan gelar tuangku Mudo atau Angku Mudo Waly atau Angku Aceh.Stelah beliau kembali ke Aceh masyarakat memanggil beliau dengan Teungku Muda Waly.Sedangkan beliau sering menulis namanya sendiri dengan Muhammada Waly atau lengkapnya Syekh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy.

Perjalanan pendidikan beliau

Syekh Muda Waly belajar belajar A-Qur an, dan kitab-kitab kecil tentang tauhid,fiqih,dan dasar ilmu bahasa arab kepada ayahnya.Disamping itu beliau juga masuk sekolah Volks-School yang didirikan oleh Belanda.Setelah tamat sekolah Volks School,beliau dimasukkan kesebuah pesantren di Labuhan Haji,Pesantren jam`iah Al-Khairiyah yang dipimpin oleh Teungku Muhammada Ali yang dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Teungku Lampisang dari Aceh Besar sambil beliau sekolah di Vervolg School.Setelah lebih kurang 4 tahun beliau belajar di pesantren Al-Khairiyah beliau diantarkan oleh ayahnya ke pesantren Bustanul Huda di ibukota kecamatan Blangpidie.Sebuah pesantren Ahlussunnah wal jama`ah sam seperti Pesantren Al-Khairiyah,yang dipimpin oleh seorang ulam besar yang dating dari Aceh Besar,Syekh Mahmud.Dipesantren Bustanul Huda,barulah beliau mempelajari kitab –kitab yang masyhur dikalangan ulama Syafi`iyah sperti I`anatut Thalibin,Tahrir,dan Mahally dalam ilmu fiqh,Alfiyah dan Ibn `Aqil dalm ilmu nahwu dan sharaf.
Setelah beebrapa tahun di Pesantren Bustanul Huda,terjadilah satu masalah antara beliau dengan gurunya,Teungku Syekh Mahmud.Yaitu perbedaan perdapat antar beliau dengan gurunya tersebut tentang masalah berzikir dan bershalawat sesudah shalat didalam masjid secara jahar.Dikemudian harinya Syekh Muda waly ingin melanjutkan pendidikan kepesantren lainnya di Aceh Besar,tetapi sebelumnya, ayah syekh muda waly,Haji muhammad Salim meminta izin kepada Syekh Mahmud,minta do`anya untuk dapat melanjutkan pendidikan kepesantren lainya dan yang terpenting meminta maaf atas kelancangan Syekh Muda Waly berbeda pendapat dengan gurunya dalam masalah tersebut.Berkali kali beliau dan ayahnya meminta ma`af kepada Syekh Mahmud tetapi beliau tidak menjawabnya.Pada akhirnya setelah beliau kembali dari Sumatra Barat dab Tanah suci,Makkah,makak timbullah kasus di kecamatan Blang Pidie.Ada seorang ulama dari kaum Muda dari PUSA(Persatuan Ulama Seluruh Aceh)yang bernama Teungku Sufi, mendirikan Madrasah Islahul Umum di Susuh,Blang Pidie,berda`wah dan membangkitkan masalah –masalah khilafiyah Dalam satu perdebatan terbuka diibukota kecamatan Blang Pidie,dia mengungkapkan dalil dan alasannya sehingga hampir kebanyakan ulama termasuk Teungku Haji Muhammad Bilal Yatim dapat dikalahkan.Tetapi pada waktu giliran perdebatan Teungku Sufi tersebut dengan Syekh Muda Waly semua dalil dan alasannya beliau tolak,beliau hancurkan tembok-tembok alasannya sehingga kalah total didepan umum.Tak lama setelah itu barulah Syekh Mahmud mema`afakan kesalahan Syekh Muda Waly yang berani berbeda pendapat dengan gurunya tersebut pada waktu masih belajar di Bustanul Huda.
Setelah beberapa tahun belajar di Bustanul Huda,beliau mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya kepesantren di Aceh Besar kepada ayahnya,Syekh H.Muhammad Salim.Ayah beliau sangat senang mendengarkan niat beliau.Apalagi Syekh H.Muhammad Salim telah mengetahui bahwa putranya ini telah menamatkan kitab-kitab agama yang dipelajari di Pesantren Bustanul Huda.
Sebagai bekal dalam perjalanan beliau dari Labuhan Haji,ayahanda beliau memberikan sebuah kalung emas yang lain merupakan milik kakak kandung Syekh Muda Waly,yaitu Ummi Kalsum.Beliau diantar oleh ayahanda beliau dari desanya sampai ke kecamatan Manggeng.Setelah sampai ke Manggeng,ayahanda beliau berkata”Biarkan aku antarkan engkau sampai ke Blang Pidie”.Sesampainya di Blang Pidie,Syekh Muhammad Salim berkata kepada putranya,Syekh Muda Waly”biarkan aku antarkan engkau sampai ke Lama Inong”.Pada kali yang ketiga ini Syekh Muda Waly merasa keberatan,karena seolah olah beliau seperti tidak rela melepaskan anaknya merantau jauh untuk menuntut ilmu.Syekh Muda Waly berangkat ke Aceh Besar ditemani seorang temannya yang juga merupakan tamatann dari pesantren Busranul Huda,namanya Teungku Salim,beliau merupakan seorang yang cerdas dan mampu membaca kitab-kitab agama dengan cepat dan lancar.
Sesampainya di Banda Aceh,beliau berniat memasuki Pesantren di Krueng Kale yang dipimpin oleh Syekh H.Hasan Krueng Kale,ayahanda dari Syekh H.Marhaban,menteri muda pertanian Indonesia para masa Sukarno.
Beliau sampai di PesantrenKrueng kale pada pagi hari,pada saat syekh Hasan Krueng Kale sedang mengajar kitab-kitab agama.Dianatar kiatabynag dibacakan adalah kitab Jauhar Maknun.Syekh Muda Waly mengikuti pengajian tersebut.Sebelum Dhuhur selesailah pembacaan kitab tersebut,dengan kalimat terkhit Wa huwa hasbi wa ni`mal wakil.Setelah selesai pengajian Syekh Muda Waly merasa bahwa syarahan syarahan yangdiberikan oleh Syekh Hasan Krueng Kaletidak lebihdari pengetahuan yang beliau miliki dan apabial beliau membacakan kitab tersebut maka beliau juag akan sanggup menjelaskan seperti syarahann yang dipaparkan oleh Syekh Hasan Basri.Walaupun demikian beliau tetang menganggap Syekh Hasan KruengKale sebagai guru beliau .Bagi Syekh Muda Waly,cukuplah sebagai bukti kebesaran Syekh Hasan Krueng Kale,apabila guru beliau Syekh Mahmud Blang Pidie adalah seorang alumnus Pesantren Kuerng Kale.Syekh Muda Waly hanya satu hari di Pesantren krueng Kale.Beliau bersama Tengku Salim mencari pesantren lain untuk menambah ilmu.
Alhirnya merekapun berpisah .Pada saat itu ada seorang ulama lain di Banda Aceh yaitu Syekh Hasballah Indrapuri,beliau memiliki sebuah Dayah di Indrapuri.pesantren ini lebih menonjol dalam ilmu Al-Qur an yang berkaitan dengan qiraat dan lainnya.Syekh Muda Waly merasakan bahwa pengetahuan beliau tentang ilmu Al –Quran masih kurang.inilah yang mendorang beliau untuk memasuki Pesantren Indrapuri.Pesantren Indrapuri tersebut dalam simtem belajar sudah mempergunakan bangku,satu hal yang baru untuk kala itu.Pada saat mengikuti pelajaran,kebetulan ada seorang guru yang membacakan kitab-kitan kuning,Syekh Muda Waly tunjuk tangan dan mengatakan bahwa ada kesalahan pada bacaan dan syarahannya,maka beliau meluruskan bacaan yang benar beserta syarahannya.Dari situlah Ustad dan murid-murid kelas itu mulai mengenal anak muda yang baru datang kepesantren itu dan memiliki pengetahuan yang luas.Maka ustad tersebut mengajak beliau kerumahnya dan memerintahkan kepada pengurus pesantren untuk mempersiapakan asrama temapat tinggal untuk beliau,kebetulan sekali pada saat itu perbekalan yang dibawa Syekh Muda Waly sudah habis,maka dengan adanya sambutan dari pengurus pesantren tersebut beliau tidak susah lagi memikirkan belanja.
Pimpinan Pesantren Indrapuri tersebut,Teungku Syekh Hasballah Indrapuri sepakat untuk mengangkat Syekh Muda Waly sebagai salah satu guru senior di Pesantren tersebut.Semenjak saat itu Syekh muda Waly mengajar di pesantren tersebut tanpa mengenal waktu.Pagi,siang,sore dan malam semua waktunya dihabiskan untuk mengajar.Tinggallah sisa waktu luang hanya antara jam dua malam sampai subuh.Waktu waktu itupun tetap diminta oleh sebagian santri untuk mengajar.Selama tiga bulan beliau mengajar di Dayah tersebut.Karena padatnya jadwal beliau dan beliau kelihatan kurus,tetapi alhamdulillah walaupun demikian beliau tidak sakit.
Setelah sekian lamanya di Pesantren Indrapuri,datanglah tawaran dari salah seorang pemimpin masyarakat yaitu Teuku Hasan Glumpang payung kepada Syekh Muda Waly untuk belajar ke sebuah perguruan di Padang,Normal Islam School yang didirikan oleh seorang ulama tamatan Al-Azhar,Mesir Ustad Mahmud Yunus.Teuku Hasan tersebut setelah memperhatikan pribadi syekh Muda Waly,timbullah niat dalam hatinya bahwa pemuda ini perlu dikirim ke Al-Azhar,Mesir.Tetapi karena di Sumatra Barat sudah terkenal ada seorang Ulama yang telah menamatkan pendidikannya di Al Azhar dan Darul Ulum di Cairo,Mesir yang bernama Ustad Mamud Yunus yag telah mendirikan sebuah perguruan di Padang yang bernama Normal Islam School yang sudah terkenal kala itu melebihi perguruan perguruan sebelumnya seperti Sumatra Thawalib.Oleh sebab itu Teuku Hasan mengirimkan Syekh Muda Waly ke pesantren tersebut sebagai jenjang atau pendahuluan sebelum melanjutkanke al Azhar.
Berangkatlah Syekh Muda Waly menuju Sumatra barat dengan kapal laut.Beliau sama sekali tidak mengetahui tentang Sumatra Barat sedikit pun,dimana letak Normal Islam School dan kemana beliau harus singgah.tiba tiba saja ada seorang penumpang yang telah lama memperhatikan tingkah laku dan gerak gerik Syekh Muda Waly selama di kapal ,bersedia membantu Syekh Muda Waly untuk bisa sampai ketempat yang beliau tuju.
Setelah sampai di Normal Islambeliau segera mendaftarkandiri di Sekolah tersebut. Lebih kurang tiga bulan beliau di Normal Islam dan akhirnya beliau mengundurkan diri dan keluar dengan hormat dari Lembaga pendidikan tersebut.Hal ini beliau lakukan dengan beberapa alasan :
1.Cita-cita melanjutkan pendidikan kemana saja termasuk ke Normal Islam dengan tujuan memperdalm ilmu agama,karena cita-cita beliau mudah-mudahan beliau menjadi seorang ulama sperti ulama ulam besar lainnya.Tetapi rupanya ilmu agama yangdiajarkan di normal Islam amat sedikit.Sehingga seolah olah para pelajar disitu sudah dicukupkan ilmu agamanya dengan ilmu yang didapati sebelum memasuki pesantren tersebut.
2.Di normal Islam pelajaran umum lebih banyak diajrakan ketimbang pelajaran agama.Disana diajarkan ilmu matematika,kimia,biologi,ekonomi,ilmu falak,sejarah Indonesia,bahasa inggris.bahasa belanda,ilmu khat dan pelajaran olahraga.
3. Di normal Islam beliau harus menyesuaikan diri dengan peraturan peraturan di lembaga tersebut,Di situ para pelajar diwajibkan memakai celana ,memakai dasi,ikut olah raga disamping juag mengikuti pelajaran umum diatas.Menurut hemat Syekh Muda Waly,kalau begini,lebih baik beliau pulang ke Aceh mengamalakan dan mengembangkan ilmu yang telah beliau miliki dari menghabiskan waktu dan usia di Sumatra Barat.

WAZHIFAH ABUYA
HARI AHAD
Setelah fajar terbit,Abuya sudah berada didalam Mushallanya yang terletak dalam Baitul Taklif untuk mempersiapkan diri menghadapi Shalat Shubuh .Setelah masuk waktu beliau melaksanakan Shalat berjama`ah dengan murid –murid laki-laki dan perempuan yang memang sudah menunggu sebelumnya .
Seusai Shalat Shubuh dan Wirid yang biasanya dilakukan dan do`anya,jama`a h yang mengikuti Abuya meninggalkan mushalla menuju kepada kegiatannya masing-masing .Sedangkan Abuya masih tetap duduk di mushallanya menghadap kiblat.
- Wirid Abuya
Disinilah Abuya mulai berwirid khusus yang mengandung do`a dan munajat,tasbih,dan taqdis,tahmid,tahlil,dan takbir.selain itu dirangkai pula dengan bermacam –macam bentuk bacaan Shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.Dalam wirid ini juga, Abuya merangkaikan pula dengan berbagai Hizbul Auliya,antara lain Hizbun nashar,Hizbul bahar(Asy Syazili)Hizbun Nawawy,Hizbul Ustad al ustad Al Bayyuni,Al Jaljalud dan Hizbun lainnya .
Abuya mengucap zikir,doa ,dan munujat ini dengan suara sirriyah dan jahriyah yang memilukan hati bagi parang mukmin yang mendengarkanya.abuya mengucapkan semua zikir ini diikuti oleh seluruh anggota tubuhnya ikut bergerak seirama dengan suaranya dan sesuai dengan makna dan maksud munajat yang diucapkan,yang menyangkut dengan kasih sayang serta rahmat Allah dan yang menyangkut dengan amarah serta siksa Allah kepada orang kafir dan maksiat kepadaNYa .Menurut kebiasaan yang kami perhatikan,setiap harinya Abuya mengakhiri wiridnya dengan doa pada jam 10.00 siang .
- BUSTANUL MUHAQQIQIN
Setelah selesai berwirid Abuya mempersiapkan diri dengan sarapan pagi dan mengenakan pakaian sebagai guru besar untuk menuju ruangan Bustan(ruangan Abuya mengajar)yang diiringi oleh beberapa orang khadam.Sesampai Abuya di pintu ruangan,semua murid yang telah menungggu di ruangan berdiri pada tempatnya masing –masing sehingga Abuya duduk diatas kursinya.lalu satu demi satu murid menjabat tangan Abuya dan kembali ketempatnya .Perlu diketahui bahwa kitab – kitab pelajaran yang akan diajarkan sudah tersedia diatas meja Abuya,yang terdiri dari;
1. Kitab Tuhfatul muhtaj (Al Fiqh)
2. Kitab Jam`ul jawami`( ushul Fiqh)
3. Kitab Syuruh Talkhis(Al Ma`ani)
4. Kitab Asy Syamsiyah (Mantiq)
5. Kitab Hikam Ibn `Athaillah (At Tauhid Wat Tashwwuf)
Dengan penuh khidmat Abuya mulai mengajar dengan bertanya halaman kitab yang bakal Abuya ajarkan dan kalimat di mulai bacaanya .
(Ruangan Bustan berukuran ± 8×9 m,di dalam nya paling depan terletak sebuah meja besar(1,5x1 m)dan kursi pusing khusus untuk Abuya,dan didepan meja Abuya terletak beberapa meja kecil dan kursi yang tersedia untuk murid- murid.)
- Abuya mulai mengajar
Abuya mengajar dengan 2 metode;
1. Abuya membaca dan menjelaskan seperlunya,kemudian Abuya meminta kepada murid – muridnya untuk mempersoalkan (i`tiradh) atas masalah yang sedang dibicarakan.
2. Murid yang membacakan serta menjelaskan,kemudian diminta kepada murid–murid yang lain untuk mengi`tiradhkannya atas masalah yang sedang dibacakannya itu termasuk Abuya sendiri.
Akhir i`tiradh semua masalah tersebut,Abuya sendiri yang mengatakan cukup .Cara Abuya mengajar demikian,khusus pada kitab Tuhfatul Muhtaj,sedangkan kitab- kitab yang lain Abuya baca sendiri dan memberi penjelasan yang cukup.
Demikianlah majlis ta`lim yang dipimpin Abuya mulai jam 10.00 -1.00 siang.Bustan ditutup Abuya diantarkan kembali ke Baitul Ta`lif untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjama`ah.
- Abuya Istirahat
Seusai Shalat Dhuhur Abuya makan siang pada hidangan yang telah disediakan dii Baitul Ta`lif,Abuya kemudian berbaring dalam keadaan santai.pada saat istirahat inilah saya (Tgk.Syihabuddin keumala,lebih terkenal dengan Abu Keumala)dan Tgk Abdul Aziz Samalanga (pimpinan Dayah MUDI MESRA Samalanga )mengambil kesempatan untuk memohon keterangan dan penjelasan tentang masalah yang musykil kami rasakan,seraya kami menunjukkan kepada Abuya Kitab Al Mahalli,lalu Abuya memberikan penjelasan yang cukup dan memuaskan.pada saat kami melihat Abuya dalam keadaan ayung –ayungan kami memohon diri untuk menuju kebilik kami sendiri dan Abuya tidur.
Menjelang waktu Shalat Ashar Abuya bangun dari istirahatnya mengasuh diri untuk melaksanakan Shalat Ashar di Baitul Ta`lif.Usai Shalat Ashar serta wirid dan doanya ,Abuya keluar ke Raudhah Riyahin,sebuah kebun bunga yang terletak tidak jauh dari Baitut Ta`lif,sebelah selatan dari menara dan menara ini berdiri di sebelah selatan Abu Syik Salim (Ayah Abuya sendiri).
Raudhah yang dimaksud 3x4 m persegi yang ditanami sekelilingnya bunga –bunga laping ,para tamu yang ingin bertemu dengan Abuya dapat langsung menemui beliau di Raudhah ini (waktu bertamu siang hari).beberapa saat kemudian Abuya bangun untuk meninjau Darun yangditentukan seraya diringi oleh beberapa orang khadam,panglima dan tamu-tamu .Dalam peninjauan ini Abuya memberikan petunjuk kepada penghuni Darun yang beliau tinjau tentang ketertiban,kebersihan ,keamanan dan perbaikan lainnya .Akhirnya Abuya dan pengikutnya kembali ke Raudhah .seterusnya di Raudhah ini Abuya mengajar kitab kitab kecil kepada murid murid kelas satu atau kelas dua untuk mendapatkan barakah melalui Abuya,sambil menantikan waktu Shalat MAghrib beliau berdialog dengan para tamu tentang masalah – masalah agama.

SHALAT MAGHRIB(MALAM SENIN)
Seusai shalat maghrib berjamah beserta doanya, jamaah kembali ke tempatnya masing masing dan Abuya meneruskan wiridnya sebagaimana biasanya sampai waktu shalat isya,dan seterusnya selesai Shalat isya Abuya duduk di Baitut Ta`lif yang biasanya sudah ada jamaah tamu yang dekat maupun yang jauh untuk menanyakan masalah –masalah agama,terutama sekali mengenai amal Thariqah,yang demikian itu berakhir sampai jam 12.00 WIB malam .selanjutnya meninggalkan Baitut Ta`lif menuju ke rumah ummi yang telah ditentukan bahagiannya.Demikianlah Wazifah Abuya sampai kepada waktu Shalat Shubuh hari senin (Wazifah Abuya 1x24 jam ).
HARI SENIN
Wazifah Abuya dimulai dengan Shalat Shubuh berjamaah kemudian berwirid sampai jam 09,00.selanjutnya beliau mengasuh ,kemudian Abuya bersiap siap untuk menuju ruangan Bustanul Muhaqqiqin.Abuya mengajar sebagaimana biasa sampai dengan jam 01.00 siang .kemudian beliau kembali ke Baitut Ta`lif untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah .pada saat inilah Abuya mengasuh dan istirahat sampai masuk waktu Shalat Ashar.setelah selesai upacara Shalat Ashar beliau meninjau Darun sebagaimana biasa bila dianggap perlu dan berakhir di arudhah ,disinilah abuya istirahat denag menjawab pertanyaan yang diajukan kepada beliau,dibarengi soal jawab tentang agama dan mengajar anak –anak yang sebelumnya telah menunggu Abuya .Keadaan demikian berlalu sampai menjelang shalat Maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM SELASA )
Selesai Shalat maghrib dan wirid- wiridnya, Abuya istirahat beberapa saat selanjutnya beliau memberi ijazah Thariqah Naqsyabandi kepada murid laki-laki baik yang tinggal di Darus Salam maupun yang datang dari luar Darus Salam ,hal ini berjalan sampai waktu Shalat isya.seusai Shalat isya Abuya langsung memberikan ceramah yang menyangkut soal Thariqah dan tawajjuh serta dikaitkan dengan amalan suluk.Ada juga yang memberikan cermah dari khalifah –khalifah yang telah abuya tentukan termasuk penulis sendiri (Abu Keumala).selama acara ini juga diadakan soal jawab yangmenyangkut dengan soal Thariqah dan lain lain ,yang demikian berlalu sekurang kurangnya sampai jam 12.00 malam,dan selanjutnya Abuya meninggalkan majlis menuju kerumah ummi yang telah ditetapkan untuk beristirahat sampai menjelang waktu Shalat Shubuh.

SHALAT SHUBUH(HARI SELASA )
Wafizah Abuya pada pagi hari selasa sampai menjelang waktu maghrib berjalan sebagaimana wazifah pada hari senin meskipun disana sini terdapat perbedaan yang tidak diperhitungkan .
SHALAT MAGHRIB(MALAM RABU)
Wazifah Abuya pada malam rabu juga tidak berbeda dengan wazifah dengan wazifah Abuya pada malam selasa kecuali pada pemberian ijazah Thariqah kepada murid-murid perempuan,baik yang tinggal di Darussalam maupun yang diluar.Selesai acara tersebut Abuya meninggalkan ruangan menuju kerumah ummi yang telah ditentukan untuk beristirahat.
SHALAT SHUBUH(HARI RABU )
Wafizah Abuya pada pagi hari rabu sejak pagi hari sampai menjelang shubuh hari kamis bersamaan dengan wazifah hari selasa kecuali pemberian ijazah yang dikhususkan pada malam selasa dan malam rabu.
SHALAT SHUBUH(HARIKAMIS)
Wazifah Abuya pada hari kamis sejak selesai shalat shubuh sampai selesai mengajar di Bustanul Muhaqqiqin dan Shalat Shubuh berjamaah sama gengan wazifah Abuya sebelumnya.Selesai Shalat Dhuhur Beliau istirahat dan bersiap-siap meninggalkan Darus Salam untuk menuju Kampung pauh ,Labuhan Haji,tempat letaknya rumah kediaman Ummi Pauh (ibunda Tgk.Imran Waly).Keberangkatan Abuya ini dari Darussalam menuju Kampung Pauh diantarkan oleh beberapa orang pengasuh dan panglima.Kiranya perlu diketahui jarak antara Darussalam dengan Kampung Pauh ±3km.Abuya tiba di Kampung Pauh menjelang Shalat `Ashar dan beliau Shalat `Ashar berjama`ah.
SHALAT `ASHAR(HARI KAMIS)
Seusai Shalat `Ashar biasanya Abuya memberi ceramah kepada murid-muridnya yang telah hadir menungguu Abuy sebelumnya.Ceramah dan petunjuk-petunjuk ini beliau sampaikan sampai menjelang Shalat maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM JUM`AT)
Setelah Shalat maghrib dan wirid seperlunya Abuy aistirahat sampai menjelang Shalat isya.Selanjutnya seusai Shalat isya Abuy memberikan penjelsan tentang ilmu Thariqah dan memberikan jawaban kepadmurid-murid yang bertanya.Wakatu soal –jawab ini berjalan penuh khidmat dan merasa kepuasan semua pihak,sehingga berakhir pada jam 11.00 atau lebih.Selanjutnya Abuya istirahat .
SHALAT SHUBUH(HARI JUM`AT)
Sebagaimana biasanya Abuya melaksanakan Shalat Shubuh dan wirid-wiridnya,berakhir sampai dengan jam 10.00 siang.Lalu Abuya mengasuh diri danbersiap siap untuk menghadiri upacara Shalat Jum`at di Masjid Kampung Pauh.Setibanay Abuya dan rombongan di masjid Kampung Pauh.Setibanya Abuya bersama rombongan di masjid dan muazzinmulai azan pertama.Setelah azan dan jamaah melaksanakan dua rakaat Shalat sunat qabliyah.
ABUYA BERKHUTBAH
Setelah Abuya naika mimbar dan memberi salam lalu beliau duduk ,kemudian azan kedua dimulai dan setelah azan kedua selesai Abuya bangun menyampaijan khutbahnya
Kaifiat khutbahnya ;Mula-mula Abuya menyampaikan serangkaian nasehat dan petunjuk agama pada masalah yang dihadapi oleh masyaradat muslimindengan bahasa Indonesia.Kemudian baru Abuya memulaimembaca khutbah yang pertama dalam bahasa arab penuh,tanpa campuran dengan bahasa Indonesia.Lalu Abuya duduk antara dua khutbah dan selanjutnya beliau bangun untuk membaca khutbah yang kedua hingga selesai .
SHALAT JUM`AT
Abuya mengumami shalat jum`at sebagaiman yang ma`ruf dilakukan oleh kaum Ahlus sunnah Wal Jama`ah .Selesai Shalat jum`at ,Abuya dan rombongan kembali ke rumah kediamannya di Kampung Pauh dan makan siang.Kami rasa perluu dicatat kaifiat Abuya makan.Setelah selesai hidanganmakanan dihidangkan,penulis melihat piring makanan yang disediakan dihadapan Abuya lebih besar dari pada piring makanan yang lain dan daitas mkanan itu telah dibubuhi lauk pauknya.Lalu para hadirin dipersilahkan untuk memulainya.penulis memperhatikan dengan sungguh-sungguh kaifiyat Abuy makan .Ia memulai dengan Basmalah lalu memegang makanan yang tersediai dihadapannya,sesuap Abuya memulai makan,berceritalah ia tentang keramat para Shahabat dan rahmat tuhan kepad para aulia –auliaNya sambil beliau menyuapkan makanan ke mulutnya dengan suapan kecil.Demikianlah santapan makanan berjalan,jam`ah mendengarkan cerita Abuya sambil menyuapkan makanan seperluanya.Sedang Abuya asyik bercerita dan tidak pernahmenghadap ke piring makanan yang ada dihadapannya,seakan akan kita melihat makanan yang ia makan itu bukan untuk kenyang akan tetapai sekedar hilang lapar saja.pada saat Abuya meliahat jama`ah sekelilingnya sudah merasa puas dengan makanan dihapannya lalu Abuya membasuh tanganny adan diikuti oleh para jama`ah sekaligus cerita Abuya di akhiri.Selanjutnya penulis memperhatikan makanan yang masih banyak tersisa dihadapan Abuya diangkat dan seterusnya panitia membagi-bagikan sebagia mengambil berkah dari makanan tersebut.Demikianlah penulis memperhatiak kaifiat makn Abuya,bukan saja pada tempat ini tetapai juga pada tempat yang laian juga demikian,bukan satu kali tetapi puluhan kali selama penulis mengikuti rombongan Abuya.Maka dapat dikatakan bahwa rohaniyah Abuya sudah cukup kenyang,oleh karena itu kenyang jasmaninya tidak diperhitungkan,sehingga dapat kita lihat Abuya tidak begitu serius menghadapi makanan.Setelah upacara makan bersama berakhir,abuya beristirahat dan para jama`ah bubar munuju ketempatnya masing – masing.
SHALAT `ASHAR(HARI JUM`AT)
Setelah Shalat `Ashar berjam`ah dilaksanakanserta wirid-wird dan doanya,Abuya duduk istirahat bersama jam`ah seraya memberikan ceramah ringan.Dalam kempatan ini pula Abuya meneriam tamu-tamunya yang berkunjung untuk menemuinya.acara ini sampai menjelang waktu shalat maghrib.
SHALAT MAGHRIB(MALAM SABTU)
Seusai Shalat maghrib dan doanya,Abuya istirahat sampai waktu shalat isya.Selanjutnya wazifah Abuya setelah shalat Isya sampai jam istirahat hampir bersamaan dengan wazifahnya pada malam jum`at.
SHALAT SHUBUH (HARI SABTU)
Seusai Shalat Shubuh berjama`ah bersamaan dengan wirid dan doanya ,jamaah meninggalkan mushalla. Abuya melanjutkan wiridnya sebagaimana biasanya sampai ± jam 10.00 siang.Disinilah Abuya istirahat dan mengasuh untuk mengisikan waktu selanjutnya,kemudian Abuya bersama pengikut menuju kesebuah Madrasah Tarbiyah yang terletak di kedai Labuahan Haji yang jauhnya ±1/2km,untuk memberi ceramah tauhid khusus dalam bidang naïf dan istbat ,yang mana sebelumnya telah berkumpul murid-murid yang dekat maupun yang jauh untuk mengikuti ceramah tersebut.Lalu Abuya memulai kuliahnya dengan membaca sebaris dua kitab yang menyangkut dengan masalah tauhid yang akan dibahaskan.Majlis ini dibebaskan soal jawab dan masing masing para hadirin juga dibenarkan mengeluarkan pendapatnya,sehingga sewaktu-waktu majlis ta`lim ini menjadi forum diskusi yang hangat.Majlis ini berlalu sampai jam 01.00 siang.Setelah majlis ini ditutup dengan doa,Abuya dan pengikutnya menuju ke Masjid Kampung pauh untuk melaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah dan seusai Shalat Dhuhur beserta wiridnya abuya menuju kerumah kediamannya kembali untuk makan siang bersama.Selanjutnya Abuya bersiap siap untuk kembali ke Darussalam.Dan Abuya berangkat bersama pengikutnya menuju Darussalam,Abuya tiba diDarussalam menjelang ashar.
SHALAT `ASHAR(HARI SABTU)
Seuasai Shalat `ashar bersama dengan wirid-wiridnya, Abuya memasuki rumah ummi yang telah ditentukan untuk beristirahat sampai menjelang Shalat maghrib.Kemudian selanjutnya setelah shalat maghrib Abuya berwirid,biasanya sampai waktu shalat isya.
SHALAT ISYA
Setelah Shalat isya beserta wiridnya,disinilah Abuya menerima tamu-tamunya yang datang dari yang jauh maupun yang dekat,yang telah menunggu Abuya selama dua malam sebelumnya (selama Abuya di Kampung Pauh ).Acara ramah tamah ini diisikan dengan bermacam-macam persoalan agama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tamu yang hadir.Acara ini berlalau biasanya sampai jam 11.00 malam,dan Abuya beristirahat di rumah kediaman ummi yang telah ditentukan sampai menjelang waktu shubuh.


Demikianlah sebagian wazifah Abuya yang dapat saya (Tgk.Keumala)ikuti untuk waktu 7x24 jam,sedangkan wazifah yang lathifah lainnya tidakmungkin diliputi oleh sebuah pena yang amat kecil dan tintanya yang amat terbatas pula.Wazifah yang mulia sudah menjadi suatu tabiat yang melekat pada pribadi Abuya.Buktinya saya telah melihat sendiri keadaan yang demikian selama bertahun-tahun. Untuk kebenaran catatan wazifah Abuyaini, ratusan murid Darussalam dan ribuan manusia yang telah mengenal Abuya secara dekat,telah menyaksikannya sendiri secara musyahadah.Perlu diketahui bahwa wazifah Abuya ini kadangkala terjadi pergeseran pelaksanaannya justru mengingat waktu dan tempat,situasi dan kondisi.atas semua kekurangan liputan saya ini, Allah menyediakan ampunanNya kepada Tgk.Keumala.InnAllaha Ghafurur Rahim



Kejadian –kejadian yang dapat menunjuki kelebihan Abuya
1. Penyusunan struktur organisasi Darussalam
Pada satu waktu sekitar awal tahun 1953 Abuya memanggil tokoh –tokoh masyarakat yang mendukung Darussalam baik yang dekat ataupun yang jauh dan para guru guru yang ada di Darussalam beserta murid murid Bustan untuk menghadiri sebuah majlis yang diadakan di ruangan Bustanul muhaqqiqin.Setelah para hadirin lengkap hadir seluruhnya lalu Abuya membuka majlis dengan ummul Qur an, dan Abuya menamakan majlis ini dengan السلامة والنجاح سفينة ‘’ sehingga saya menamakan satu pengajian di Medan dan sekitarnya dengan nama Safinatus Salamah.Setelah Abuya menyampaikan maksud dan tujuan majlis ini dengan cara rinci,lalu Abuya menyerahkan kepada para hadirin untuk dapat menyusun struktur organissi Darussalam.Seterusnya Abuya meninggalkan majlis danmajlis mulai menyusun dan menetapkan struktur organisasi yang terdiri dari :
a. Pimpinan tertinggi Darussalam :Abuya Syekh H.Muhammad Waly Al-khalidy
b. Wakil pimpinan Darussalam :Tgk.Muhd.Yusuf.Alami
c. Sekretaris Darussalam :Tgk.Idrus Abd.Ghani
d. Ketua Dep.Keamanan :Tgk.Abdullah Tanoh mirah
e. Ketua Dep.P.U :Tgk.Basyah Lhong.
Pengamat Darussalam yang terdiri dari beberapa tokoh masyarakat ,antara lain :
1. Tgk.Nyak Diwan
2. T.Ramli Akasyah (Widana )
3. Tgk.Andan Bakongan
4. T.Usman (Camat)
Dan didukung pula oleh beberapa orang tokoh lainya.Sedangkan Depertemen lain dismpurnakan kemudian .Setelah struktur organisasi dibentuk dan ditetapkan lalu Abuya kembali masuk ke ruangan majlis untuk mengesahkan keputusan majlis tersebut.Usaha ini semua bertujuan untuk mengangkat keberadaan Darussalam ditengah tengah masyarakat kaum muslimin.
KUNJUNGAN GUBERNUR
Sekitar tahun 1954 Gubernur Sumatera utara (Medan )Mr.S.M.Amin,Residen Aceh Abd.Razak danpembesar –pembesar daerah dengan dideking oleh sebuah kompi Brimob mengunjungi Darussalam.Setibanya Gubernur dan rombongan di pintu gerbang Darussalam,kami dan rakyat sekitar telah siap menunggu kedatangan rombongan Gubernur dengan uoacara sambutan ala Darussalam.Seterusnya kami persilahkan Gubernur dan rombongan untuk mengambi tempat dikursi yang telah kami sediakan ,sedangkan diantara gubernur dan residen tersedia kursi yang masih kosong,kemudian saya (Tgk.Keumala) menjemput Abuya untuk menghadiri majlis.Setibanya Abuya dipintu ruangan,Saya berseru :’’Dengan hormat,para undangan mohon berdiri…..!Abuya masuk ruangan.Setelah Abuya menyalami Gubernur dan residen ,…..’’Para undangan mohon duduk kembali ‘’!.Seterusnya majlis dibuka oeh nya` Diwan.bapak gubernur dipersilahkan :!......
Inti sari pidato gubernur:
‘’Pemerintah sangat bersedih hati dan prihati atas meletusnya peristiwa DI/TII di Aceh ini,yang telah banyak menelan korban,baik harta benda dan nyawa maupun sarana dan prasarana lainnya.Olehkarena itu marilah kita bersama-sama bahu membahu berusaha untuk menciptakan keamanan dan kedamaian,sehingga kita dapat melaksanakan tugas sehari-hari yang menyangkut dengan agama dan Negara.Seterusnya atas nama pemerintah, gubernur menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Abuya yang telah memberikan sumbangsih yang sebesar-besarnya kepada terciptanya kembali keamanan di Aceh khususnya dan didaerah lainnya umumnya diIndonesia’’ ………………..Demikian Gubernur
Abuya dipersilahkan ‘’…….
Inti sari dari kata sambutan Abuya:
‘’Peristiwa Aceh yang dahsyat itu berasal dari salah penafsiran Nash Al-Qur an dan Hadis oleh para ulama –ulama yang telah mendukung peristiwa tersebut,oleh karenanya ,andaikata para ulama ulama itu dapat didatangkan atau datang ke Darussalam ini,InsyaAllah saya akan dapat memberikan penafsiran yang benar tentang hukum peristiwa yang sedang bergejolak.Demikian Abuya .seterusnya para hadirin beristirahat sambil minum the, lalu saya mendekati Gubernur memohon kepadanya atas nama Abuya dan murid Darussalam supaya didirikan sebuah kantor pos pembantu di Labuhan Haji ,demi kemudahan kami tentang urusan pos.Gubernur menjawab ‘’ya, saya terima dan saya laksanakan’’ .itulah kantor pos Labuhan haji .Akhirnya gubernur dan rombongan meningglakan Darussalam .
UNDANGAN PRESIDEN
Tidak lama setelah gubernur mengunjungi Darussalam ,Abuya diundang oleh presiden RI Sukarno ke Jakarta .kami rasa undangan ini sangat rapat hubungannya dengan isi kunjungan gubernur ke Darussalam.Rupanya undangan ini bukan saja kepada Abuya tetapi undangan yang sama juga ditujukan kepada tokoh –tokoh ulama yang didaerah masing masimg ada peristiwa yang sama.sekalipun tidak serupa .Diantara tokoh tokoh ulama Aceh yang diundang antaralain Abuya sendiri ,Abu Hasan Krueng kale dan beberapa oarng pengikutnya .Berangkatlah merek a melalui bandara Polonia ,Medan yang mana saya sendiri (tgk.Keumala )ikut mengantarkan mereka kebandara .Setibanya di Jakarta Abuya menemui puluhan tokoh tokoh ulama daerah yang diundang antara lain dari padang ,jawa barat ,Maluku dan lain lain .Setelah berkumpul ulama ulama di istana Negara ,lalu presiden menyatakan selamat datang dan menyampaikan maksud tujuan undangannya ,presiden berkata ‘’saya meminta kepada para ulama yang hadir untuk merumuskan nama dankeberadaan saya sebagai presiden RI.Lalu para ulama merumuskan dan sepakat atas usulan Abuya dengan nama ‘’ أولى الأمرضرورى بالشوكة ‘’.Setelah memutuskan nam ynag disepakati ,lalu Abuya sebagai ketua majlis melaporkan kepada presiden dan presiden menyucapkan terimakasih .Akhirnya para ulam meninggalkan istan menuju daerahnya masing-masing.Dan kepada Abuya khususnya ,Presiden menghadiahkan stu unit mesin listrik bertenaga tinggi,mesin itu dimuatkan melalui Medan melalui gubernur Sumatera Utara kedalam sebuah kapal laut.Abuya ,bupati Aceh selatan (Kamarusyid)dan saya sendiri ikut bersama-sama melalui laut menuju Aceh.Inilah satu-satunya mesin listrik didaerah Labuhan Haji.
PENGAKUAN ULAMA
Tgk.Muhammad Ali Cumat Keumala meriwayatkan sebagai berikut:
‘’Pada akhir tahun 1950 diadakan sebuah forum perdebatan besra di Mesjid Raya Kuta Raja (Banda Aceh )yang diadakan oleh panitia majlis ,ulama –ulama yang hadir dalam forum tersebut terdiri dari kaum ulama tua disatu pihak dan ulama muda dipihak yang lain.Sedangkan masalah ynag dperdebatkan terdiri dari 9 masalah termasuk bilangan rakaat Shalat Tharawih .Dipihak ulama kaum muda muncullah Tgk.Hasbiy Ash Shiddiqiy untuk mengemukakan satu demi satu masalah yang diperdebatkan,lalu ulama kaum tua dipersilahkan untuk menanggapinya .Demikian sterusnya perdebatan itu berlalu diantara mereka selama beberapa malam .Dalam pada itu,hujjah kaum tua mulai melemah sekalipun prinsipnya masih kuat .Akhirnya muncullah Abuya untuk menggapi keseluruhan masalah yang diperdebatkan dengan member dalil dan nash ynag cukup pada setiap permasalahannya,dan Abuya menerangkan asal usul perselisihan seraya beliau menunjuki orang-orang yang mendalangi timbulnya perselisihan.ألحمد لله
Kemudian Tgk.Hasbi Ash Shiddiqi memberikan komentarnya :
‘’Saya tidak berdepat dengan Tgk.H.Muh.Waly,akan tetapi saya ingin mengetahui apakah ia seorang yang alim dan bijaksana’’(Demikian riwayat Tgk.Muh.Ali Cumat)
Disamping itu perlu dicatat bahwa ulama yang hadir merasa kagum dan mengakui akan kealiman Abuya meskipun tidak diucapkan ,kecuali Abu Hasan Krueng Kalee yang mengucapkan langsung bahwa Tgk.H.Muda Wali sangat alim.(tambahan Tgk.Muh .Ali .Cumat)

KUNJUNGAN ULAMA INDIA
Salah seorang Ulama besar india berkebangsaan Pakistan mengunjungi Darussalam dekitar awal tahun 1953.Setibanya ulama ini di Darussalam,keesokan harinya ikut bersama kami ke ruangan Bustanul Muhaqqiqin untuk menurima pelajaran yang akan diberikan Abuya melalui kitab Tuhfatul muhtaj….Abuya masuk ruangan ..pelajaran dimulai dengan Abuya sendiri membaca kitab .kami memperhatikan surah kitab yang dikemukakan Abuya pada hari itu sangat tinggi,dengan cara mengkombinasikan hasil pendapat Ibnu Hajardalam surah Tuhfah dengan pendapat Muhammad Syarwany dalam hasyiah pertama Tuhfah dan duhubungkan pula dengan pendapat Ibnu Qasem pada Hasyiah Tuhfah yang kedua.Kemudian Abuya dapat mentaqrirkan dan mengeluarkan pendapatnya sehingga merupakan sebuah bentuk Hasyiah yang lain dan langsung Abuya menulis dengan tangannya pada lembaran kosong kitab Tuhfah yang ada dihadapannya .Dan tiap-tiap akhir pendapatnya Abuy amenulis إبن سالم إنتهى (Abuya sendiri).Saya memperhatikan dengan sungguh –sungguh sikap ulama ini yang duduk tidak jauh dari saya ,bahwa ia sangat merasa kagum atas pembahasan yang diuraikan Abuya pada setiap masalahyang dibacakan.Pada akhir majlis Bustan ulama tersebut sempatt memberikan kata pengakuaannya .dikatakan ‘’Saya telah mengelilingi Negara-negara Islam di Asia Tengah dan Asia Tenggara dari Pakistan ,Mesir,Makkah ,Madinah ,Yordania ,Malaysia,Indonesia tidak pernah saya dapati Kitab Tuhfah karangan Ibnu Hajar yang dijadikan sebagai mata pelajaran dii Universitas di Negara Negara tersebut ,kecuali di Darussalam ini.Dan saya belum pernah mendengar pembahasan kitab ini setinggi pembahasan yang saya peroleh di dalam Bustanul Muhaqqiqin ini.Syukran !
Akhirnya ulama India itu meninggalkan Darussalam .
KUNJUNGAN K.H.SIRAJUDDIN ABBAS
Seiring dengan kunjungan ulama India ,Darussalam dikunjungi pula oleh seorang ulama besar,pengarang ulung dan merupakan ketua Umum PERTI seluruh Indonesia dari Padang,K.H.Sirajuddin Abbas.Setibanya di Darussalam Abuya langsung menyambut K.H Siraj ini sebagaimana seorang abang menyambut adiknya yang tersayang .Demikian pula K.H. Siraj menghadapai Abuya laksana seorang adik menghadapai abang nya yang tercinta,sekalipun K.H Siraju jauh lebih tua usianya dari Abuya .Demikian pula tidak luput dari perhatian saya pada saat temu ramah dan muzakarah tentang agama yang seharusnya diterapkan dalam PERTI terlihat dalam suasana ringan dan santai.
Tiadak lama kemudian berkunjung pula seorang Ulama terkenal dari Padang yaitu Abuya Labai Sati .Kunjungan Abuya Labai Sati ke Darussalam ,Abuya sambut sebagaimana seroang murid yang disayanginya,dan abuya selalu menghormati nya dalm segala suasana.
Berselang beberapa tahun kemudian ,Abusyik Keumala sempat juga berkujng ke Darussalm untuk menemui Abuya dengan penuh khidmat dan dihormati Abuya sebagai guru besarnya .Selanjutnya Abusyik dalam sebuah pertemuan dengan Abuya menyodorkan Kitab Al Hikam yang memang sudah disediakan untuk dibaca Abuya sebagai mengambil berkat.Abuya membacakan kitab tersebut satu jumlah kalimat pada awalnya dan satu jumlah kalimat pada khatamnya dan Abuya berdoa .Setelah Abusyik meninggalkan Darussalam ,sampai dikampung Abusyik mengatakan kepada semua keluarganya yang berkumpul ;’’Waktu saya melihat Tkg.Syehk H.Muh.WAly seakan akan saya melihat sebuah gedung yang penuh dengan berbagai macam macam intan mutiara didalamnya ‘’Demikian ucapan Abusyik Keumala terhadap Abuya .

SAYA MENGETAHUI TAPI TIDAK BERANI UNTUK BERTANYA
Pada setiap tahun selama saya di Darussalam,saya melihat waktu selesai shalat idul fitri dan khutbahnya daiadakan sebuah acara ketangkasan pencak silat yang dilakaukan pasangan panglima panglima dan ditengah –tengah kumpulan massa penonto sudah disediaakana meja dan sebuah kursi untuk Abuya dan dihadapan terletak sebuah Kitab.Tidak jauh dari dari Abuya saya duduk untuk memeperhatiakn sikapp Abuya .Apabila suasana aksi pencak silat sudah memuncak dan makin seru serta perhatian penonton tertuju pada aksi pencak silat itu dan saya emusatkan perhatian terhadap Abuya ,ternyata Abuya بنفسه شغل ( bimbang dengan dirinya sendiri) dan bukan dengan aksi pencak silat itu.
MANDI ABUYA
Pada setiap pertengahan bulan Syawal Abuya turun mandi kesungai Krueng Baroe disekitar kampong Pante Gelima .sedangkan masyarakat tua muda ,laki laki ,dan perempuan sudah mengetahui ketentuan acara ini melalui informasi Tanya bertanya .Tepat waktu acara itu dilaksanakan pantai Krueng Baroe sudah penuh dengan masyarakat sejak dari jam 08.00 sampai Abuya masuk menghadairi acara tersebut.Sekitar jam 10.00 Abuya hadir ketempat acara .Abuya duduk atas kursi ditenda yang telah disediakan dan dihadapan ny asudah terletak sebuah kitab diatas meja.Acara dimulai dengan permainan pencak silat sepanjang pantai dengan penuh meriah yang disakasiakn ribuan masayrakat sekitar Labuahan Haji.Dan saya perhatikan Abuya sibuk membuka kitab dan membulak balik lembarannya.sedikitpun tidak tampak perhatiannya kepada keramaian masyarakat yang ada dihadapannya ,tetapi Abuya بنفسه شغل ,seterusnya acara makan dimulai dan mandi Abuya dilaksanakan ,sekaligus masyrakat yang hadir ikut mandi bersama ,dan berakhirlah acara ini sampai menjelang waktu azan Dhuhur.
CINCIN ABUYA
Pada jari manis tangan kanan Abuya terselip sebuah bentuk cincin suasa berbunga segi empat bujur.Cincin ini bukan saja saya yang melihatnya .akan tetapi saya yakin semua murid sudah pernah menyaksikannya.Pada suatu yang senggang saya ingi bertanya tentang hal cincin itu,tetapi tidak memungkinkan .Hal ini kecil pada hal luas pembasannya .
SAYA MENGETAHUI DAN BERANI SAYA BERTANYA
Pada tangan Abuya selalu kami melihat tersangkut buah tasbih yang tampaknya sebagai amal lazim baginya,sehingga tidak pernah ditinggal bahkan pada saat menghadap presiden kecuali pada waktu shalat ,mengajar, waktu makan ,waktu zikir khusus dan waktu mandi.Kami tidak pernah melihat Abuya memegang parang atau cangkul untuk membersihkan halaman rumahnya ,dan tidak pernah memegang martil atau gergaji untuk memperbaiki dinding rumahnya .Kami kira Abuya tidak memegang benda lain karena ia takut tertinggal buah tasbihnya .Pada suatu saat yang senggah sayay memberanikan diri untuk bertanya ;’’Abuya …..apakah hikmah kita selalu memegang buah tasbih ..?’’.Abuya menjawab dengan senyum manis ‘’Kalau kita memegang pena,teringat apa yang akan kita tuliskan ,kalau kita memegang pedang ,teringat apa yang akan kita pancungkan ,dan kalau kita memegang buah tasbih ,teringat zikir apa yang akan kita ucapkan.saya menjawab’’ Alhamdulillah jelas Abuya ’’.
SAYA MENGETAHI AKAN TETAPIA KEPADA SIAPA SAY A BERTANYA
Sebagimana saya mengetahui di pantai laut sebelah selatan batasan Darussalm tertimbun batu kerikil putih yang hampir sama ukurannya sejak Abuya mendirikan Darussalm dan dengan batu itulah paya (rawa)Darussalam ditimbun oleh ribuan murid selama bertahun tahun,karena komplek Darussalam itu 25% daratan dan 75% lainnya rawa-rawa.Komplek Darussalam sudah tertimbun rata dan Abuya pun wafat .Lalu batu batu di pantai laut pun hilang semua .Pada tahun 1978 saya dan Tgk H.Sayyid Zain Badrun serta keluarga menziarahi Abuya keDarussalam.Langsung kami datang kepinggir pantai dengan ta`ajjub (heran ) bercampur haru.Dahulunya pantai batu ,kini i berganti menjadi kuala.Sekarang kepada siapa saya bertanya …………………?
ألله أكبر لاحولا ولاقوة إلا بالله علي الغظيم ...…....
KHATIMAH
Wazifah Abuya yang mulia ini saya orbitkan kehadapan saudara saudara sekalian ,bukanlah keterangan catatan dari orang lian akan tetapi merupkan serangkaian catatan emas didalam kenangan saya sendiri yang InsyaAllah tak akan terlupakan untuk selama lamaya ,memang jarak jauh waktu saya mu`asharah dengan masa kini saya di Medan sudah ± 40 tahun .namun dalam kenangan saya terasa baru kemarin terpisah dengan Abuy ,perhatikanlah kalau kita ingin menyimpulkan seluruh kegiatan Abuya maka ternyata tersimpan kedalam 3 pokok perjuangan yaitu ;
1. Tuntut ilmu dan mengajar dengan segala macam sistemnya
2. Amar ma`ruf nahi mungkar dengan segala macam tehniknya
3. Ibadah ,berzikir dan berdoa dengan segala macam qaedah dan kaifiatnya .
Semua Wazifah Abuya yang telah kita bicarakan merupakan wazifah wazifah lahiriyah sedangkan wazifah bathiniyah belum/tidak kita bicarakan,seperti: syaja`ah Abuya ,sabarnya, tawakkalnya,tadharru`nya,zahidnya,ikhlasnya,idraknya,pahamnya,istiqamahnya,dan wazifah nafisah lainnya,karena wazifah ini hanya Allah ta`ala ynag mengetahui dan menilainya والشهادة هو الرحمن الرحيم عالم الغيب
Abuya sudah tiada ……………………..dan Abuya sudah meninggalkan contoh kepada kita semua.Mari kita ikuti jejak langkahnya menurut kemampuan dan kelayakan yang ada pada kita.Abuya sudah berangkat .Tgk.Keumala berseru Abuyaku ………Abuya kami ………….tunggulah kami .kami menunggumu .ألفاتحة الشريفة untuk Abuya …..
Medan 25 november 1997

TKG.H.SYIHABUDDIN SYAH(ABU KEULAMA)

0 komentar:

 

© 2011 ZULKARNAEN AL-PASIRI zulkapasir